Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ini Alasan Penis dan Vagina Tak Boleh Disebut dengan Istilah Lain
Masih memakai istilah lain seperti burung untuk penis dan berbagai istilah “sopan” lain untuk vagina?
Jangan ya mommies. Vagina dan penis kan anggota tubuh sama seperti mata, hidung, dan tangan. Mengenalkan anak pada anggota tubuhnya adalah pelajaran penting untuk mengajarkannya mencintai dan menjaga diri sendiri.
Menggunakan kata sebenarnya seperti penis dan vagina merupakan pendidikan seks untuk anak sejak usia dini. Semakin ia besar, pendidikan seks akan lebih mudah dipahami dengan istilah yang benar dan bukan berupa kode.
Menggunakan kode juga hanya mengukuhkan kalau penis, vagina, vulva, testikel, anus adalah hal yang tabu dan tidak boleh dibicarakan. Worst case, jika terjadi pelecehan, ia jadi ragu untuk bercerita karena menganggap pelecehan juga hal tabu.
“Menggunakan istilah yang akurat juga mempersiapkan mereka lebih baik untuk bicara lebih percaya diri tentang perubahan yang mereka alami ketika mereka tumbuh, terutama pada tenaga kesehatan atau di kondisi mereka harus belajar tentang kesehatan,” ujar sex educator Melissa Carnager pada Huffington Post.
Jangan lupa juga untuk membiasakan percakapan tentang anggota tubuh ini sebagai percakapan sehari-hari agar anak terbiasa. Terakhir, kenalkan tentang consent.
Consent atau izin ini harus dibiasakan sejak kecil dan dimulai dari orangtua sendiri. Anak umur 3 tahun sudah bisa lho diajari soal consent. Salah satunya ketika kita minta dicium atau dipeluk, kita bisa menggunakan kalimat izin seperti “mau cium ibu nggak?” bukan langsung begitu saja menciumnya.
Mommies juga bisa menggunakan buku untuk membantu mengenalkan anak pada anggota tubuhnya. Jadi yuk, kenalkan penis dan vagina pada anak sedini mungkin.
Share Article
COMMENTS