5 Pendongeng Laki-laki Inspiratif

Ditulis oleh: Nafira Andari & Anita Desyanti

Lima sosok pendongeng laki-laki, yang peduli dengan dunia anak-anak. Bercerita berbagai tema, dengan media berbeda, disatukan dalam dunia mendongeng.  Ini dia 5 di antaranya. Mungkin salah satu namanya sudah familiar di telinga mommies.

1.Mochammad Awam Prakoso

Akrab disapa dengan sebuat Kak Awam, lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 Mei 1973. Kak Awam mengawali karier medongengnya dari aktif di dunia seni peran dan teater. Hingga akhirnya berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia hingga ke mancanegara untuk mendongeng, memberikan seminar dan juga memberikan pelatihan bagi guru dan orangtua.

Kak Awam dikenal juga sebagai pembawa acara di beberapa stasiun televisi. Dan berhasil memecahkan Rekor mendongeng selama 8 jam nonstop dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Ia biasanya mendongeng di lokasi bencana alam untuk menghibur anak-anak korban bencana dan mendatangi rumah sakit tempat pasien anak dirawat.

Baginya, mendongeng menjadi media edukasi yang paling berpengaruh untuk anak-anak, karena bisa untuk membangun karakter, seperti jujur kepada orangtua, mengantre di tempat umum, disiplin dan nilai positif lainnya. Mendongeng juga penting dan memiliki dampak besar bagi tumbuh kembang anak, karena bisa meningkatkan kemampuan mendengar, berbahasa, imajinasi, dan empati. Saat ini dia aktif dalam komunitas Kampung Dongeng yang ia dirikan pada tanggal 18 Mei 2009 di Kelurahan Kampung Sawah Ciputat, Tangerang Selatan. Kampung Dongeng adalah komunitas sosial yang melaksanakan gerakan mendongeng demi terwujudnya anak – anak Indonesia yang ceria, cerdas dan berkarakter baik.

2.Dwi Cahyadi

Kak Dwi mulai mendongeng sejak tahun 2006. Ia mendirikan Klub Dongeng Kanfas dan GePPuK yaitu Gerakan Pendongeng Peduli Kemanusiaan. Kak Dwi aktif mendongeng di berbagai tempat yang dilanda bencana, ia menghibur dan mendidik anak-anak korban bencana dengan cerita-cerita yang menarik dan memiliki banyak nilai moral. Menurutnya, kegiatan mendongeng saat ini perlu ditingkatkan lagi karena tengah bersaing dengan gadget yang dianggap anak-anak lebih menarik. Ia bersama teman – temannya membuka kelas semi-workshop kepada para ayah untuk belajar tentang cara menjadikan bercerita sebagai kegiatan yang menyenangkan. Dongeng menjadi kegiatan bonding yang menghasilkan hubungan emosional positif antara orang tua dan anaknya.

GePPuK atau Gerakan Pendongeng Peduli Kemanusiaan terbentuk pada bulan Desember 2010, para anggotanya termasuk Kak Dwi dipertemukan dalam aksi-aksi kemanusiaan dan karena adanya kesamaan misi antara satu sama lain, maka mereka memutuskan untuk melakukan aksi tersebut. Komunitas ini bertujuan agar anak-anak mengetahui manfaat lewat dongeng yang ingin disampaikan. Dengan dongeng pula, mereka mengunggah rasa anak – anak untuk menolong dengan sesama teman. Kak Dwi bersama GePPuK mempunyai program reguler #AyahBercerita untuk mengajak para ayah agar mau secara rutin meluangkan waktu untuk bercerita kepada anaknya.

3.Bahana Patria

Ayah dari gadis cilik bernama Nada (6), punya cara dongeng yang unik. Bahana (38) menggunakan boneka tangan, sebagai media menyampaikan pesan moril berupa perbedaan, berbagi, dan toleransi. “Modal” kecil ini akan sangat berguna buat kehidupan putri kecilnya dan anak-anak lain yang mendengarkan kisah dongeng Bahana.

Bermula dari kebiasaan Bahana membacakan anaknya buku sebelum tidur, yang sudah ia lakukan sejak Nada berusia setahun. “Kami memang fokus pada cerita fabel, karena selain belajar tentang berbagai jenis hewan, juga bisa mengajarkan perilaku baik yang diselipkan dalam cerita. Dari kebiasaan itu juga akhirnya saya ditantang untuk menciptakan cerita sendiri (fabel), dan ternyata bisa lebih diterima oleh Nada,” jelas Bahana lewat wawancara dengan MD melalui aplikasi what’s app.

