banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Ini Perbedaan Anak Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Riset

author

annisast09 Jan 2019

Ini Perbedaan Anak Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Riset

Kata orang, anak laki-laki lebih aktif dan agresif sementara anak perempuan cerewet dan banyak bertanya. Bagaimana kalau dilihat dari hasil riset?

Saya sendiri yang punya anak laki-laki cukup shock sih. Maklum, saya tiga bersaudara perempuan semua dan sejak kecil testimoni ibu saya tentang kami itu adalah kami bertiga anak yang cukup kalem.

Ketika Xylo lahir, sekeluarga shock karena wow anak laki-laki itu semua dipanjat ya. Semua sambil lari, naik turun tangga nggak berhenti. Tapi ternyata setelah ngobrol sama teman-teman yang punya anak perempuan, banyak juga anak perempuan yang seperti itu. Jadi tidak bisa digeneralisir. Karena dipengaruhi juga oleh bagaimana anak itu dibesarkan.

perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Dilansir whattoexpect.com, ini dia beberapa hal yang biasanya berbeda antara anak laki-laki dan perempuan:

Tentang Empati dan Emosi

Anak perempuan dinilai lebih berempati dibanding anak laki-laki. Lebih dari 100 penelitian yang membuktikan hal tersebut. Anak perempuan biasanya lebih bisa mengenali emosi orang berdasarkan ekspresi sehingga bisa lebih berempati.

Tips untuk anak laki-laki:

Nah, ini sebabnya anak laki-laki juga harusnya dikenalkan pada emosi. Diberitahu bahwa menangis itu wajar untuk mengungkapkan perasaan. Dengan demikian, seharusnya anak laki-laki juga bisa lebih berempati karena bisa mengenali emosi.

Baca juga:

Ada Alasannya Kenapa Kita Perlu Membiarkan Anak Laki-laki Menangis!

Kemampuan Spasial

Anak laki-laki dianggap lebih pintar dalam matematika atau hal-hal yang berhubungan dengan bentuk ruang, ukuran, jarak antar benda. Riset menunjukkan bahwa memang anak laki-laki lebih bisa memvisualisasikan bagaimana sebuah objek akan terlihat jika diputar dibanding anak perempuan.

Tips untuk anak perempuan:

Jangan mau kalah! Beri anak perempuan mainan blok kayu, bermain angka, main bola, dan jangan batasi permainan sebagai permainan anak laki-laki dan perempuan. Games yang fokus pada target (seperti Angry Birds) juga bisa membantu kemampuan spasialnya.

Preferensi Mainan

Benarkah anak perempuan lebih senang main boneka sementara anak laki-laki senang mobil-mobilan? Riset menunjukkan, anak perempuan yang punya hormon testosteron lebih besar, memang lebih tertarik pada mobil-mobilan.

Tips:

Mainan tidak punya gender. Sebetulnya tidak masalah sih anak perempuan main mobil-mobilan dan anak laki-laki main masak-masakan. Toh saat dewasa juga banyak laki-laki yang menjadi chef, kan?

Baca juga:

Normal Nggak Sih, Anak Laki-laki Memainkan Mainan Anak Perempuan?

Aktivitas Fisik

Anak laki-laki lebih suka berlari-lari dan melompat sementara anak perempuan cenderung kalem. Riset menunjukkan bahwa bahkan sejak di dalam kandungan, bayi laki-laki bergerak lebih banyak dibanding anak perempuan. Jadi kebanyakan memang seperti itu, bukan hanya stereotype.

Tips:

Aktivitas fisik itu baik untuk anak-anak jadi jangan dibatasi. Anak laki-laki atau perempuan tetap perlu aktivitas fisik supaya sehat.

Agresivitas

Anak laki-laki biasanya memukul saat marah, mendorong temannya, bahkan menendang atau menggigit sementara anak perempuan tidak seagresif itu. Ini disebabkan oleh hormon testosteron, jadi memang bayi laki-laki lebih agresif dari bayi perempuan. Namun tidak berarti semua anak perempuan itu kalem. Banyak juga anak perempuan di bawah usia 3 tahun yang memukul atau mendorong temannya.

Tips:

Anak harus belajar kemarahan tidak perlu dilampiaskan dengan menyakiti orang lain. Marah kemudian berteriak itu boleh, tapi menyakiti orang lain itu tidak boleh.

Kemampuan Berbicara

Anak perempuan tidak berhenti bicara, katanya. Anak perempuan juga rata-rata bisa bicara lebih dulu dibanding berjalan. Riset menunjukkan anak perempuan memang punya kosakata lebih banyak dibanding laki-laki dari usia 18 - 24 bulan. Namun kemampuan ini tetap hanya berpengaruh sebanyak 3%, yang berpengaruh hingga 50% adalah lingkungan yang mengajak anak berbicara.

Tips:

Ajak anak berbicara dan membaca buku untuk menambah kosakatanya.

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan