banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

4 Hal yang Jangan Dilakukan Saat Melihat Anak Tantrum di Tempat Umum

author

?author?07 Feb 2019

4 Hal yang Jangan Dilakukan Saat Melihat Anak Tantrum di Tempat Umum

Buat kalian yang mungkin melihat anak tantrum, tolong jangan lakukan empat hal ini yang hanya akan membuat kami, ibunya, semakin merasa tidak nyaman. 

Menyaksikan Anak Tantrum di Keramaian, Harus Gimana? - Mommies DailyImage: by Patrick Fore on Unsplash

Anak Anda tidak pernah tantrum di tempat umum? Selamaaaaat, Anda termasuk beruntung menjadi orangtua :D. Menghadapi anak tantrum rasa-rasanya sudah menjadi bagian hidup orangtua yang biasa ya, apalagi di usia-usia tertentu. Namun, jika anak kita tidak pernah tantrum di tempat umum atau mungkin kita belum menjadi orangtua jadi belum paham rasa deg deg ser menghadapi anak tantrum di tempat umum, ada hal-hal yang baiknya tidak kita lakukan sebagai empati terhadap sesama perempuan atau sesama ibu.

Coba bayangkan, sudahlah harus mengelola emosi biar nggak bablas marahin anak di depan orang banyak, secara bersamaan juga harus fokus mengamati keselamatan anak yang sedang tantrum. Nah, jangan lagi ditambah dengan hal-hal berikut ini ....

Baca juga: Kiat Menghadapi Anak Tantrum 

1. Memberi tatapan menghakimi

Ini nih yang paling sering saya lihat atau alami sendiri, zzzzz. Kami para orangtua, mana mau ngeliat anak ngambek nggak karuan di depan umum. Namanya suasana hati anak-anak, kadang tidak bisa ditebak. Pas berangkat adem ayem, sudah buat kesepakatan A-Z, eh sampai mal tersulut sesuatu, yang di luar kontrol, hingga akhirnya tantrum nggak karuan.

Jika kebetulan menemukan atau bertatapan dengan situasi seperti ini, jangan berhenti dan menjadikan momen struggling mereka menjadi tontonan. Berlalu saja, pura-pura tidak terjadi apa-apa. Dan juga jangan kasih tatapan menghakimi yang kesannya kami tidak bisa mendidik anak untuk bertingkah laku dengan baik di tempat umum.

2. Menatap dengan kasihan

Memberi tatapan kasihan, (IMHO) sama saja memosisikan orangtua ke titik paling rendah di hari “naas” itu. Pertama berkonflik dengan anak sendiri, lalu harus menerima norma sosial berupa tatapan kasihan dari netizen. Tahu nggak, di penghujung hari yang tak berpihak sama mereka, seorang ibu bisa berdiam diri sejenak di kamar mandi, untuk sekadar mengizinkan air mata mereka mengalir. FYI, sebab anak tantrum itu sangat beragam. Khusus untuk anak berkebutuhan khusus, hal ini sangat sulit sekali dihindari. “Everyone you meet is fighting a battle you know nothing about. Be kind. Always!” -NN

3. Sibuk memberi nasihat

KECUALI, mommies berada di lingkungan terdekat pasangan orangtua ini. Jika pun ini terjadi, berikan dengan nada tidak menghakimi, tidak yang sok paling tahu, atau malah jadi ikutan panik. Fokus dulu menenangkan si ibu atau ayahnya, nggak usah tanya, sodorkan dia minum air putih. Atau sekadar sentuhan di pundaknya, tanpa bicara apapun. Apalagi kalau nggak kenal, jangan berani mendekat dan tanya ada apa dengan si kecil yang sedang meronta di lantai.

4. Intervensi langsung ke anaknya

Makin banyak suara yang hilir mudik di telinga anak, makin merontalah anak itu. Biarkan papa mamanya saja yang menangani si kecil. Suara yang sudah tahunan dia kenal saja, masih berpotensi membuat anak makin ngamuk. Apalagi suara asing yang baru di kenal?!

Ada yang mau kasih masukan lainnya?

 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan