banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Saya Tidak Mengajarkan Anak untuk Selalu Berbagi

author

annisast02 Oct 2018

Saya Tidak Mengajarkan Anak untuk Selalu Berbagi

Topik berbagi rasanya sering sekali dibahas oleh ibu-ibu dengan balita. Apalagi ibu-ibu seperti saya dengan anak di daycare, dulu sering sekali saya mendapat keluhan kalau Xylo tidak mau berbagi mainan.

Saya memang tidak mengajarkannya untuk selalu berbagi ahahaha. Kita saja sebagai orang dewasa tak mau selalu berbagi kan? Ada hal-hal yang ingin kita simpan untuk diri sendiri.

Dan ini juga kayanya ada semacam sifat bawaan ya. Dulu Xylo pelit soal mainan tapi tak pernah pelit soal makanan. Kakak sepupunya malah sebaliknya, ia rajin sekali berbagi mainan (malah sampai boleh dibawa pulang) tapi makanan diminta segigit aja ngamuk.

anak-berbagi

Lagian bagi saya sendiri, konsep berbagi itu membingungkan lho. Kalau mainannya semacam Lego ya bisa dimainkan sama-sama dan berbagi. Kalau mainannya hanya satu seperti sepeda? Harus bergantian kan? Seberapa lama waktu bergantiannya?

Nah akhirnya alih-alih mengajarkannya konsep berbagi yang membingungkan itu, saya memberinya pilihan “kamu boleh tidak meminjamkan mainanmu, tapi kamu juga tidak boleh marah atau paksa kalau ada temanmu yang tidak mau meminjamkan mainannya”.

Dia tentu saja nggak langsung ngerti dong ya. Butuh sekitar 2 tahun dari awal saya kenalkan konsep itu sampai ia mau legowo soal pinjam meminjam ini.

Yang saya lakukan adalah:

1. Buat aturan yang jelas. Ya itu tadi ya, soal tidak boleh saling paksa untuk sharing.

2. Komunikasikan pada anak dengan spesifik. Bahkan bermain sepeda memang seru tapi harus meminjam dengan baik dan tidak boleh memaksa.

3. Temani anak dan alihkan pada mainan lain. Kalau anak keukeuh ingin merebut mainan anak lain, pisahkan mereka. Jauhkan, paling ngambek 5-10 menit, berikutnya pasti mau kok berganti mainan. Kecuali kalau memang dia terbiasa semua dikasih ya, akan lebih sulit jadinya.

4. Bentuk lingkungan baik. Tegur anak dengan attitude buruk dan jelaskan pada anak kita sendiri kalau yang dilakukan anak itu sesuatu yang tidak baik.

5. Otoritas ada di orangtua. Tunjukkan pada anak kalau orang dewasa adalah pengambil keputusan dan pembuat peraturan.

Saya juga tidak mau mengancam. Banyak kan orangtua yang jadinya mengancam “kalau kamu nggak mau sharing nanti kamu nggak punya temen lho!” KOK DIPAKSA YA. Saya sih emang nggak mau juga anak saya temenan sama orang suka maksa.

Ini juga sekaligus mengajarkan soal privasi. Mainan dia adalah miliknya, orang harus meminta izin jika ingin pinjam dan dia berhak menolak. Begitu juga dengan anak lain. Anak lain punya mainan yang boleh tidak dipinjamkan dan ia tak boleh paksa meminjam.

Jadi ya, saya tidak mengajarkan anak untuk selalu berbagi. Saya memberinya pilihan untuk berbagi.

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan