banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Anak Hobi Mengeluh atau Komplain, Hentikan dengan Cara Ini

author

annisast22 Jan 2019

Anak Hobi Mengeluh atau Komplain, Hentikan dengan Cara Ini

Salah satu keponakan saya, sangat jago komplain. Dia bisa mengeluhkan sesuatu dengan sangat serius, dengan nada sangat kecewa, lengkap dengan gesture ngambek. Bagaimana menghentikannya?

Contoh, ia bisa mengeluhkan pizza di restoran yang ia rasa kurang tebal atau mengeluh karena cuaca terlalu panas atau hujan terlalu deras. Setelah diperhatikan, memang butuh cara ekstra untuk menghadapi anak yang hobi komplain seperti ini.

bertengkar dengan anak

Anak komplain dengan berbagai alasan, untuk mengeluarkan emosi, untuk mencari perhatian, atau karena ia merasa kalah. Komplain dan mengeluh adalah hal yang wajar jika tidak berlebihan.

Ikuti cara ini untuk menghadapi si pengeluh:

1. Ajari tentang cara berbicara baik dan tidak baik

Iya, anak yang senang komplain kadang bicara sangat keras hingga menyinggung orang lain. Ajarkan ia bicara keras, bicara pelan, kapan harus digunakan serta sopan tidak sopan agar ia bisa mengelola keluhannya sendiri.

2. Dengarkan dan validasi emosinya

Duduk atau berjongkok agar mata sejajar, jangan potong omongannya, dan terima dulu semua keluhannya. Kemudian jelaskan dengan kalimat “iya ibu mengerti kamu tidak suka … TAPI kamu tidak bisa …”

Memang rasanya lebih mudah untuk membentaknya agar diam, namun membentak tidak menyelesaikan masalah dan anak biasanya akan semakin ngambek.

3. Beri pilihan

Ketika ia mulai komplain, berikan pilihan agar ia tetap merasa bisa mengambil keputusan. Misal “Iya ibu tahu kamu ingin makan es krim, tapi tidak bisa karena sudah malam. Sekarang mau baca buku cerita atau mandi dulu?”

Kenyataannya tidak akan semudah ini tapi intinya, jelaskan dan jangan mengalah pada anak.

4. Buat batas waktu

Beri tahu ia boleh mengeluh selama sekian menit, kalau perlu pasang alarm untuk mengingatkannya. Setelah itu, tegaskan padanya, mengeluh dan komplain tidak akan membuat orang memenuhi permintaannya.

5. Cari hikmah di balik kejadian

Cara ini bisa membuatnya belajar bersyukur. Contoh kalimatnya: “Iya, ibu juga tidak suka nih mengantri lama begini. Tapi kalau kita sabar mengantri, nanti kita bisa dapat rotinya, kita bisa mengobrol sambil mengantri, bisa bermain. Menurutmu kita bisa ngapain lagi sambil mengantri?”

Terdengar mudah? Praktiknya biasanya sulit ya moms. Apalagi harus konsisten mengulang hal yang sama. Tapi tidak ada salahnya dicoba. Semangat mommies!

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan