Kebutuhan Nutrisi Anak Sesuai Tahapan Usia

Health & Nutrition

Mommies Daily・18 Jun 2019

detail-thumb

Ditulis oleh: Lariza Puteri

Apa, sih, patokan yang paling nyata untuk mengukur porsi makan anak sesuai usianya?

“Udah, Ma, aku kenyang,” menjadi kalimat andalan anak-anak saat mereka ingin menyudahi makan mereka. Ada pula yang kemudian menutup mulutnya rapat-rapat saat sendok mendekati mulut mereka. Saya, sih, kadang suka kasihan kalau anak sudah bilang kenyang, meskipun makanan di piring belum habis. Sehingga,  saya pun luluh untuk menghentikan acara makan. Bukankah makan yang menyenangkan tidak dilakukan dengan memaksa?

porsi makan anak sesuai usia - Mommies DailyImage: Tong Nguyen van on Unsplash

Tetapi, kejadian ini seringkali membuat saya bertanya-tanya, “Anak sudah cukup belum, sih, asupan makannya? Jangan-jangan masih kurang karena makannya jarang habis.” Itu pertanyaan pertama, ya. Pertanyaan selanjutnya, “Jangan-jangan saya terlalu ambius dalam mengambilkan makan untuk anak, sehingga terlalu banyak dan anak tak sanggup menghabiskannya.”

Salah satu kunci agar anak makan dengan porsi yang pas adalah dengan mengetahui kebutuhan gizinya per hari. Jumlahnya boleh dikira-kira, tapi tetap harus tahu patokannya. Kenapa boleh dikira-kira? Sebab, setiap bahan makanan mengandung nilai gizi yang berbeda-beda. Sehingga untuk mendapatkan jumlah yang tepat, hal ini cukup memusingkan. Lalu, kenapa harus tahu patokannya? Sebab, kebutuhan anak akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Yes, kebutuhan asupan gizi anak memang meningkat setiap usianya bertambah. Semua makanan yang masuk akan digunakan anak untuk menjalankan semua kinerja organ tubuh, untuk menghasilkan energi dan ditambah lagi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Semua kebutuhan itu diharapkan sesuai dengan yang anak butuhkan. Kekurangan salah satu atau beberapa zat gizi akan mengakibatkan ketidakseimbangan energi yang membuat berat badannya tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan. Jika keadaan ini dibiarkan, apalagi bila Mommies menyangkalnya dengan dalih, “Ah, anaknya masih aktif, kok,” maka lambat laun bisa memengaruhi tinggi badan dan perkembangannya juga.

Sebaliknya kelebihan asupan makan juga tidak disarankan. Mentang-mentang takut anak kurang asupan gizi, tak kemudian membiarkan anak makan makanan sebanyak-banyaknya. Sebab, asupan energi yang berlebihan akan diubah menjadi lemak yang merupakan investasi dari obesitas.

Jadi, seberapa besar kebutuhan gizi anak?

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, kebutuhan gizi anak adalah sebagai berikut:

Usia 3-5 tahun:

Kebutuhan energi per hari: 1600 kilo kalori.

Kebutuhan protein: 35 gram.

Usia 6-9 tahun:

Kebutuhan energi per hari: 1850 kilo kalori.

Kebutuhan protein per hari: 49 gram.

Usia 10-12 tahun:

Kebutuhan energi anak laki-laki per hari: 2100 kilo kalori.

Kebutuhan proteinnya: 56 gram.

Kebutuhan energi anak perempuan per hari: 2000 kilo kalori.

Kebutuhan proteinnya: 60 gram.

Usia 12-15 tahun:

Kebutuhan energi anak laki-laki per hari: 2475 kilo kalori.

Kebutuhan proteinnya: 72 gram.

Kebutuhan energi anak perempuan per hari: 2125 kilo kalori.

Kebutuhan proteinnya: 69 gram.

Usia 15-17 tahun:

Kebutuhan energi anak laki-laki per hari: 2675 kilo kalori.

Kebutuhan proteinnya: 66 gram.

Kebutuhan energi anak perempuan per hari: 2125 kilo kalori.

Kebutuhan proteinnya: 59 gram.

Semua angka-angka di atas, baik energi maupun protein, adalah patokan asupan makan anak dalam sehari. Jadi, bila anak berusia 3 tahun, maka ia akan membutuhkan energi sebesar 1600 kilo kalori per hari. Artinya jumlah ini akan dibagi menjadi 3-5 kali makan, yang terdiri dari 3 kali makan utama dan 2 kali snack di antara jam makan. Karena snack bersifat tambahan, umumnya hanya mengandung 100-150 kkal saja. Nah, sisanya baru dibagi 3 untuk setiap makan utama.

Contoh:

Giavana (3 tahun): Kebutuhan energi sebesar 1600 kkal, protein 35 gram.

Maka, pembagian energi dan proteinnya untuk setiap makan adalah:

Makan pagi: 430 kilo kalori

Snack pagi: 150 kilo kalori

Makan siang: 430 kilo kalori

Snack sore: 150 kilo kalori

Makan malam: 430 kilo kalori

Seperti apa contoh makanan yang mengandung 430 kilo kalori (sekali makan utama)?

Nah, di sinilah kita perlu menerapkan ilmu kira-kira, hehe. Untuk ‘menerjemahkan’ angka 430 kilo kalori menjadi makanan, kita memerlukan bantuan Daftar Bahan Makanan Penukar (DKBM). Di dalamnya tertera kandungan zat gizi berbagai bahan makanan mulai dari sumber karbohidrat, protein, sayur, buah, susu dan minyak. Karena dalam satu kali makan anak perlu mendapatkan asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, maka 430 kilo kalori dapat dibagi menjadi:

Nasi 1 porsi (1 sendok nasi)

Ayam atau daging 1 potong

Tempe atau tahu 1 potong

Sayur 1-2 sendok

Sementara untuk snack, anak bisa mengonsumsi susu sebanyak satu gelas, buah atau makanan ringan lainnya. Ajarkan pula pada anak untuk memilih snack sehat untuk membantu memenuhi kebutuhan gizinya.

Setelah tahu patokan kebutuhan gizi anak sesuai usianya, kini Mommies bisa kira-kira dalam menyiapkan makanan anak. Menyesuaikan porsi makan anak dengan kebutuhannya akan menghindari anak mengatakan, “Aku sudah kenyang, Ma,” sebelum makanan habis.