Sorry, we couldn't find any article matching ''
9 Alasan Penting untuk Mengganti Pembalut dengan Menstrual Cup
Semakin sadar pada banyaknya sampah yang kita hasilkan setiap hari, semakin merasa bersalah juga setiap kali harus membuang sampah. Apalagi dalam jumlah banyak seperti pembalut.
Kampanye zero waste ini sebetulnya sudah mulai terlihat efeknya ya. Di mana-mana orang sudah mulai membawa tas belanja dan menolak plastik, sudah banyak sekali yang membawa sedotan stainless dan botol minum, serta banyak lagi hal dalam usaha untuk meminimalisir sampah.
Bagaimana dengan pembalut? Sebetulnya ada pengganti yang sangat ramah lingkungan yaitu menstrual cup. Saya sudah pernah menulis di sini: Serba-serbi Menstrual Cup.
Tapi kayanya banyak sekali yang jijik dan takut pada menstrual cup ini ya. Termasuk saya tentunya hahahaha. Makanya biar tambah yakin, saya kemarin datang ke event Sustaination yang bertajuk “#NewPeriodIndonesia: Introduction to A Menstrual Cup” di ConClave, Jakarta Selatan.
Hadir sebagai pembicara, founder @zerowastenusantara, Agni Pratistha sebagai pemakai menstrual cup, dan dr. Riyana Kadarsari, Sp.OG yang juga sudah memakai menstrual cup selama 8 tahun.
Apa saja yang saya dapatkan dari sesi talkshow itu? Banyak! Malah saya langsung beli menstrual cup saking terpengaruhnya hahahahaha. Lagipula satu menstrual cup bisa dipakai bertahun-tahun bahkan hingga 10 tahun lebih selama tidak rusak, jadi sama sekali bukan impulsive buying.
Ini fakta-fakta yang bisa jadi alasan kita untuk berganti haluan dari pembalut ke menstrual cup.
Ramah lingkungan
Coba hitung pemakaian pembalut sekali pakai kita dalam satu kali siklus menstruasi. Kalikan 12 untuk menghitung pemakaian dalam setahun. Kalikan 40 tahun. Banyak kan?
Rata-rata setiap perempuan menghabiskan 12ribu hingga 16ribu pembalut seumur hidupnya. Bayangkan sampah yang tertumpuk dari semua perempuan seluruh dunia. Duh, ngebayanginnya emang stres sih. :(
Hemat
Harga menstrual cup dengan merek yang terdaftar di FDA (Food and Drug Administration atau BPOM-nya Amerika) itu berkisar di Rp 400-600ribu. Mahal? Coba hitung pemakaian pembalut kita selama 10 tahun. Bisa 5 hingga 6 kali lipatnya lho!
Lebih sedikit mengandung bahan kimia
Dibanding pembalut yang mengandung berbagai bahan seperti pemutih, lem, parfum, dan pelembut sehingga sering menimbulkan gatal, iritasi, dan alergi, menstrual cup ini terbuat dari 100% medical grade silicon serta BPA Free sehingga meminimalisir risiko alergi dan iritasi.
Tidak ribet
Pembalut kan biasanya kita cuci dulu ya sebelum dibuang. Ini tidak perlu sama sekali. Tinggal keluarkan dari vagina setiap 6-12 jam, buang darahnya dan pakai lagi. Kalau di rumah boleh dicuci dengan sabun dan air kemudian dimasukkan kembali ke vagina tapi kalau di tempat umum, dr. Riyana bilang tidak perlu karena toh menstrual cup itu hanya terkotori darah sendiri.
Tidak perlu disteril setiap saat
Iya tidak perlu disteril setiap kali pemakaian. Menstrual cup cukup disterilkan dengan cara direbus dengan air selama 3-5 menit setiap akhir siklus menstruasi. Setelah itu simpan dan langsung pakai saat hari mens tiba. Selama mens itu tidak perlu direbus lagi.
Tidak bau
Pembalut biasanya mengeluarkan bau tak sedap, menstrual cup tidak sama sekali. Vagina akan tetap kering karena semua darah dan cairan tertampung di sana.
Nyaman
Dari testimoni banyak sekali teman yang sudah pakai (plus para YouTubers), menstrual cup ini sangat nyaman dipakai seperti sedang tidak pakai apapun.
Bahkan bisa digunakan saat olahraga seperti berenang atau yoga. Mau head/hand stand juga tidak masalah. Saat pipis tidak akan keluar darah dan tetap aman digunakan saat pup.
Bisa digunakan bersamaan dengan IUD
Ini concern saya banget! Sebelumnya saya ragu karena takut benang IUD tertarik oleh menstrual cup saat membukanya namun tadi dr. Riyana memberikan gambar diagram vagina dan rahim dan ternyata jaraknya jauh. Kasarnya kalau penis saja tidak bisa merasakan benang atau IUD, maka menstrual cup tidak akan mengganggu IUD karena ukurannya lebih kecil dari penis. SIAP, DOK!
Bisa dipakai untuk yang belum pernah berhubungan seksual
Bagi saya, keperawanan adalah konstruksi sosial, dipengaruhi oleh budaya. Dan selaput dara (hymen) itu sangat elastis jadi pakai menstrual cup (atau tampon) belum tentu merobeknya. Iya BELUM TENTU karena bisa saja sudah robek saat kita bersepeda, yoga, dancing, apapun.
Jadi menurut dr. Riyana, boleh-boleh saja perempuan yang belum menikah pakai menstrual cup. Tidak mengubah apapun, tidak menurunkan derajatnya, dan aman. Kembali ke value masing-masing ya. Kalau tidak yakin maka jangan dipakai, kalau ragu juga lebih baik tidak usah. :)
Gimana, sudah tergoda untuk coba menstrual cup?
Share Article
COMMENTS