Sexting Code, deretan huruf yang kita anggap ‘hanya’ deretan huruf tanpa arti, bisa jadi memiliki makna yang membuat kita shock.
Kalau dulu kita hanya mengenal singkatan-singkatan seperti IMHO (In my Humble Opinion), YOLO (You Only Live Once) hingga FOMO (Fear of Missing Out), sekarang sebagai orangtua rasa-rasanya kita harus mencari tahu lebih jauh mengenai singkat-singkatan yang ada di kalangan anak-anak zaman sekarang.
Nggak ada maksud membuat parno, tapi hanya berjaga-jaga (cieeeeh). Karena bisa aja deretan huruf yang kita intip di layar smartphone anak kita ternyata memiliki arti yang bisa membuat kita pingsan :D.
Ini beberapa di antaranya:
CU46 : See you for sex
NIFOC : Naked in front of computer
IWSN : I want sex now
LH6 : Let’s have sex
8 : Oral sex
IPN : I’m posting naked
WTTP : Want to trade pictures?
PRON : Porn
KFY : Kiss for you
LMIRL : Let’s meet in real life
GYPO : Get your pants off
TDTM : Talk dirty to me
SUGARPIC: Suggestive or erotic photograph
KOTL: Kiss on the lips
Q2C: Quick to cum
459 Or 143: I love you
RUH : Are You Horny?
182 : I hate you
4EAE : Forever and Ever
F2F : Face to Face
PAW : Parents are watching
KPC : Keeping parents clueless
MOS : Mom over shoulder
P911 : Parent Alert
Ini hanya sebagian kecil dari banyaknya kode-kode sexting yang bertebaran, silakan deh googling sendiri, dan temukan code sexting yang lebih bervariasi.
IMHO, kalau kita melihat yang aneh-aneh di WAG atau smartphone anak, tarik napaaaas dulu jangan langsung emosi (ngemeng aja gampang Fi :D). Seperti beberapa waktu lalu saya menemukan obrolan dengan kata-kata kasar di WAG anak saya yang sulung, mulai dari k*nt*l sampai F*c*.
Aselik kaget banget! You know, di bayangan saya kan ini anak masih kecil ya, masih kelas 6 SD gitu lho, dan saya merasa mendidiknya dengan baik, jadi begitu mengetahui ada temannya yang asik-asik ngomong gitu di WAG, saya kaget luar biasa dan awalnya mau marah dan bawaannya mau negur temannya.
Tapi kebayang nggak, kalau saya ikut campur sejauh itu? Yang ada anak saya akan malu dan teman-temannya akan menjauh (mungkin).
So, berdasarkan pengalaman saya, saya mencari waktu dulu untuk diam dan mencerna, baru ajak ngobrol anak saya dengan baik-baik. Saya nggak bisa mengatur anak orang, yang bisa saya lakukan adalah menjaga, mendidik dan membentengi anak saya agar tidak terpancing atau terpengaruh.
Syuliiiit ya ibu – ibu menjadi orangtua itu, ahahahaha.