Sorry, we couldn't find any article matching ''
Melatih Anak Memecahkan Masalahnya Sendiri (3-12 tahun)
Sebagai panduan mommies mendampingi dan mengarahkan anak 3-14 tahun menyelesaikan masalahnya sendiri.
Persamaan kita orang dewasa dengan anak-anak, satu: sama-sama menghadapi masalah setiap hari. Nah, kalau kita orang dewasa sudah terlatih menyelesaikan seorang diri. Tapi bagaimana dengan anak-anak? Kita kan nggak selalu ada buat mereka, begitu juga dengan guru. Satu-satunya cara mengajarkan mereka bagaimana menuntaskan masalahnya sendiri. Harapannya ke depan, mereka bisa menjadi individu yang percaya diri, mandiri dan sukses.
Contoh yang paling mudah, menciptakan dialog ketika kita membacakan buku cerita. Menyelipkan strategi-strategi pemecahan masalah. Misalnya, yang saya lakukan, kasih tahu trik, gimana sih caranya menghadapi kalau Jordy di-bully. Seperti yang disinggung oleh biglifejournal.com berikut ini, dan disesuaikan dengan kemampuan kognitif mereka.
3-5 tahun: “Show me the hard part”
-Langkah 1: validasi bentuk emosinya
-Langkah 2: biarkan mereka memproses emosinya
-Langkah 3: pemecahan masalah
5-7 tahun: Reflect, What worked? What didn’t ?
-Langkah 1: apa yang sedang aku rasakan?
-Langkah 2: apa masalah yang sedang aku hadapi?
-Langkah 3: menggunakan solusi seperti apa, ya?
-Langkah 4: apa yang akan terjadi jika aku menyelesaikannya dengan cara A?
-Langkah 5: jadi cara yang mana yang akan aku gunakan?
7-9 tahun : Break problems into chunks
Contohnya menggunakan kasus telat ke sekolah tadi. Kita sebagai orangtua, membantu mengurutkan jadwal kegiatan sehari-hari, dengan melibatkan anak, untuk kenyamanannya. Tapi tetap, anak yang bertanggung jawab 100% menjalankannya. Kita sebatas mengingatkan jika, di tengah prosesnya anak lalai.
9-11: Creative problem solving
12+ : SODARS (Situation, Options, Disadvantages, Advantages, Solution)
Di antara mommies ada yang anaknya ada di tataran usia di atas, dan ingin berbagi cerita?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS