Sorry, we couldn't find any article matching ''
Apa itu Global Developmental Delay Pada Anak?
Apakah Global Development Delay yang umumnya terjadi pada anak usia 0 - 18 tahun dan dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang?
Tumbuh kembang setiap anak itu unik. Capaian setiap tahapnya pun nggak bisa disamakan. Sering banget, kan, ketika sekumpulan ibu-ibu dengan anak-anak yang seusia saling membandingkan capaian tahap tumbuh kembang si kecil, lalu terdengar kalimat-kalimat berikut ini. “Eh, Abi, tuh, udah 9 bulan tapi, kok, belum babbling ya?” “Oya? Nika udah dari umur 7 bulan, lho, babblingnya.” Langsung, deh, mama si Abi panik. Kenapa capaian tumbuh kembang Abi berbeda dengan Nika, padahal usianya mirip-mirip? Sebenarnya nggak perlu panik, sih.
Setiap pulang dari Rumah Sakit setelah melahirkan, biasanya kita dibekali dengan KMS (Kartu Menuju Sehat), kan? Di dalamnya ada grafik capaian tumbuh kembang anak. Lengkap, tuh, ketika di usia 8 bulan harusnya sudah bisa apa saja. Kemudian di usia 12 bulan perkembangan motorik halus dan kasarnya harus sampai di mana. So, selama capaian tumbuh kembang anak sesuai grafik harusnya, sih, nggak perlu panik.
Baca juga:
Milestone Bayi Usia 1 - 12 Bulan
Waspadai Global Developmental Delay (GDD)
Yang bahaya sebenarnya ketika orangtua nggak ngeh kalau ada keterlambatan perkembangan global, atau yang disebut dengan Global Development Delay (GDD). GDD merupakan sebuah kondisi yang menunjukkan keterlambatan tumbuh kembang anak meliputi keterlambatan sensorik, motorik hingga intelektual. Umumnya GDD terjadi dalam rentang usia 0 - 18 tahun. 1-3% anak di dunia rata-rata mengalami GDD dan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang.
Apa, sih, penyebab dari GDD ini? Dilansir dari website IDAI, penyebab GDD bisa jadi karena gangguan genetik atau kromosom seperti down syndrome. Bisa pula terjadi karena gangguan atau infeksi susunan saraf seperti cerebral palsy, sindrom Rubella atau spina bifida. Bayi yang lahir prematur, bayi berat lahir rendah, hingga yang mengalami sakit berat di awal kelahirannya dan membutuhkan perawatan intensif menurut IDAI juga berisiko mengalami GDD kelak.
Gejala GDD
Grafik tumbuh kembang pada Kartu Menuju Sehat atau simply download di website IDAI, merupakan salah satu cara kita memantau tumbuh kembang si kecil. Tetapi untuk kasus GDD ini, ada tanda atau gejala yang bisa kita waspadai:
Perkembangan bahasa ekspresif
Anak yang mengalami GDD biasanya kurang memiliki kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda. Ini bisa terlihat pada usia 20 bulan. Orangtua juga harus waspada ketika setelah usia 24 bulan anak tidak mampu membuat frase yang bermakna. Dan ketika ia mencapai usia 30 bulan, orang tua masih tidak mengerti perkataan si kecil.
Perkembangan bahasa reseptif
Waspadai jika anak tidak merespon secara konsisten suara atau bunyi, misalnya tidak merespon ketika dipanggil. Di usia 20 bulan anak tidak mampu berbagi perhatian dan seringkali tidak menunjukkan ketertarikan pada orang lain. Setelah usia 30 bulan umumnya anak lebih suka mengulang atau membeo perkataan orang lain daripada membuat kalimat atau frase sendiri.
Perkembangan motorik kasar
Gerakan yang dibuat anak tidak seimbang, misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan tidak bisa selaras. Dan ketika bayi berusia lebih dari 6 bulan, refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) menetap. Umumnya juga anak memiliki gangguan refleks tubuh dan muncul gerakan yang tidak terkontrol.
Perkembangan motorik halus
Bayi yang mengalami GDD umumnya masih memiliki refleks menggenggam setelah usia 4 bulan. Dan di usia 1 tahun biasanya hanya 1 tangan yang mendominasi. Seringkali juga eksplorasi oral (memasukkan barang ke dalam mulut) masih sangat dominan setelah usia 14 bulan.
Perkembangan kognitif
Kita juga bisa mewaspadai adanya GDD ketika bayi di usia 4 bulan matanya sulit mengikuti gerak benda. Sementara ketika ia berusia 6 bulan, ia belum merespon sumber suara. Perhatikan juga ketika di usia 9 bulan bayi belum bisa babbling, dan belum dapat merangkai 3 kata di usia 36 bulan.
Perkembangan keterampilan sosial dan emosional
Gejala anak yang mengalami GDD juga bisa ditunjukkan ketika ia berusia 6 bulan jarang sekali tersenyum dan menunjukkan ekspresi senang lainnya. Ia pun jarang bersuara ketika mencapai usia 9 bulan, dan tidak merespon ketika namanya dipanggil saat mencapai usia 12 bulan. Anak yang mengalami GDD juga tidak menunjukkan tanda-tanda ketertarikan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Catatan tambahan, gangguan ini bisa terjadi pada salah satu aspek saja. Tapi juga bisa terjadi pada keseluruhan aspek tumbuh kembang. Apakah si kecil menunjukkan salah satu gejala atau mungkin beberapa gejala di atas? Menurut saya jangan tunda lagi, Segera buat janji dengan psikolog anak ya.
Baca juga:
Share Article
COMMENTS