Sorry, we couldn't find any article matching ''
Serba-serbi Pemberian ASI pada Bayi Prematur
Bicara ASI, saya yang pumping dengan target harian dan menyusui hingga usia 3 tahun rasanya sudah khatam. Namun ketika ditanya tentang ASI untuk bayi prematur, saya ternyata tidak tahu apa-apa.
Beruntung saya hadir dalam acara peluncuran buku “ASI untuk Bayi Prematur” yang ditulis oleh Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K). Dokter Rina merupakan ahli neonatal (keadaan dalam hari-hari pertama bayi baru lahir saat bayi sedang menyesuaikan diri dengan kondisi luar rahim) dan telah menangani banyak sekali masalah bayi prematur.
Jadi ternyata, meski sama-sama memberi ASI, ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat memberi ASI pada bayi prematur. Sebabnya perawatan bayi prematur sangat berbeda dengan bayi cukup bulan terutama terkait masalah nutrisi, perawatan, serta evaluasi berkala terhadap pertumbuhan bayi prematur yang mencakup berat dan tinggi badan untuk meminimalisir malnutrisi dan stunting.
Menurut dr. Rina, bayi prematur sebisa mungkin diberi ASI karena ASI dari ibu dengan bayi prematur mengandung kadar protein, lemak, dan zat gizi lain. Dengan demikian, ASI bisa dibilang sebagai obat bagi pertumbuhan bayi prematur. ASI juga terbukti menurunkan risiko komplikasi yang biasa terjadi pada prematuritas seperti enterokolitis nekrotikans (radang usus besar) atau retinopathy of prematurity (kelainan mata karena bayi belum cukup bulan).
"ASI sangat mudah dicerna oleh bayi prematur serta memiliki zat kekebalan tubuh yang terbukti melindungi bayi terhadap bahaya infeksi," ujar dr. Rina dikutip dari bukunya.
Refleks isap dan menelan yang belum sempurna
Bayi prematur memiliki refleks isap yang belum kuat. Bayi yang lahir pada 24 minggu biasanya baru bisa melakukan gerakan mengisap dan menelan namun belum terkoordinasi.
Bayi 30-32 minggu mulai memperlihatkan upaya mengisap yang masih lemah, di usia 32-35 minggu bayi baru mulai bisa berkoordinasi dalam mengisap, menelan, dan bernapas.
Bayi yang lebih dari 35 minggu (cukup bulan) punya refleks isap dan koordinasi yang semakin berkembang. Jadi penting bagi ibu dengan bayi prematur untuk bisa memompa ASI-nya dan memberi ASI dengan media lain.
Bagaimana dengan ASI donor?
Sebetulnya boleh saja dengan beberapa syarat. Namun ASI langsung tetap lebih baik dibanding ASI donor karena kandungannya akan lebih pas untuk bayi prematur. Apalagi ASI donor wajib dipasteurisasi sehingga bisa menurunkan kualitas ASI-nya.
ASI donor juga meningkatkan risiko infeksi pada bayi prematur karena sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna. Selain itu, ASI donor dapat terkontaminasi mikroorganisme yang tak kasat mata sehingga meningkatkan risiko transmisi penyakit infeksi seperti HIV, sitomegalovirus, hepatitis B dan hepatitis C. Di luar infeksi, berbagai obat dan bahan kimia yang dikonsumsi ibu pendonor ASI juga bisa menimbulkan efek samping pada bayi penerima ASI donor.
Jadi memang sebisa mungkin ibu hamil harus mempersiapkan diri untuk memberi ASI. Jaga gaya hidup sehat, mencari informasi sebanyak-banyaknya dan edukasi support system seperti suami dan keluarga. Sehingga ketika bayi lahir (prematur atau tidak), ibu sudah siap untuk memberikan ASI-nya.
Sampai sini saja sudah banyak info baru yang saya dapatkan. Saya pikir sama saja ASI pada bayi prematur atau cukup bulan. Untuk mommies yang mau belajar lebih banyak, bisa dapatkan bukunya di toko buku terdekat ya.
Judul buku: ASI untuk Bayi PrematurPenulis: Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K)
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Harga: Rp 89.000,-
Share Article
COMMENTS