Mulutmu adalah harimaumu, makanya ada baiknya kita berpikir berkali-kali sebelum mengatakan sesuatu yang nantinya malah membuat kita menyesal, seperti delapan kalimat ini.
Untuk saya pribadi, selama 18 tahun malang melintang di dunia kerja, kantor selalu berhasil menjadi rumah kedua bagi saya. Menjadi tempat saya menemukan sahabat bahkan ‘keluarga’ baru dalam hidup saya. Sayangnya, nggak semua orang seberuntung saya.
Ada yang merasa kantor tak lebih dari sekadar tempat mencari uang dengan begitu banyak intrik politik kotor yang membuat bekerja terasa stressful. Maka salah satu cara membuat situasi di kantor tidak terlalu membebani, dengan menjaga kalimat yang keluar dari mulut kita.
It’s not my problem …. Ketika kalimat itu keluar dari mulut kita hanya akan menunjukkan kesan bahwa kita adalah pribadi yang egois, bukan sosok yang mudah diajak bekerja sama. Kita seolah tidak peduli dengan masalah yang dimiliki oleh divisi lain. Padahal kan semua divisi tujuannya sama: untuk perusahaan.
Daripada bilang seperti itu, coba ganti dengan: Eh coba deh ngomong sama si …… (sebutkan nama orang yang memang lebih kompeten dan berkaitan).
Karena bisa jadi cara yang selama ini terbukti berhasil pada akhirnya tidak bisa lagi dilakukan karena semua sudah berubah. Dunia berubah. Maka cara berpikir kita pun perlu berubah. Dan ngotot pada cara lama hanya memperlihatkan sisi kita yang tidak fleksibel dan stuck pada jalan keluar yang sudah lama.
Daripada bilang seperti itu, coba ganti dengan: Oh kamu ada ide lain? Bisa jelaskan kenapa cara kamu terlihat lebih baik dari cara yang selama ini kita gunakan?
Walaupun kita memang merasa sudah mentok dan tak ada lagi jalan keluar, jangan pernah kita menunjukkan bahwa kita menyerah begitu saja, terlebih jika kita belum meminta bantuan orang lain. Jangan terlalu gengsi meminta bantuan.
Daripada bilang seperti itu, coba ganti dengan: Saya sedang stuck, kamu bisa bantu nggak mencari jalan keluar atau solusi lain?
Hal yang gampang di mata kita belum tentu gampang di mata orang lain. Hal yang bisa kita selesaikan dengan mudah belum tentu mudah bagi orang lain. Kalau memang semudah itu, kenapa bukan kita aja yang mengerjakan?
Daripada bilang seperti itu, coba ganti dengan: Kira-kira butuh waktu berapa lama? Kalau ….. (sebutkan waktu tertentu yang masuk akal).
Kalimat sederhana ini bisa dengan mudah membuat orang lain menjadi sakit hati atau tidak percaya diri. Meski memang cara seseorang salah, dan cara kita yang benar, kita bisa memilih kalimat yang lebih enak didengar.
Daripada bilang seperti itu, coba ganti dengan: Sejujurnya saya kurang setuju dengan cara kamu, karena beberapa alasan ini. Bagaimana menurutmu?
Kata tapi di belakang kalimat maaf menunjukkan bahwa kita mencari-cari alasan untuk menunjukkan bahwa kita tidak sepenuhnya salah.
Daripada bilang seperti itu, coba ganti dengan: Saya minta maaf, lain kali saya akan …..
Kalimat ini menunjukkan bahwa kita nggak percaya diri dan khawatir jika ide kita tidak bisa diterima oleh orang lain.
Daripada bilang seperti itu, coba ganti dengan: Saya ada beberapa ide ……
Karena artinya kita tidak bisa menentukan skala prioritas dalam hidup kita. Lebih baik di awal jelaskan seperti apa padatnya pekerjaan kita dan kapan tugas itu bisa kita selesaikan.
Daripada bilang seperti itu, coba ganti dengan: Saya bisa menyelesaikan tugas ini sekitar ……. (masukkan periode waktu yang kita sanggupi).