Persiapan untuk mommies yang sebentar lagi menghadapi masa pubertas pada anak perempuan dan laki-laki.
Image: rahmani KRESNA on Unsplash
Adakah di antara mommies, yang sedang ada di tahapan ini? Menunggu dengan cemas, si kecil yang dulu kita timang-timang, akhirnya ada di fase masuk masa remaja. Untuk mengurangi kecemasan mommies, informasi seputar tahapan pubertas pada anak perempuan dan laki-laki berikut ini dari Psikolog Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi, bisa membantu mommies lebih siap mendampingi mereka.
Perempuan: buah dada & pinggul membesar, tumbuh bulu, tinggi badan laju pesat, menstruasi, perubahan suara, jerawat, bau badan. Dimulai biasanya usia 10-11 tahun.
Laki: badan lebih berotot, dada bidang, tumbuh bulu, tinggi badan laju pesat, perubahan suara, jerawat, mimpi basah, bau badan. Dimulai biasanya usia 11-12 tahun.
Biasanya diawali dengan mood swing, yaitu perubahan emosi yang cepat atau naik turun, mudah tersinggung, mudah bête tapi lalu ceria lagi.
Jelaskan bahwa itu normal, ajari cara membersihkan atau merawat diri, lalu alihkan fokus anak ke kemampuan diri bukan melulu penampilan.
Jelaskan saja bahwa dengan menstruasi artinya sudah punya sel telur, sudah mimpi basah artinya sudah punya sperma. Keduanya bertemu dapat menghasilkan janin/bayi. Jelaskan konsekuensi atau akibatnya apa sehingga anak tahu membatasi diri.
Baca juga: Ngobrol Tentang Pendidikan Seksual Sesuai Usia Anak
Mood swing, lebih perhatikan penampilan, butuh privasi, lebih dekat dengan teman, ikutan tren, merasa sudah besar tapi masih ingin manja juga.
Adakah bagian otak tertentu (pada laki2 dan perempuan) yang mengalami perubahan/perkembangan yang cukup pesat, seiring mereka mengalami pubertas?
Ada yang namanya prefrontal cortex, bagian ini memang berkembang terus sampai nanti usia 20 tahun. Pubertas sendiri dipicu oleh hormone pertumbuhan yang diperintah oleh otak. Otak memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan hormon pertumbuhan, antara lain yang disebut LH (luteinising hormone) dan FSH (follicle stimulating hormone).
Banyak orangtua yang belum siap ketika anaknya pubertas sehingga ini banyak memicu konflik. Orangtua menganggap anaknya masih anak-anak, di sisi lain anak ingin dianggap sudah besar. Anak yang dulunya manis penurut mungkin sekarang jadi banyak berargumen. Olahraga rutin penting bagi keduanya, baik laki-laki maupun perempuan untuk membantu menyalurkan energi selama pubertas.