Dipilih boneka tangan, karena Bahana merasa bosan bercerita hanya menggunakan mulut. Usahanya membuahkan hasil menggembirakan. Artinya cerita jadi lebih menarik dan interaktif. Anak bisa ikut terlibat, terlebih jika tokoh cerita lebih dari dua. Sekaligus memanfaatkan perpustaakan boneka milik anaknya, Nada.

Bahana juga menjajal kemampuannya mendongeng di CFD, sekitar Taman Bungkul, berbagi tempat dengan mobil perpustakaan keliling Surabaya, tepatnya di Jalan Darmo, Surabaya.

Cari ini sekaligus metode efektif bagi putri kecilnya, tak lagi jadi gadis pemalu. Perlahan Nada, bisa menerima kehadiran orang baru. Selain itu, di tengah kesibukannya sebagai Pewarta Foto, di KOMPAS, jika kebetulan sedang meliput ke tempat bencana. Bahana tak lupa membawa serta “pasukan” boneka tangannya, seperti yang baru-baru ini ia lakukan di Palu, Donggala. Sambil bekerja, tak lupa membawa misi kemanusiaan, yang berdampak langsung menghibur anak-anak korban bencana.

4.Mochamad Ariyo Faridh Zidni

Biasa dipanggil Kak Ariyo dikenal sebagai pendongeng yang suka sekali dengan dunia dongeng sejak masih kuliah dulu di jurusan Sastra Universitas Indonesia. Ia sering membaca buku tentang psikologi anak dan suka mencuri waktu untuk datang ke seminar diskusi dengan Kak Seto. Ia juga terinspirasi dari Kak Seto untuk mengenal dunia anak-anak terutama dongeng. Ariyo menemukan banyak orangtua yang ingin mendongeng untuk anaknya tetapi tidak percaya diri dan merasa tidak menarik ketika membacakan cerita, padahal dongeng bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, misalnya ketika sedang mengantre di supermarket, di sela waktu menunggu para orangtua bisa bercerita apapun kepada anaknya.

Ariyo tertarik dengan dongeng dan mendirikan Ayo Dongeng Indonesia karena melihat banyak orangtua yang ingin bercerita dongeng tetapi tidak mengerti bagaimana memulainya. Ariyo ingin mengajak orangtua untuk belajar dan mengenal dongeng agar menciptakan pengalaman bersama, timeless dan diingat oleh anak sampai ia dewasa. Tantangan terbesar untuk orangtua sekarang ini karena pengaruh gadge, seharusnya orangtua yang dekat dengan anak bukannya sebaliknya.

Beberapa kesulitan yang dihadapi orangtua dalam mendongeng biasanya karena susah mengatur waktu, terutama bagi mereka yang bekerja, kemudian kepercayaan diri orangtua yang merasa takut jika anaknya tidak tertarik ketika diceritakan dongeng. Solusi dari Ariyo untuk orangtua, jangan mencari waktu luang tapi meluangkan waktu untuk anak, cari tahu sebenarnya apa dongeng itu, cari dongeng yang disuka oleh orangtua terlebih dahulu karena jika orangtua suka dengan ceritanya maka ketika disampaikan ke si anak menjadi menyenangkan dengan suara, ekspresi dan bahasa tubuh yang menarik.

 5. Resha Rashtrapatiji

Pria kelahiran Jakarta, 16 Oktober 1977 ini memiliki kecintaan yang besar terhadap Indonesia. Melalui cerita menjadi salah satu metode komunikasi yang efektif untuk menanam dan membangun nilai positif pada diri anak maupun orang dewasa. Kak Resha berbagi cerita tentang pelestarian alam dan satwa langka menjadi kegiatan rutin yang dilakukan bersama anak0anak. Ia ingin supaya anak bisa melestarikan alam dan menyayangi satwa yang ada di Indonesia. Mulai dari perkotaan hingga pedesaan, ia berbagi cerita tentang cinta tanah air dan cita-cita menjadi bagian kegiatan yang dilakukannya.

Menurutnya, dengan mengemas dongeng menjadi lebih menarik maka ada pesan yang diingat oleh anaak. Kak Resha juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan GO nasional maupun internasional untuk bisa berbagi dengan anak di seluruh Indonesia. Berbagi pengalaman dan keterampilan bercerita juga dilakukannya di berbagai universitas terkemuka, serta guru dan orang tua juga ikut serta berpartisipasi dalam workshop yang ia lakukan. Bersama Rumah Cerita Anak, Kak Resha berbagi cerita ke seluruh pelosok nusantara, menyapa anak-anak nusantara dengan bahagia.

Salut buat mereka, punya ciri dan idealisme yang jadi kekuatan dan karakter masing-masing. Tetap berkarya dan menebarkan kebaikan lewat mendongeng, ya.