banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Ketika Anak Doyan Melahap Makanan Pedas

author

?author?29 Apr 2019

Ketika Anak Doyan Melahap Makanan Pedas

Sebetulnya boleh nggak, anak kecil makan makanan pedas? Aman nggak?

Ide tema artikel ini tercetus, karena pengalaman saya pribadi. Anak lanang saya Jordy, sejak 2 tahunan sudah bisa makan makanan pedas. Baik itu sensasi pedas yang berasal dari merica, rempah-rempahan, atau cabai yang diolah menjadi sambal. Dan sekarang di usia hampir 5 tahun, toleransi pedas dia sudah setara dengan orang dewasa.

Anak doyan makan pedas - Mommies Daily

Sempat was was, sih, pastinya. Namanya juga orangtua, ya. Nah, untuk menenangkan hati, saya coba ngobrol dengan dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya. Secara based evidence belum ada bukti ilmiah yang menyatakan kalau makanan pedas berbahaya untuk anak-anak. Dan sebaliknya, belum ada juga bukti ilmiah, kalau makanan pedas tidak berbahaya untuk anak-anak.

Kata dr. Meta sebetulnya anak suka makanan pedas, juga berkaitan dengan kebiasaan di rumah. Ada keluarga yang memang suka memasak dan melahap aneka makanan pedas. Contohnya dari orangtuanya dulu, deh. Kalau anak sering terpapar melihat orangtuanya nikmat menyantap nasi padang misalnya, ya hal yang lumrah anak jadi mau mencoba, dan akhirnya suka.

Selain itu, masih dari dr. Meta, definisi pedas setiap orang, kan, sangat subjektif. Ada yang bilang 1 cabai di bumbu gado-gadonya sudah pedas banget, ada juga yang wajib pakai cabai sampai 10, itu pun masih dibilang belum begitu pedas *HAH, gimana?. Nah, ini lah salah satu faktor, yang menyebabkan belum ada penelitian seputar anak dan konsumsi makanan pedas, karena sulit membuat definisi operasionalnya.

Meski keterangan dari dokter Meta, sudah memberikan saya pencerahan. Saya tetap memberlakukan hal-hal di bawah ini, untuk tetap menjaga kesehatan  Jordy.

1. The power of sounding!

TETAP sounding, segala sesuatu yang dimakan berlebihan pasti bikin badan sakit. Pakai metode komunikasi reflektif.

“Jordy tahu nggak, dulu ya, waktu aku seumur kamu, aku pernah sakit perut bangeett, habis makan sambal terlalu banyak. Jadinya aku harus ke dokter dan istirahat di rumah, nggak bisa main sama teman-teman di sekolah, rasanya nggak enak banget deh.”

Ceritanya nggak masalah fiktif, poinnya anak tahu ada konsekuensi logis dari setiap perbuatannya. Bonusnya, malah jdi momen ngobrol, mancing anak bertanya balik ke kita.

2. Frekuensi

Perhatikan frekuensinya. Misalnya hari ini udh makan pedas, minimal kasih jeda 3 hari deh buat perutnya “istirahat”.

3. Wajib minum air putih dan sumber serat

Asupan minum harus kencang. Saya biasanya kasih Jordy air hangat. Supaya nyaman aja ususnya. Dan biasanya kalau makanan pedas identik sama yg minyak-minyak. Nah biar meluruhkan minyaknya. Selain itu, seimbangkan dengan makan sayu dan buah yg banyak.

4. Tekstur feses

Habis buang air besar, sempatkan lihat fesesnya. IYA! Saya lihat dr dekat. Terutama teksturnya. Kalau padat, sejauh ini masih aman. Tapi kalau sudah mencret, sesaat setelah makan pedas. Itu yang wajib diwaspadai.

-

Akhirnya, segala sesuatu yang berlebih, nggak baik toh, untuk kesehatan? Jadi, yaaa, diatur sedemikian rupa saja porsinya. Kuat di lidah, belum tentu organ dalam kita kuat menahan dampak sensasi pedas.

 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS