Sorry, we couldn't find any article matching ''
5 Tindakan Sederhana Orangtua Ini Bisa Membuat Anak Bahagia
Saya nggak bicara tentang lavish traveling atau mainan yang mahal, tapi tentang tindakan sederhana yang kadang lupa kita lakukan namun efeknya bisa membuat anak bahagia.
Salah satu mimpi saya (dan mungkin mimpi jutaan orangtua lain) adalah memberikan apa pun yang terbaik untuk anak-anak. Terbaik dalam hal apa? Apa saja. Dan IMHO, ini adalah mimpi yang wajar.
Saya pun (dan juga ayahnya) pada akhirnya bekerja keras, demi impian indah itu terwujud. Ketika kami bisa mencari baby sitter terbaik, membayar dokter anak terbaik, membayar premi asuransi yang mahal, mencarikan sekolah atau tempat les terbaik, menyiapkan makanan dari bahan-bahan organik hingga mengajak mereka liburan ke destinasi-destinasi yang seru, saya merasa bahagia.
Sampai kemudian terjadi percakapan antara saya dengan mama, yang mengeluhkan kesibukan kami bekerja.
“Apa yang kamu cari, Fi?” tanya mama saya.
“Saya menabung untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak Ma. Melihat mereka tidak kesulitan mendapatkan hak mereka, hak pendidikan, hak kesehatan, hak bersenang-senang, membuat saya bahagia!” jawab saya yakin.
“Membuat kamu bahagia, apa itu berarti membuat anak-anakmu juga bahagia? Apakah sama kategori bahagia mereka dengan kategori bahagia versi kamu?“ mama kembali bertanya.
Mama melanjutkan “Nggak ada yang salah jika orangtua ingin bekerja keras dan ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tapi, di luar hal-hal ‘besar’ yang kamu rencanakan untuk masa depan anak-anak, ada hal-hal kecil tapi sederhana yang dibutuhkan anak-anakmu saat ini, bukan nanti.”
Dan itu semacam tamparan buat saya.
Kadang, karena terlalu fokus dengan rencana masa depan anak, kita menjadi orangtua terlalu 'serius'. Bekerja luar biasa keras. Kemudian kita lupa dengan hal-hal sederhana yang ternyata bisa membuat anak merasa bahagia. Jauh lebih bahagia daripada mendapat mainan mahal atau liburan mewah.
Hal-hal sederhana seperti ini …..
1. Saat kita mau benar-benar mendengarkan apa yang mereka bicarakan
Tanpa distraksi dari smartphone yang hanya membuat kita sekadar mengangguk-angguk namun tatapan mata kita tidak mengarah kepada si kecil. Atau sekadar mendengarkan namun kita tidak menanggapi cerita-ceritanya. Bukan, bukan gaya mendengarkan seperti itu yang mereka butuh dari kita.
Mereka ingin kita melihat mata mereka, bereaksi, merespon setiap ucapan yang keluar dari mereka. Menciptakan obrolan dua arah, antara kita dengan si kecil. Letakkan sejenak ponsel kita, jadilah lawan bicara yang baik untuknya.
2. Saat kita sering tersenyum, tertawa dan memeluk si kecil
Jadilah orangtua yang bahagia di depan anak untuk membuat anak bahagia. Tertawalah untuk lelucon-lelucon yang diceritakan si kecil pun itu tidak lucu menurut kita. Jadilah wajah penuh senyum yang bisa dia lihat pertama kali di ketika dia bangun tidur dan wajah terakhir ketika dia pergi tidur. Peluk si kecil kapan pun kita ingin memeluk. Sederhana, nggak butuh effort, nggak menuntut sekian rupiah, namun ini membuat si kecil merasa bahwa ia dicintai oleh orangtua yang bahagia.
3. Saat kita sesekali melonggarkan aturan
Untuk tipe ibu seperti saya, yang segala sesuatu direncanakan, nomor tiga ini lumayan susah diterapkan. Ketika ada hal yang tidak berjalan sesuai aturan, saya bête. Tapi setelah dipikir-pikir, apa sih susahnya sekali dua kali melanggar aturan jika itu tidak membahayakan si kecil?
Anak nggak mandi pagi, jajan fastfood, main air lebih lama, atau sehari nggak membereskan kamar, ya sudahlah!
Melihat mata si kecil yang berbinar-binar dan senyumnya lebaaaaar banget ketika tahu kalau saya mendadak mengizinkan mereka makan mie instan? Priceless!
4. Saat kita menemani anak bermain
Menemani, bukan sekadar membelikan mainan kemudian kita biarkan dia main sendiri! Menemani, berarti kita ikut terlibat dalam kegiatan itu. Saya nggak bicara tentang bermain di luar rumah yang mungkin butuh effort untuk ibu-ibu dengan segudang pekerjaan. Saya bicara tentang bermain di dalam rumah, dengan permainan yang sederhana namun dengan keterlibatan kita di dalamnya.
Bermain perang bantal, bermain mengenal bau bumbu dapur atau salah satu favorit saya adalah bermain kreativitas dengan bantuan Kinder Joy.
Tahu kan, Kinder Joy, camilan cokelat berbentuk telur yang ketika dibuka di dalamnya ada cokelat dan juga mainan. Kenapa saya dan anak-anak senang bermain dengan Kinder Joy?
Pertama, beli camilan, sudah sekaligus dapat mainan di dalamnya. Yay!
Kedua, sudah pasti rasanya yang lezat, hehehe. Dengan 2 krim lezat: krim susu dan krim cokelat dengan 2 bola wafer yang renyah, membuat kami bisa menikmati makanan ini bersama-sama. Porsinya juga pas, nggak terlalu banyak sehingga membuat full, atau terlalu sedikit sehingga merasa kurang.
Ketiga, karena kami nggak pernah bisa menebak mainan seperti apa yang akan kami temukan di dalamnya, membuat anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Adan unsur surprise di dalamnya.
Keempat, karena jenis mainannya beragam banget (ada 90 ragam kalau nggak salah), eksplorasi kami terhadap mainan ini juga besar. Saat saya meminta anak-anak untuk berimajinasi, kira-kira mainan yang kami dapatkan bisa dibuat menjadi apa ya? Waaaah, langsung beragam imajinasi mereka. Lagi-lagi, anak pun belajar berimajinasi tanpa batas plus mengasah kreativitas mereka.
5. Saat kita sesekali membiarkan anak mengambil sebuah keputusan
Jangan membayangkan keputusan-keputusan besar, tapi sesederhana bebaskan mereka untuk memilih baju pergi, biarkan mereka mengambil keputusan mau makan di luar di mana kali ini hingga memutuskan potongan gaya rambut yang mereka inginkan. Di saat mereka merasa dipercaya untuk mengambil keputusan tanpa campur tangan orangtua, mereka akan merasa dihargai, merasa percaya diri dan merasa bahagia.
Pertanyaannya kemudian, sudahkah kita melakukan kelima hal di atas? Saya sendiri masih terus belajar, kok melakukan tindakan sederhana yang membuat anak merasa kalau dia dicintai oleh orangtuanya dan membuat anak bahagia :).
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS