Searching, Film Wajib Tonton untuk Mommies yang Punya Anak Remaja

Sudah merasa kenal sama anak remaja mommies? Keadaan bisa saja berubah, setelah mommies nonton film Searching. Referensi penting untuk orangtua, soal cara brilian menyelami kehidupan mereka.

Berkisah tentang ayah yang diperankan John Cho sebagai David Kim, ia kehilangan putri satu-satunya, Sara Sohn sebagai Pamela Nam Kim. Setelah hilang 37 jam, David merasa banyak kejanggalan yang justru tidak ditemui oleh detektif yang ditugaskan memecahkan kasus hilangnya Pam.

David pun turun tangan mencari putrinya. Kuncinya hanya satu, dia mengulik laptop Pam dan social media yang anaknya gunakan beberapa bulan terakhir. Selama tahap penyelidikan yang David lakukan sendiri, film ini mengetengahkan beberapa pesan soal kedekatan antara orangtua dan anak remaja yang sedang banyak intrik. Terutama menghadapi diri mereka sendiri.

“Rambut boleh sama hitam, tapi dalamnya hati siapa yang tahu,” familiar kan dengan peribahasa ini? Tanamkan hal yang sama dengan anak-anak kita. Kalau mommies ngaku sudah sangat mengenal mereka, tunggu sampai anda nonton film Searching. Temukan banyak hal menarik dari situ. Bukan sekadar, kita hapal kegiatan mereka dari jam ke jam, makanan kesukaannya, setiap saat berkirim pesan. Jaaauuh lebih dalam dari itu.

Dalam scene tertentu, saya betul-betul tertohok dengan pernyataan dari Peter saudara David, yang diperankan Josep Lee. Peter mengingatkan ke David beberapa hal ini. Kira-kira begini bunyinya,

-“Kamu yakin segitu kenalnya dengan Pam?”

-“Les piano yang kamu minta lakukan ke Pam, sudah pernah ditanya, apakah Pam happy melakukannya?”

-“Setelah ibunya meninggal, apa kamu pernah membicarakan soal kesedihan yang kalian berdua alami?”

Si anak remaja mengaku punya sahabat? Cari tahu: siapa saja namanya, alamat rumah, nama orangtua, nomor telepon. Makin detail makin baik. Jika terjadi hal darurat, mereka  yang akan menjadi penghubung utama anda dengan anak.

Beranjak soal social media. Tidak cukup hanya berteman dengannya di social media. Dalami dengan siapa saja dia berteman. Ulik teliti, lawan jenis yang paling rajin comment di post-nya, sudah ketemu? Klik profile-nya, cari tahu lebih lanjut. Posisikan diri mommies sebagai detektif keluarga.

Jangan gengsi mencari tahu soal social media yang lagi nge-trend di kalangan anak. Libatkan anak juga, ajak dia ngobrol. Dia lagi suka sama social media apa saja sih di internet. Kan kalau mommies punya cadang ilmu yang sama, ngobrolnya nyambung. Lalu anak akan merasa satu frekuensi dengan mommies. Dia nggak akan segan berbagi cerita.

Intens berkomunikasi lewat aplikasi, nggak menjamin mommies kenal dengan anak seutuhnya. Sempatkan ngobrol tatap muka. Sentuh dia secara fisik, hadir sepenuhnya, tanpa gangguan gadget, cari tahu bentuk emosi yang sedang dia alami dari hari ke hari.