Anak sulung saya akan UN SD minggu besok, dari tanggal 22 – 25 April 2019. Sudah tinggal hitungan sebelah jari tangan, di luar harapan yang tinggi, saya tetap tak ingin melakukan beberapa hal ini.
Mana suara para ibu yang lagi ketar-ketir menyiapkan anak untuk menjalani UN SD beberapa hari lagi? Alhamdullilah saya sudah nggak masuk ke dalam golongan yang ketar-ketir, hehehe. Bukannya percaya diri gimana sih, lebih tepatnya udah pasrah, hahaha.
Jadi, berbulan-bulan lalu, Bagus (nama anak sulung saya) sudah mulai ikutan ‘roadshow’ Try Out yang diadakan oleh pihak ketiga maupun pihak sekolah. Dan bersyukurnya, dari awal yang hasil nilainya sukses membuat kepala mama pusing (mungkin karena anaknya juga masih menyesuaikan diri dengan sistem soal HOTS) makin ke sini nilai Try Out-nya semakin menenangkan hati mama. Bahkan beberapa kali nilai TO-nya masuk peringkat pertama di kelasnya.
Nope, si mama nggak maksa kakak untuk dapat nilai 100 kok, mama hanya bilang, kalau si kakak berharap keterima di SMP tertentu, ya nilainya harus diusahakan sesuai dengan ketentuan SMP incaran. Benar dong? Mungkin ketenangan mama juga karena si kakak sudah diterima di SMP Swasta favorit.
Terlepas dari nilai TO yang membaik dan sudah diterimanya kakak di SMP favorit, saya yakin di dalam hatinya pasti si kakak juga tetap deg-degan menghadapi UN minggu besok. Pasti ada rasa khawatir jika nilainya tidak sesuai dengan hasil TO selama ini. Dan pasti juga ada rasa khawatir kalau hasil UN buruk apakah akan berdampak kepada penerimaan SMP?
Memahami segala kekhawatiran si kakak, saya pun jadi mencoba untuk tidak menambah kadar stress-nya. Saya hanya ingin dia tahu bahwa mamanya, ayahnya, tidak menuntut dia yang ajaib-ajaib. Saya tidak ingin dia tertekan. Makanya, saya nggak mau melakukan beberapa hal ini menjelang penyelenggaraan UN yang semakin dekat:
Rasa-rasanya sudah cukup berbulan-bulan anak saya mengikuti TO, pendalaman materi hingga les-les tambahan di rumah maupun di tempat bimbingan belajar. Jadi menjelang UN saya tidak akan ‘menekan’ dia untuk belajar terus menerus. Dia juga butuh rehat dari yang namanya soal-soal.
Anak saya punya hobi bermain bola dengan teman-teman di sekitar tempat tinggalnya. Dia juga punya hobi bermain PS bola dengan adiknya. Jadi, kalau weekend sebelum UN anak saya mau main sebentar, ya nggak kenapa-kenapa juga. Kita aja sebagai orang dewasa kalau dituntut bekerja terus kan juga lelah ya. Sama aja dengan anak. Jadi di antara 24 jam sehari dia mau main selama 1-2 jam, sah-sah aja kok. Kalaupun nanti dia ngajak saya ke Fun World, ya say amah ayok-ayok aja, hehehe. Asal ada batasan waktu yaaa.
Anak saya nggak harus menjadi yang terbaik untuk urusan hasil UN, cukuplah dengan nilai yang membuatnya layak lulus sehingga dia bisa melanjutkan ke SMP incaran. Saya hanya butuh dia melakukan yang terbaik yang dia bisa, bukan menjadi yang terbaik. Saya ingin anak saya belajar bahwa bukan nilai tinggi yang terpenting, tapi bahwa dia sudah melakukan yang terbaik. Do your best bukan be the best.
Jadi, mari kita beri anak kita ruang untuk lebih bernapas ya mom. Selamat ujian untuk semua anak-anak. Dan selamat bersabar untuk seluruh mommies di mana aja, hehehe.