banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Mendisplinkan Anak Orang Lain, Ingat Tiga Hal Ini

author

?author?10 Sep 2018

Mendisplinkan Anak Orang Lain, Ingat Tiga Hal Ini

Ada kalanya kita terkondisikan membuat anak orang lain disiplin. Bisa saja terjadi di playground, restoran dan tempat umum lainnya.  

Siapa di antara mommies di sini yang gemas ngeliat anak di tempat umum berbuat onar? Kalau iya, saya wakili. Dan saya bukan tipe ibu yang gampang bilang, “Ya sudahlah namanya juga anak-anak.” Mau sampai kapan bicara kayak gitu? Justru seseorang yang besarnya punya perilaku dan karakter baik, dicicilnya sejak kecil.

Mendisplinkan Anak Orang Lain - Mommies Daily

Care yang ditempuh juga harus kids friendly. Kata Mbak Vera Itabiliana, Psikolog Anak dan Keluarga, setiap kali ingin menegur anak yang melakukan kesalahan, ingat persepsi: bahwa melihat anak itu sebagai makhluk yang masih belajar berperilaku, HARUS TETAP ADA DI KEPALA KITA. Sehingga ketika kita menegur anak, kita mendalaminya sebagai momen belajarnya anak.

1.Tanya dulu ke diri sendiri. Apa rasanya jika anak kita yang ditegur orang lain?

Saya pernah geram dengan anak tetangga yang mulutnya aduhai “pintar.” Kosa katanya nggak pantas dibicarakan oleh anak usia balita. Saya tegur? Iya. Tapi juga mikir, dampak ke depannya untuk anak ini. Pesan yang saya sampaikan harus kena. Dan yang paling penting, tidak meninggalkan perasaan sakit hati ke si anak. Sebelum memutuskan caranya, tanyakan dulu ke diri sendiri “Apa rasanya jika anak kita yang ditegur orang lain dengan cara A, B dan lainnya.?”

2.Jangan berasumsi semua orang tahu aturan keluarga kita

Value setiap orang itu beda, begitu juga aturan antar keluarga. Supaya nggak buang energi, kalau saya sih, selama perilaku si anak ini nggak signifikan mengganggu kenyamanan anak saya sendiri. Berdoa saja, di rumah anak dapat teguran tegas dari orangtuanya.

Atau di kasus lainnya, ketika ada beberapa anak main ke rumah saya. Sounding dari awal aturan yang kita punya. Habis main lego dibereskan lagi, tidak teriak, saling berbagi dan seterusnya.

3.Orangtuanya harus tahu

Setelah menegur dengan cara yang manusia, jangan lupa sampaikan ke orangtuanya. Seperti yang pernah Mbak Vera tegaskan, “ Etika secara umum menegur anak yang melakukan kesalahan, baik itu anak sendiri dan anak orang lain, adalah ditegur baik-baik dan disampaikan ke orangtuanya. Karena berkewajiban meluruskan dan membereskan masalah ini adalah tetap orangtuanya.”

Baca juga: Etika Menegur Anak Orang Lain yang Berbuat Salah

*Artikel ini diadaptasi dari babyology.com.au

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan