Sorry, we couldn't find any article matching ''
Jangan Asal Terima Donor ASI, Kenali Dulu Risikonya
Sering sekali saya melihat info donor ASI beredar di media sosial. Biasanya info itu hanya mencantumkan agama, dan ibu dalam kondisi sehat serta tidak merokok dan minum alkohol.
Saya tidak tahu persis apakah si ibu harus benar melewati tes kesehatan atau itu hanya klaimnya saja. Yang jelas, ternyata banyak yang harus diperhatikan saat menerima atau mendonorkan ASI. Bukan hanya kondisi kesehatan ibu pendonor.
Risiko donor ASI ini jelas ada. Dalam buku ASI untuk Bayi Prematur karya dr. Dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), pemberian ASI donor dapat meningkatkan risiko transimisi infeksi. Risiko ini bisa dikurang melalui screening ketat pendonor ASI dan pasteurisasi.
Sebisa mungkin, pendonor ASI juga punya bayi yang seumuran dengan bayi penerima. Ibu juga tidak boleh menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir. Tidak ada riwayat penyakit menular dan tidak punya pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit menular, menggunakan narkoba, perokok atau peminum alkohol.
Poin transfusi saya baru tahu lho. Karena dulu ASI saya berlimpah ruah dan sempat terpikir untuk mendonorkan ASI. Namun karena berbagai hal terutama dari sisi agama yang menurut saya terlalu ribet, saya akhirnya membuang sisa ASI perah itu.
Beruntung karena sebetulnya saya tidak layak jadi ibu pendonor ASI. Sebabnya saat melahirkan, sel darah merah saya kurang dan menerima transfusi darah.
Setelah menerima ASI donor, ASI itu wajib dipasteurisasi. Ini saya juga baru tahu, tapi mungkin karena saya tidak menerima ASI donor ya.
Pasteurisasi bertujuan untuk mencegah transmisi bakteri dan virus tertentu (termasuk HIV) tanpa merusak komponen nutrisi dan kekebalan tubuh dalam ASI. Pasteurisasi juga dianjurkan jika ASI berasal dari ibu yang mengalami peradanfgan payudara, luka, atau perdarahan puting.
Meski bisa jadi opsi, ASI langsung dari ibu tentu lebih baik dari ASI donor. Apalagi jika bayi prematur dan menerima ASI dari ibu dengan bayi cukup bulan. Komposisinya jadi kurang pas untuk bayi prematur.
Selain itu, pasteurisasi juga mau tidak mau menurunkian kualitas nutrisi ASI donor. Berbagai obat dan bahan kimia yang dikonsumsi ibu pun berpengaruh pada ASI yang dihasilkan.
Cukup ribet ya! Jadi siapkan diri untuk memberi ASI sejak masih hamil ya moms. Sehingga ketika anaknya lahir, semua berjalan lebih lancar dan ASI pun bisa keluar. Selamat meng-ASI-hi!
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS