banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Ibu Wajib Baca: Mitos Kekerasan Seksual pada Anak

author

annisast29 Oct 2018

Ibu Wajib Baca: Mitos Kekerasan Seksual pada Anak

Dari hari ke hari, banyak sekali kasus kekerasan seksual pada anak. Mirisnya, banyak mitos yang kita percaya padahal tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Dilansir dari catatan tahunan Komnas Perempuan, kekerasan seksual pada anak tercatat 2.979 kasus. Ini yang melapor karena pasti banyak sekali yang enggan untuk melapor.

kekerasan seksual pada anak

Total 21,6 juta kasus tercatat sebagai pelanggaran hak anak sepanjang tahun 2010-2014. Dari angka itu, 58% nya adalah kejahatan seksual. Sedih ya.

Apa saja mitos kekerasan seksual pada anak yang tak perlu kita percaya?

Anak perempuan lebih rentan dengan kekerasan seksual

Nyatanya, anak laki-laki atau perempuan punya risiko yang sama. Bahkan dilansir Kompas.com korban anak laki-laki justru meningkat tajam di tahun 2018 ini. Satu pelaku bisa memakan banyak korban, seperti kasus di Tangerang di mana satu pelaku melakukan kekerasan seksual pada 43 anak laki-laki.

Anak saya terlindungi karena ia hanya di rumah saja dan tidak bertemu orang lain selain keluarga

Dari data kekerasan seksual di tahun 2017, incest (pelaku orang terdekat yang masih memiliki hubungan keluarga) merupakan kasus yang paling banyak dilaporkan (1.210 kasus), kedua adalah kasus perkosaan sebanyak 619 kasus, kemudian persetubuhan/eksploitasi seksual sebanyak 555 kasus.

Jadi justru kekerasan seksual lebih banyak dilakukan oleh ayah atau paman korban. Sedih ya. :(

(Baca wawancara kami dengan Psikolog yang peduli pada isu gender, KDRT, dan child Abuse Putri Langka)

Pelaku kekerasan seksual sudah pasti laki-laki

Di Indonesia memang jarang sekali ya terdengar kasus pelaku adalah perempuan dewasa. Namun bukan tidak mungkin, predator yang melakukan tindakan pelecehan atau kekerasan seksual adalah perempuan. Selalu waspada ya moms!

Anak akan selalu bercerita jika kejadian buruk menimpanya

Anak yang menjadi korban kekerasan seksual biasanya di bawah ancaman pelaku. Anak jadi semakin takut dan pelaku semakin bebas melancarkan aksinya.

Kekerasan seksual juga memicu trauma jadi jangan abaikan jika anak tiba-tiba jadi pendiam atau berperilaku tidak seperti biasanya ya moms.

Pelaku tampak baik dan ramah pada semua orang, jangan-jangan anak berbohong?

Jangan abaikan kesaksian korban. Lakukan visum sebelum menuduh anak berbohong. Pelaku kekerasan seksual pada anak juga banyak yang memang tampak seperti orang baik sehingga tidak ada orang yang mencurigai.

Kekerasan seksual adalah pemerkosaan

TIDAK SELALU. Kekerasan seksual bisa terjadi secara fisik, menyentuh area intim atau kemaluan anak, membuat anak menyentuh kemaluan pelaku, membuat anak ikut bermain dalam permainan seksual, atau ya perkosaan.

Kekerasan juga bisa berupa non fisik. Seperti menunjukkan film porno pada anak, meminta anak berpose seksual, atau mengintip anak sedang mandi.

Kekerasan seksual lebih banyak terjadi pada ras tertentu, agama tertentu, atau kondisi ekonomi tertentu

Ini tentu tidak ya. Kekerasan seksual pada anak bisa terjadi pada siapapun, tidak memandang ras atau kondisi ekonomi. Selalu waspada dan jangan mudah percaya.

*

Laporkan kecurigaan kekerasan seksual dalam bentuk apapun ke:

KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) - (021) 319-015-56

Komnas Perempuan - (021) 390-3963

SIKAP (Solidaritas Aksi Korban Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan) - (021) 319-069-33

LBH APIK - (021) 877-972-89

Pusat Krisis Terpadu – RSCM -(021) 361-2261.

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan