Sorry, we couldn't find any article matching ''
Dukungan Untuk Ibu Menyusui dari 5 Orang Ini Juga Sangat Penting!
Dukungan untuk ibu menyusui itu nggak hanya datang dari suami (ini wajib hukumnya sih!), tapi bisa juga datang dari 5 orang ini, seperti apa yang pernah saya alami :D.
Kalau bicara mengenai dukungan untuk ibu menyusui, sudah pasti suami memang wajib ada di urutan teratas, kalau nggak ada di urutan teratas, patut dipertanyakan banget sih kadar cintanya sama kita dan si kecil (lho…. Jadi lebay!). Tapi iyalah, sebelum menggeret – geret orang luar menjadi support system, ya nomor satu yang harus kita geret (walaupun mungkin dengan penuh paksaan) ya suami sendiri dulu.
Baca juga:
Surat Cinta dari Busui Untuk Para Suami
Kalau berdasarkan pengalaman saya menyusui dua anak dan proses menyusuinya nggak selalu mudah, kehadiran orang-orang ini ternyata sangat-sangat membantu saya untuk melewati ‘jalan terjal’ ketika menyusui. Siapa saja mereka?
1. Dokter anak yang tidak penuh penghakiman
Ketika saya mau menyerah memberikan ASI eksklusif untuk anak pertama saya, karena hasil ASI sempat sedikit, dokter anak saya sama sekali tidak menghakimi rencana saya. Beliau hanya bilang, ASI tetap makanan yang terbaik untuk si kecil, namun kalau kondisi tidak memungkinkan, ya sudah, nggak kenapa-kenapa. Toch niat kita tetap yang terbaik untuk anak. Kalimat-kalimat seperti itu malah menenangkan saya, dan membuat saya lebih tenang untuk berpikir. Nggak kebayang sih kalau dokter saya saat itu model dokter yang menghakimi.
2. Atasan yang mengizinkan saya memerah ASI di cubical miliknya
Begitu cuti melahirkan usai dan saya harus kembali bekerja, urusan pumping sempat membuat saya khawatir karena kebetulan kantor saya saat itu nggak menyediakan ruang menyusui untuk karyawan. Jadilah saya harus menumpang pumping di cubical atasan yang secara posisi terasa lebih aman dan strategis untuk ibu menyusui. Kapan saja saya merasa payudara sudah penuh, saya akan menghampiri atasan dan meminta izin menggunakan cubicalnya. Nggak pernah sekali pun dia menolak, hehehe.
3. Mama, kakak , saudara (intinya keluarga besar)
Bersyukur banget keluarga saya itu nggak pernah ngerecokin prinsip saya dalam menyusui anak-anak. Mereka manut aja bagaimana aturan main yang saya terapkan. Jadi saya pun nggak khawatir ketika menitipkan anak-anak bersama mereka besertas ASIP-nya. Dan kalau ada apa-apa di saat saya tidak ada, sebelum mengambil keputusan, mereka pasti akan menghubungi saya dan bertanya terlebih dulu.
4. ART dan Baby Sitter
Inilah bala bantuan saya sehari-hari ketika saya masih cuti melahirkan ataupun di saat kembali bekerja. Kehadiran mereka membuat saya bisa fokus mengurus si kecil, bisa mandi dengan lumayan tenang hingga bisa beristirahat di saat badan sudah remuk redam luluh lantak. Belum lagi kesigapan ART menyiapkan makanan, camilan hingga jus daun katuk di saat dia tahu ASI saya mulai seret.
5. Klien yang maha pengertian
Ahahahaha, terima kasih juga untuk klien yang maha pengertian ketika di tengah-tengah meeting saya harus izin memerah ASI. Atau ketika melihat rembesan ASI menodai pakaian karena breastpadnya juga sudah kepenuhan, tak lantas menganggap saya kurang profesional dalam berpakaian :D.
Baca juga:
6 Hal Menyebalkan Bagi Ibu Bekerja yang Masih Menyusui
Mungkin support system saya ketika menyusui berbeda dengan support system kalian, tapi satu hal yang pasti sama-sama kita rasakan, bahwa kehadiran support system, apa pun bentuknya, sudah pasti membuat kita terasa lebih relaks menjalani proses menyusui, ya kan!
Share Article
COMMENTS