banner-detik
MARRIAGE

Ketika Perempuan Menjadi Breadwinner dalam Keluarga

author

annisast29 Nov 2018

Ketika Perempuan Menjadi Breadwinner dalam Keluarga

Laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Bagaimana jika ada kondisi di mana sang istri yang harus menjadi pencari nafkah tunggal?

Dulu saat saya kecil, ada seorang tetangga yang pindah rumah dari Aceh ke Bandung. Mereka pindah karena merasa kondisi tidak kondusif dengan Gerakan Aceh Merdeka.

Mereka menjual rumah di Aceh, dan datang ke Bandung hanya dengan membawa baju serta dua anak perempuan yang masih kecil-kecil. Di Bandung, mereka mengontrak rumah dan menjadi tetangga saya.

Mereka berdua berusaha mencari pekerjaan baru namun ternyata sang istri yang lebih dulu dapat pekerjaan. Bertahun kemudian, sang ayah tetap belum juga mendapat pekerjaan. Maka mereka pun bertukar peran.

Ayah di rumah mengurus rumah dan anak-anak, dari memandikan, membuat sarapan sampai mengantar sekolah sementara ibunya bekerja di sebuah perusahaan swasta.

Tentu saja jadi omongan tetangga ya karena kok bukan ayahnya yang bekerja, kasihan ibunya, kasihan anaknya, dan lain sebagainya. Padahal mereka tampak baik-baik saja lho. Malah pada akhirnya berhasil juga membeli rumah di kompleks yang sama.

sifat istri yang dibenci suami

Menurut saya, peran dalam keluarga itu kan sebuah kesepakatan. Hanya karena di seluruh dunia ayah-ayah bekerja dan ibu mengurus anak, bukan berarti semua keluarga di dunia harus melakukan itu.

Yang jelas, harus ada penghasilan tetap, siapapun yang menghasilkan. Dan berbagi peran lah dengan adil. Misal ayah bekerja ya ibu di rumah mengurus rumah dan anak. Tapi jika ibu bekerja, maka ya ayah harus tanggap mengurus rumah dan anak-anak. Jangan jadi semua ibu yang mengerjakan sementara ayah hanya duduk diam, nongkrong, atau nonton TV saja. Itu menurut saya lhooo.

Lagipula kadang yang disalahkan kan bisa jadi keadaan ya. Kondisi yang tidak memungkinkan si ayah untuk bekerja seperti misalnya di-PHK oleh perusahaan minyak. Banyak teman saya yang menganggur cukup lama karena industri minyak yang tidak sekuat dulu.

Pada akhirnya ya istri-istrilah yang tetap bekerja, ayah diam di rumah dan mengurus rumah tangga sambil mencoba mencari pekerjaan baru.

Istri jadi lebih capek? Sudah pasti.

Istri sangat mungkin jadi merasa stres karena tanggung jawab yang sangat besar. Mereka bahkan sangat mungkin bertahan di pekerjaan itu meskipun tidak bahagia. Tapi kalau dipikir lebih dalam, jika kondisinya suami yang bekerja juga sangat mungkin terjadi demikian. Suami stres karena tanggung jawab besar dan bekerja hanya karena butuh uang meski tidak bahagia.

Masalah ini juga bisa jadi pemicu keretakan dalam rumah tangga jika sang suami tidak lapang dada dan merasa ego terluka. Maklum, masalah gaji istri lebih besar saja banyak yang tidak terima kan ya apalagi harus tidak bergaji sama sekali.

Saya pernah membahas ini di IG story dan banyak lho istri yang tidak jujur soal penghasilan pada suami karena takut ego suami terluka. Jadi mereka menyembunyikan jumlah gaji sebenarnya dan hanya bilang sejumlah yang kira-kira acceptable untuk suami atau dengan jumlah yang lebih kecil dari suami.

Untuk para mommies yang berjuang menjadi breadwinner dalam keluarga, semangat ya! You are the hero!

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan