Selain sama-sama seorang ibu, apa lagi persamaan kita? Senang scrolling Instagram kan tentunya?
Setelah muncul fitur story, Instagram mengalihkan dunia media sosial. Waktu-waktu yang dulu saya pakai untuk nonton YouTube, kini habis untuk Instagram Story.
Terlalu banyak waktu terbuang dan ini tidak boleh jadi keterusan. Dengan ini saya mengajak kalian semua untuk meninggalkan 5 kebiasaan buruk yang wajib dilakukan menyongsong tahun baru 2019.
Saat akhir pekan, satu jam seharusnya bisa dipakai untuk cuci piring atau jemur baju, lha ini kok mesin cuci sudah berbunyi sejak 1 jam lalu, kitanya masih saja tiduran sambil scroll Instagram. HP sampai panas hahaha.
Satu jam seharusnya sudah bisa beberes dapur, cuci piring, dan menyikat kamar mandi lho! Bisa juga untuk menyelesaikan deadline pekerjaan yang tertunda.
Instagram jadi me time? Yakin setelah scroll sekian banyak story jadi segeran dan merasa terinspirasi?
Salahkan saja Instagram Story untuk baju-baju yang belum juga terlipat dan bahan masakan yang tidak jadi termasak. Saat menonton Insta Story, bar yang menunjukkan jam di atas ponsel kita memang tak terlihat. Apalagi user experience yang membuat kita tidak perlu klik langsung ke story orang berikutnya juga membuat ketergantungan.
Perasaan baru baca story 5 orang kok tau-tau udah 2 jam? HMMM, YAKIN CUMA 5 ORANG? Baca story inspiratif? Yakin dipraktikkan bukan cuma dibaca doang lalu discreenshot dan dilupakan? :))))
Bukan mau mengingatkan tentang mom-guilt tapi seberapa sering menyuruh anak diam hanya karena kita sedang scroll Instagram? Jika terlalu sering, jangan baper lho kalau dia sudah remaja dan punya akun media sosial sendiri, dia ganti mengabaikan kita karena dia juga sibuk dengan media sosialnya sendiri.
Prioritasnya anak atau Instagram?
Belanja online bahan untuk sensory play, siapkan spot khusus di rumah dengan pencahayaan yang cukup, beli meja dulu yang kece untuk anak belajar. Eh yakin untuk anak belajar? Bukan #DemiKonten Instagram yang lebih indah?
Ketika anaknya tak mau divideo lalu kecewa, ketika anaknya berhenti bermain sebelum dapat foto yang kece lalu anaknya dipaksa main lagi sebentar. Hayooo, dipikirin lagi tujuannya!
… karena orang lain yang TERLIHAT lebih beruntung.
Keyword: TERLIHAT. Iya semua yang tampak di Instagram belum tentu mencerminkan hidup yang sebenarnya kok. Orang yang liburan terus mungkin butuh pelarian dari orangtua yang selingkuh, orang yang berpose #couplegoals mungkin butuh validasi karena hubungannya tidak seromantis itu, orang yang bajunya bagus-bagus mungkin sedang berjuang terlilit utang. Who knows?
Fokus pada diri sendiri dan lakukan hal lain dengan standar kita sendiri, jangan pakai standar Instagram!
Semoga yang masih punya kebiasaan buruk di atas dan ingin berubah, diberi pencerahan untuk mengucapkan bye Instagram, we have our real life!