banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Ingin Anak Menjadi Selebgram? Pastikan Dulu 5 Hal Ini, Ya!

author

fiaindriokusumo05 Sep 2018

Ingin Anak Menjadi Selebgram? Pastikan Dulu 5 Hal Ini, Ya!

Mulai dari apakah mereka cukup social media material, ahahahaha, hingga apakah hati saya sebagai seorang ibu siap menerima jika anak saya dibully?

Sekarang, selebgram itu bisa dibilang pekerjaan yang menjanjikan :D. Uang yang masuk lumayan cantik menghias buku tabungan, dan bisa dikerjakan dari mana saja selama paket internet atau wifi lancar jaya bebas hambatan. Nggak heran semakin banyak selebgram bermunculan, mulai dari yang kualitasnya memang oke, keren dan profesional, sampai selebgram yang hanya sekadar ‘label’ tanpa diikuti dengan profesionalisme.

Bicara tentang rentang usia selebgram juga menarik, mulai dari bayi baru lahir hingga orangtua yang sudah sepuh bisa menjadi selebgram.

Tulisan ini saya buat karena beberapa waktu lalu, saya baru aja ngobrol-ngobrol dengan beberapa teman dari WAG yang berbeda-beda. Ternyata, lumayan banyak juga lho orangtua yang tertarik menjadikan anak-anaknya sebagai selebgram, atas nama (alasan paling receh) adalah: mendapatkan income tambahan hingga (alasan yang terlalu idealis) mengajarkan anak bekerja keras sejak dini ….. hmmmmmmm.

Nggak ada yang salah dengan niatan itu menurut saya, nggak ada yang ngelarang juga, tapi kemudian saya jadi berpikir, kalau SEANDAINYA, saya ingin mencanangkan (tsaaaah) anak-anak saya menjadi selebgram, kira-kira hal-hal apa saja yang akan saya perhatikan???

1. Saya harus memastikan kalau anak-anak saya memang social media material :p

Ahahahahahha, sungguh ini adalah hal pertama yang harus saya pastikan Apakah anak saya selucu itu untuk saya jadikan selebgram? Apakah anak saya sepintar, sekreatif, sekeren dan se-se-se lainnya untuk bisa menjadi idola dan dikagumi oleh banyak orang?? Buat saya, menjadi selebgram itu artinya harus ada hal positif yang bisa dilihat oleh para netizen dari anak saya. Nah, apakah hal positif tersebut?

2. Siapkah saya jika anak saya dibully?

Ini pertanyaan kedua yang hadir di kepala saya. Akan selalu ada dua sisi untuk segala hal, termasuk di ranah dunia maya. Akan selalu ada mereka yang mencintai, memuja dan membela, namun sudah pasti akan ada gerombolan manusia julid yang akan mencaci , menghina (dibalut atas nama memberi masukan) hingga menyudutkan anak saya. Pertanyaannya, siapkah saya sebagai ibu menerima itu semua? Tahankah saya untuk tidak membalas mencaci mereka? Mampukan saya bersikap bijaksana all the time? Saya rasa tidak. Susah emang kalau ibunya bukan mental artis yang kudu sabar dan siap menerima hujatan, ahahaha.

Baca juga:

Stop Body Shaming Bayi dan Anak Kecil

Ingin Anak Menjadi Selebgram? Pastikan Dulu 5 Hal Ini, Ya! - Mommies Daily

3. Apakah saya sanggup menjaga ego anak saya agar dia tetap memijak bumi?

Kesampingkan dulu urusan haters, mari bicara tentang para netizen baik hati yang akan selalu memuji si anak. Ketika anak-anak saya terbiasa dipuji kanan kiri, dianggap lucu, menggemaskan, pintar dan berpuluh-puluh julukan positif lainnya, apakah saya mampu membuat mereka tetap bersikap rendah hati, paham tata krama dan memastikan bahwa mereka tetap ‘menginjak’ bumi? Karena saya nggak mau ketenaran akhirnya mengubah anak saya dan membuat saya tak lagi mengenalnya di kemudian hari.

4. Apakah saya punya waktu untuk menghandle semua kesibukan?

Untuk anak di bawah umur, sudah pasti tanggung jawab ada di tangan orangtuanya, dalam hal ini mungkin ibu akan lebih berperan. Mulai dari membuat konten social media yang kreatif, menciptakan image yang diinginkan, bertanggung jawab pada sponsor, klien atau brand yang melakukan paid promote (jika si anak memang sudah mulai dilirik oleh brand) hingga mengatur jadwal mereka tanpa menganggu hak mereka untuk beristirahat, bermain dan sekolah? Saya nyaris yakin bahwa jawaban saya adalah saya tidak bisa.

5. Dan pada akhirnya, sadarkah saya bahwa ini berarti saya membiarkan anak saya ‘bekerja?’

Saya yakin, saya pasti akan berusaha semaksimal mungkin membuat hal ini menjadi menyenangkan, baik untuk saya maupun untuk si anak, but at the end of the day, I am putting them to work. Ketika jumlah follower bertambah, ketika semakin banyak produk yang ingin paid promote di akun social media anak saya, it’s not always child’s play anymore. Ketika saya meminta mereka berpose untuk menampilkan produk tertentu saat mungkin mereka tidak ingin melakukannya, these things are not natural for kids.

Of course, tidak semua urusan selebgram ini adalah jelek, ada hal-hal positif lainnya. Pada akhirnya, selama kita memikirkan kenyamanan si kecil, harusnya semua akan baik-baik saja. Karena itu yang paling penting kan? Kenyamanan anak, bukan kenyamanan kita ;).

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan