Surat untuk Istri yang Tertidur Pulas Saat Mengurus Anak

Dapat surat cinta pas pacaran sudah biasa, yang luar biasa ketika berkeluarga dan mendapati suami menulis surat sebagai bentuk dukungan kepada istri.

Peter Bristow, ayah asal New Zealand, mendapati istrinya tertidur pulas ketika mengurus tiga anak mereka, dua di antaranya kembar.  Peter sempat ketakutan, karena ia melihat sepasang kaki istrinya dari ambang pintu. Dalam hati bertanya-tanya, “Apakah dia masih hidup?.” Peter bisa sampai berpikir demikian karena sangat mengenal istrinya. Dia sangat aktif, hampir tidak bisa berhenti.

Saat Peter mendekati, Sarah istrinya masih bernapas. Peter menyelimutinya dan memberikan bantal. Sarah mengaku, merasakan merasakan kantuk yang sangat berat ketika mengganti popok. Memandang karpet yang ada di dekatnya seolah adalah tempat tidur yang mewah.

Ini isi surat Peter yang dia tulis di Facebook-nya, dilansir dari babyology.com.au.

Untuk semua ibu di luar sana…

Terkadang yang kalian butuhkan adalah berhenti sebentar. Istrinya saya terlihat “hancur berantakan”. Ketika mengganti popok, dan selanjutnya dia sudah tidak ada di tempat.

Saya sedang menemani anak laki-laki kami makan. Tiba-tiba semua terasa sunyi. Terlalu sunyi. Dimana Sarah? pikir saya. Dia pasti merapikan kamar anak-anak. Setelah beberapa menit, dia masih belum muncul dari kamar tidur, dan memutuskan melihat apa yang dia lakukan.

Yang saya lihat hanyalah sepasang kaki, dari ambang pintu. Jantungku mulai berdetak, dan bertanya-tanya, “apakah dia masih hidup?.” Karena biasanya istrinya saya tidak berhenti beraktivitas.

Setelah saya periksa lebih dekat. Saya merasa lega, karena dia bernapas. Segera saya ambil selimut dan memberikannya bantal.

20 menit kemudian Sarah terbangun. Dia bilang, saat mengganti popok, dia memandangi karpet seolah karpet tersebut adalah tempat tidur bulu yang mewah.

Bless you hun.

You give life 100 it was nice to see you ‘just stop.’

-

Apa yang ditulis Peter mengingatkan kita semua, menyandang status ibu nggak ada salahnya “berhenti” sebentar. Memberi ruang untuk diri sendiri. Bernapas dengan teratur, berpikir lebih runut, belajar menjadi ibu yang lebih santai. Tak diburu waktu dan tenaga, yang sebetulnya punya batas. Tinggal bagaimana kita mengatur itu semua, bukan sebaliknya, kita yang dikendalikan waktu dan terlalu menggenjot tenaga.  Sampai lupa, kita juga manusia biasa.

*Images: FB Peter Bristow