banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Mari Menjadi Ibu yang Tidak Halu

author

annisast03 Nov 2018

Mari Menjadi Ibu yang Tidak Halu

Dulu saat belum menjadi ibu, saya terus terang bingung pada orangtua yang menganggap anaknya paling pintar. Sekarang, saat sudah punya anak sendiri, saya mengerti.

Marak Hoax Penculikan, Tetap Waspada Ajarkan Anak Pertahanan Diri - Mommies Daily

Kalau soal fisik, semua orangtua pasti menganggap anaknya cantik atau ganteng. Padahal menurut orang lain sih mungkin biasa aja, hahahaha. Itu soal fisik ya dan sangat wajar kalau orangtua merasa demikian. Yang jadi concern saya justru soal kepribadian atau tumbuh kembang si anak.

Ngerti banget, anak baru bisa gambar lingkaran di umur 2 tahun, kita langsung banget mikir “Wah bakat gambar nih”. Atau waktu anak senang main perang-perangan di umur 3 tahun, kita langsung mikir “Ah cari tempat bela diri buat anak.” Nggak apa-apa juga karena tandanya kita mengenali potensi anak sejak dini.

Karena anak-anak itu kan sama aja ya. Kita suka bangga berlebihan lihat anak bisa menggambar manusia. Ketika lihat di sekolah, lho ternyata anak lain seumurannya memang bisa juga. Our kids is not that special, lol.Tapi saya banyak sekali melihat anak-anak yang sebetulnya bersikap tidak wajar tapi orangtuanya menganggap wajar karena HALU anaknya tidak apa-apa.

Contoh, pernah lihat anak mendorong anak lain?

Pernah dong ya dan wajar. Tapi dorongnya gimana sih? Paling dorong pakai satu tangan sampai si anak lain oleng lalu jatuh di tempat.

Tapi saya melihat ada seorang anak (umur 4 tahun) mendorong temannya dengan cara memegang kedua bahu anak lain kemudian mendorong jauh sampai si anak lain itu menabrak dinding. Persis orang dewasa mendorong. Menurut saya tidak wajar karena dari puluhan anak hanya dia yang begitu.

Atau ada anak yang senang menyakiti hewan. Mengikat kucing atau melakukan hal-hal lain yang menyakiti hewan. Tidak wajar karena anak lain tidak melakukan itu.

Tapi orangtuanya menganggap itu wajar. Halu nggak sih?

Menganggap wajar karena “Ah namanya juga anak-anak” atau “Emang gitu kok anaknya”. Apa nggak penasaran untuk dibawa ke dokter tumbuh kembang atau psikolog anak?

Kadang jadi orangtua kita tidak bisa subjektif. Menganggap anak tidak apa-apa padahal sudah sangat mengganggu anak lain. Menganggap wajar karena dia anak kecil padahal anak kecil lain tidak melakukan hal itu.

Jadi yuk stop halu ibu-ibu. Akui saja jika memang ada polah anak yang tidak biasa! Coba lebih peka terhadap perilaku anak yang sepertinya tidak wajar untuk anak seusianya. Kemudian konsultasi pada profesional, apa yang salah? Apa yang harus dibenahi?

Karena jika di umur 4 tahun saja sudah tahu menyakiti hewan dan dianggap wajar, apa yang akan ia lakukan di usia lebih besar? Saya tak berani membayangkan.

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan