banner-detik
DAD'S CORNER

Andre Faisal: "Saya Harus Kuat Karena Tidak Ada Pilihan lain."

author

fiaindriokusumo19 Nov 2018

Andre Faisal: "Saya Harus Kuat Karena Tidak Ada Pilihan lain."

Harus kehilangan istri tercinta yang meninggal secara mendadak saat anak kedua baru berusia dua bulan. Bagaimana Andre mampu menjalani hidupnya sebagai seorang single dad?

Andre Faisal (40), harus kehilangan istri tercinta yang meninggal secara mendadak ketika anak kedua mereka baru berusia dua bulan. Di balik kesedihan kehilangan orang yang dicintai, Andre tetap harus menunjukkan kekuatannya di depan kedua anaknya, Gael Araka Dimitri (6 tahun) dan Gala Alula Kimara (1 tahun 11 bulan). Bagaimana ia melakukannya?

single dad Andre Faisal - Mommies Daily

Tips untuk pada akhirnya mampu menerima kenyataan yang terjadi?

Saat itu saya hanya mampu ikhlas dan berserah diri sama Sang Pencipta, umur tidak ada yang tahu, life is so fragile, ajal bisa menjemput kapan saja, tak perlu menunggu sakit atau tua. Tapi saya tidak mengira kalau ini akan terjadi dalam hidup saya. Jadi, tipsnya harus ikhlas & berserah diri sama Allah SWT, berusaha menjadi yang terbaik untuk anak-anak, be a man (harus kuat, karena tidak ada pilihan lain), mencoba fokus dalam bekerja or exercise (karena momen tersulit adalah pada saat pulang ke rumah dan anak-anak sudah tidur, saat sendiri itulah memori selalu datang), sering datang ke makam istri (bisa mengobati kalau kangen), lampu dalam rumah saya nyalain semua kalau lagi di rumah (somehow ini membantu biar mood nggak dark) tapi seiring berjalannya waktu, time will heal.

Bagaimana kehidupan setelah menjadi single dad?

Dulu kebetulan istri saya ibu rumah tangga, dan saya yang kerja, jadi otomatis waktu saya ketemu anak-anak lebih sedikit. Maka saya biasanya selalu menjadi Good Cop dan istri lebih strict, jadi dia berperan sebagai Bad Cop. Setelah istri wafat, akhirnya saya tahu rasanya jadi ibu itu nggak gampang dan harus super sabar. Harus dealing dengan emosi, urusan rumah, sekolah, makanan di rumah, etc. Intinya sekarang saya bisa jadi Good Cop & Bad Cop. Selebihnya teman-teman saya bilang saya jadi cerewet kayak ibu-ibu.

Bagaimana menjelaskan kepergian almarhum istri kepada anak-anak?

Anak saya yang pertama, Gael, kebetulan sudah melalui proses meninggal nya nenek saya dan nenek ibunya, dan dia pun sudah banyak pertanyaan tentang kematian. Kami selalu menjelaskan bahwa nanti akan ada kehidupan di akhirat yang jauh lebih baik dan menyenangkan, dan sekeluarga bisa berkumpul bersama lagi. Jadi waktu istri saya meninggal, saya menjelaskan bahwa sekarang mama sudah berkumpul sama yang lain (nenek dan kakek) dan sudah sama Allah juga. Jadi anak saya tahu bahwa ibunya sekarang berada di tempat yang lebih baik.

Anak saya yang kedua, Gala Alula Kimara, masih berumur 2 bulan saat ibu-nya meninggal, jadi dia belum terlalu mengerti. Setiap hari saya selalu bercerita tentang ibunya, kasih lihat foto atau video ibunya, jadi healing process- nya juga bisa lebih cepat, kita embrace kepergian almarhumah tapi tetap selalu mengenang dengan suka cita.

single dad Andre Faisal - Mommies Daily

Tiga kekhawatiran terbesar setelah menjadi single parent dan bagaimana menangani kekhawatiran tersebut?

Nomor satu saya khawatir kalau saya sendiri meninggal dan kepikiran anak-anak siapa yang mengurus, jadi saya sangat fokus sama masalah kesehatan, lebih rutin berolahraga, tidur yang cukup dan mengonsumsi makanan sehat (love fruit and vegetables). In the end, health is what we have.

Kedua, lebih giat bekerja, karena pendidikan tidaklah murah dan mengajak anak-anak pergi berlibur juga sangat penting sehingga ini semua harus disiasati dengan baik.

Terakhir, apabila saya ketemu dengan seseorang, menurut saya rintangannya akan lebih berat dibanding orang yang masih single atau yang belum ada anak. It’s in human nature to enjoy the company of others, but for single dad the process gets complicated.

Tiga hal yang pada akhirnya membuat hidup pasca kehilangan pasangan bisa 'baik-baik' saja?

Anak-anak adalah penyemangat hidup nomor satu dan ini menjadi motivasi paling besar dalam hidup. Saya justru banyak belajar dari anak-anak.

Hal kedua, selalu mengingatkan pada diri sendiri untuk bersyukur bahwa saya masih hidup dan berusaha untuk berbuat yang terbaik setiap hari. Kita tidak tahu sampai kapan kita hidup, jadi setiap hari saya selalu say “I love you”, peluk dan cium ke Gael dan Gala.

Yang terakhir adalah semangat untuk mewujudkan cita-cita yang belum tercapai, seperti salah satu contohnya impian untuk bisa keliling dunia.

Tantangan membesarkan anak sebagai seorang single parent?

Saya rasa komunikasi adalah tantangan yang terpenting. Kita sebagai orang tua harus mampu berkomunikasi dengan anak dan bahasanya pun musti yang mereka mudah pahami. Mereka pun harus bisa cerita apa saja ke saya dengan nyaman, jadi memang ada waktunya saya harus jadi orang tua, ada kalanya saya jadi teman buat mereka, dan lain sebagainya. Saya mau mereka bisa nyaman berkomunikasi dengan saya, sehingga saya bisa memantau perkembangan anak-anak (terutama pada saat nanti mereka remaja). Satu lagi, tantangan membesarkan anak perempuan tanpa ibu-nya, semoga saja saya bisa, because one day she needs to find her female role models (although they will never replace the mother she has).

Tips untuk sesama single dad di luar sana?

Menjadi single dad dan memiliki anak memang tidak mudah. Kita harus melewati masa-masa transisi di mana kepergian istri sangatlah emotionally charged and has a significant series of challenges that we could never have anticipated. Dealing with your own grief and loss while helping your children through theirs is not easy.

Jadi tipsnya:

You need to re-organize your life / your routine (saya selalu pulang kantor lebih cepat supaya bisa meluangkan waktu lebih banyak dengan anak-anak).

Selalu mencari hal positif dalam hidup (yes, your children can be those positive things.) Tapi banyak hal lain yang juga positif seperti just be grateful whether it’s work, family, health, friends, inspirations atau apa pun yang memiliki good energy di kehidupan ini.

Everyone else is having an opinion. It may be grandparents, friends, or strangers at the supermarket, but it seems everyone has an opinion about a man’s ability to raise children by himself. While there’s little that can be done about opinions, it’s best to let these things go and focus on the tasks associated with your children as opposed to the opinions of outsiders.

Lastly, no matter what, life goes on and you gotta move on.

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan