Angpao hasil silaturahmi dua hari lebaran sudah terkumpul, tapi masih bingung mau buat apa? Mulai dari awal dulu, yuk, ajarkan mereka kelola uangnya sendiri. Ssttttt, tenang! Masih bisa senang-senang, kok.
“Jordy, uang angpao kamu mau buat apa, nih, rencananya?”
“Buat traktir ayah sama bunda makan”
Hihihi, lucu banget jawaban anak lanang saya, ya, mommies. Merasa punya uang banyak, lalu ingin menyenangkan saya dan pak suami. Sebetulnya boleh aja, sih, ya. Soalnya, kan nggak ada aturan baku, uang angpao si kecil harus digunakan untuk apa. Tapi kan, lebih baik digunakan dengan bijak.
Rencana saya, mau sekalian mengenalkan konsep fungsi uang itu untuk apa. Beberapa waktu lalu, saya wawancara Mbak Ligwina Hananto, pendiri QM Financial, untuk youtube channel Mommies Daily, nah pas juga ngobrolinnya tentang uang dan anak, tapi waktu itu lebih spesifik tentang uang saku. Kata Teh Wina, sapaan akrabnya, untuk mengajarkan anak konsep uang, di QM Financial menggunakan rumus, MBMM, yaitu Menghasilkan Uang, Berbelanja, Beramal dan Menabung. Wow, justru menabung ada di urutan terakhir ya.
Kalau saya tarik teori ke dalam praktiknya, yang akan saya lakukan ke Jordy, seperti ini:
Menanamkan mind set pada anak, bahwa uang itu dihasilkan dari proses usaha. Tidak datang begitu saja turun langit, atau keluar dari mesin ATM :p. Ingatkan dia, ketika menerima uang angpao, si kecil harus silaturahmi datang ke rumah tante, lalu sama, eh dapat deh uang angpao. Atau yang saya perhatikan tradisi di setiap keluarga, anak-anak antre dulu di depan orang dewasa yang sudah menyediakan angpao. Poinnya, ingin mendapatkan sesuatu tidak bisa instan. Seperti mama dan papa yang bekerja, untuk mendapatkan uang, agar kakak dan adik bisa sekolah, dan jalan-jalan.
Ini dia bagian yang paling menyenangan, waktunya belanja! Saya rencananya, mau membebaskan Jordy beli apa saja (kecuali harganya :D), digaris bawahi harga mainan yang dia incar sesuai dengan bujet angpao yang dia punya. Pas di tokonya, biarkan anak yang melakukan proses pembayaran. Belajar interaksi dengan orang baru, juga, kan?
Poin ini, pas banget mengenalkan anak dengan bentuk emosi empati. Sesuaikan saja dengan usia anak, menjelaskan konsep beramal ini. Misalnya, saya menjelaskan ke Jordy yang usianya hampir 5 tahun, “Jordy, nanti setelah beli mainan, Jordy beramal, ya. Ngasih uang ke orang yang tidak punya uang seperti kamu.” Atau paling mudahnya, memasukkan uang amal ke kotak sedekah ke masjid untuk mereka yang membutuhkan.
Dari awal mungkin harus kita yang membuat skenarionya. Memilihkan mainan anak, yang nantinya masih menyisakan uang angpao untuk ditabung. Anak akan merasa, ada urutan proses kelola uang miliknya sendiri, dengan bantuan kita sebagai orangtuanya. Tidak lenyap begitu saja. Angpao yang meninggalkan jejak baik, akan lebih berkesan untuk anak.
-
Gimana, gimana? Sudah kebayang, ya, mommies, mengajarkan anak kelola angpaonya. Jadiii, selamat menemani si kecil ke toko mainan. Tapi, jangan mamanya yang kalap, ya! Ahahahaha.