Sorry, we couldn't find any article matching ''
Yuk Lebih Sayang Payudara Mulai Sekarang
Ditulis oleh: Febria Silaen
Mengingat angka perempuan berisiko terkena kanker payudara semakin tinggi dari tahun ke tahun, yuk kita lebih sayang payudara mulai sekarang. Melalui 5 cara berikut ini.
Bulan Oktober identik dengan Bulan Peduli Kanker Payudara. Sebagai perempuan tentu kesehatan payudara tidak boleh dipandang sebelah mata. Apalagi angka perempuan berisiko terkena kanker payudara semakin tinggi dari tahun ke tahun.
Sulit memang, di tengah gaya hidup penuh tantangan serba instant, tekanan pekerjaan hingga peran sebagai ibu pun bisa menjadi pemicu terganggu kesehatan payudara. Ditambah lagi rasa takut dan sungkan memeriksakan kondisi payudara. Itu yang diceritakan beberapa teman penyintas kanker payudara.
"Pas meraba payudara ada benjolan tuh malah bikin takut. Jadi nggak berani ke dokter. Dibiarkan eh malah begini kondisinya," cerita salah satu teman penyintas ketika bertemu di RS Fatmawati, sambil menunjukkan payudara yang sudah dimasektomi.
Kondisi ini membuat saya lebih peduli dengan tubuh sendiri. Jujur, saat usia belum menginjak 35, saya tidak terlalu memperhatikan kesehatan payudara. Apalagi sering mendengar, menyusui adalah salah satu cara mencegah kanker payudara. Tapi ternyata itu keliru. Menyusui bukan jaminan kita terbebas dari kanker payudara. Begitu kata dokter onkologi dalam satu seminar yang pernah saya dengar. Tidak ada benjolan dan keluhan pun bukan lantas membuat kita tenang. Pemeriksaan payudara harus rutin dilakukan apalagi untuk perempuan yang sudah berusia 30 tahun ke atas.
Beberapa hari lalu, dua teman pun bercerita, kalau mereka sudah melakukan pemeriksaan payudara.
Seorang teman bercerita, di payudaranya ada kista. Jadi perlu dilakukan pemeriksaan berkala. Setiap enam bulan sekali USG dan lima tahun sekali mamografi.
Cerita teman yang satu, setelah menunda pemeriksaan payudara beberapa waktu lalu, akhirnya dengan dukungan suami dia pun memberanikan diri. Hasilnya, ada lesi di payudaranya. Lesi adalah jaringan abnormal di tubuh. Meski tidak ganas tetapi disarankan untuk melakukan operasi pengangkatan lesi. Saya sempat bertanya kepada mereka, ada gejala atau merasa apa gitu di payudara? Mereka menjawab tidak ada. Nah, artinya memang pemeriksaan dini kondisi kesehatan payudara memang harus dilakukan.
Kita bisa memulainya di rumah dengan melakukan SADARI. Tentu semua sudah tahu SADARI. Kabarnya, dengan SADARI yang benar dan rutin, sebanyak 80 persen kanker payudara bisa ditemukan. Perempuan berusia 20 sampai 39 tahun disarankan untuk melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. SADARI dilakukan secara rutin satu bulan sekali pada hari ke-7 atau ke-10 setelah menstruasi. Jika sudah menopause, tentukanlah satu tanggal yang mudah diingat untuk melakukan SADARI setiap bulannya.
Selanjutnya ada mamografi yaitu proses pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar-X dosis rendah. Dalam pemeriksaan mamografi, payudara akan ditekan doleh dua plat untuk meratakan dan menyebarkan jaringan payudara. Mamografi tidak disarankan bagi perempuan yang belum menyusui.
Ada juga pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara disebut USG payudara. Pemeriksaan USG dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista (benjolan berisi cairan). USG biasa digunakan untuk mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mamogram dan lebih direkomendasikan pada wanita muda (di bawah usia 30 tahun).
Pemeriksaan payudara selanjutnya adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari mamografi, tetapi MRI memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi. Maksudnya, sering muncul gambaran kelainan payudara yang ternyata bukan kanker.
Lalu, PET Scan yaitu metode pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan metabolisme sel kanker. Caranya dengan menyuntikkan zat kontras lewat vena yang akan diserap oleh sel kanker. Derajat penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan derajat histologis dan potensi agresivitas tumor.
Langkah biopsi merupakan metode pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan pada payudara untuk kemudian dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya sel kanker. Ada tiga macam biopsi yang bisa dilakukan, yakni biopsi dengan jarum halus atau disebut Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB), biosi dengan membuat irisan kecil di kulit payudara dan mengambil sedikit jaringan tumor atau Core Biopsi, dan biopsi dengan melakukan bedah atau Biopsi Bedah.
FYI, perempuan yang sudah menyusui dan berusia 30 tahun ke atas harus lebih sering melakukan SADARI, USG dan Mamografi ya. Karena bukan hanya tentang mencegah kanker payudara, namun mendeteksi lebih awal adalah cara kita sebagai perempuan lebih sayang dengan payudara.
Share Article
COMMENTS