Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ibu Bukan Superhero, Tapi Manusia!
Ditulis oleh: Rachel Kaloh
Menjadi ibu membuat kita merasakan semua hal dalam satu waktu. Rasanya bisa sabar, tapi kemudian mau gila! Ingin selalu jadi ibu yang terbaik, tapi nyatanya lebih sering stres karena merasa jadi ibu yang buruk.
Kalau selama ini banyak meme yang menggambarkan figur seorang ibu itu bak superhero karena bisa melakukan segalanya, sepertinya dalam hal ini saya agak kurang setuju, ya! Kenapa? Karena superhero itu nggak pernah bisa capek, nggak boleh menolak panggilan kapanpun dibutuhkan, dan nggak boleh kalah dalam peperangan. Ya, jelas! Mereka kan punya kekuatan alias super power yang memampukan mereka untuk melakukannya. Sedangkan seorang ibu, meski pada kenyataannya seringkali menyembunyikan kelelahan dan dituntut untuk selalu ada kapanpun dibutuhkan, tetap saja BOLEH merasa capek, WAJAR kalau sesekali kalah dalam perjuangannya, dan BOLEH sesekali menolak panggilan dengan cara meminta bantuan support system yang ada di sekelilingnya untuk menggantikan perannya.
Nggak dosa, kok, untuk mengambil time out satu menit saja di kamar mandi.
Nggak dosa, kok, kalau rumah selalu berantakan saat si kecil lagi aktif-aktifnya bermain.
Nggak dosa, kok, kalau sebagai ibu bekerja, sesekali ambil cuti buat menikmati waktu di rumah sambil masak buat si kecil atau membacakan buku cerita sebelum tidur.
Nggak dosa, kok, menitipkan si kecil di daycare.
Nggak dosa, kok, meninggalkan si kecil di rumah sama mbak.
Nggak dosa, kok, kalau berat badan masih belum kembali seperti semula hanya karena nggak punya waktu bahkan lima menit untuk olahraga.
Nggak dosa, kok, membiarkan baju kotor di lantai, piring kotor di dapur, lantai kotor nggak disapu dengan pikiran: “Toh kalau dibersihkan bakalan makan waktu berjam-jam, nanti juga bakal kotor lagi dengan mainan dan remahan biskuit si kecil yang berjatuhan di mana-mana”.
Nggak dosa, kok, menggantikan playlist nursery rhymes dengan lagu kesukaan bahkan EDM hanya untuk mengembalikan semangat sehari-hari di rumah.
Menjadi ibu membuat kita merasakan semua hal dalam satu waktu. Rasanya bisa sabar, tapi kemudian mau gila! Ingin selalu jadi ibu yang terbaik, tapi nyatanya lebih sering stres karena merasa jadi ibu yang buruk.
Padahal, ada hal yang jauh lebih penting yang harusnya kita sadari, di luar ke-baper-an kita, yaitu kita sebagai sosok yang punya peranan besar dalam kehidupan anak. Sosok ibu yang dibutuhkan anak adalah ibu yang apa adanya. Anak nggak peduli dengan keadaan fisik maupun perasaan yang sedang kita alami. Buat anak, kita adalah sosok utama yang paling ia butuhkan.
Jadi, sebagai ibu yang apa adanya, normal, kok, saat kita merasa kesulitan menjadi seorang ibu.
Saat kita dan suami jadi lebih sering berantem.
Saat kita jadi lebih menyebalkan daripada suami dan tetap merasa merekalah yang nggak bisa memahami kita.
Saat merasa ngantuk luar biasa waktu menyuapi si kecil.
Saat punya waktu untuk beresin rumah tapi memilih buat selonjoran karena terlalu lelah, alhasil rumah nggak pernah bisa bersih.
Saat kita hanya bisa mupeng melihat ibu-ibu yang punya waktu untuk nge-gym dan nyalon seharian.
Saat merasa kangen menginjak bioskop dan nonton konser, tapi saat sampai di bioskop malah nggak jadi nonton karena kangen anak.
Saat memilih nggak keramas seminggu. (Bhaay, salon!)
Saat setiap hari berkutat dengan setiap keputusan yang kita buat.
Saat kita menangis tanpa alasan (oh, yes, it’s so normal!)
Saat setiap hari merasa galau memikirkan caranya biar bisa terus kerja tanpa merasa bersalah karena ninggalin anak.
Saat kita membiarkan anak makan kerupuk, mi instan, snack ber-MSG, daripada nggak makan sama sekali.
Saat kita ngantuk berat, tapi begitu si kecil terlelap, kita masih saja mengutak-atik HP hanya untuk mengintip lagi foto-foto si kecil atau sekadar mencari hiburan dengan scrolling di Instagram.
Saat kita marah dan membentak si kecil lalu menatapnya saat ia tidur, sambil nangis menyesal.
Saat selalu ingin jadi ibu yang baik di mata anak, padahal nggak sadar bahwa di mata anak, kitalah ibu yang terbaik.
Semua perasaan ini normal, kok! Cause in the end, we, mothers, are definitely not superheroes, we are human!
Share Article
COMMENTS