Kasus Pertama, Perempuan Transgender Bisa Menyusui

Breastfeeding

?author?・01 Aug 2018

detail-thumb

Untuk pertama kalinya perempuan transgender bisa menyusui. Cara apa yang dia tempuh, sampai bisa memproduksi ASI?

Ada saja cerita unik seputar menyusui. Kali ini datang dari perempuan transgender yang berusia 30 tahun yang berhasil menyusui bayinya selama enam minggu secara eksklusif, setelah melewati terapi hormon, tapi tanpa menjalani operasi payudara.

transgender bisa menyusui

Dilansir The New York Times, ia memang terlahir laki-laki namun memutuskan menjadi perempuan. Dalam kondisi sudah jadi transgender (laki-laki menjadi perempuan), ia menikah dengan seorang perempuan juga. "Istrinya" ini sedang hamil 5 bulan tapi memutuskan tidak mau menyusui. Ia kemudian mendatangi Tamar Reisman dan Zil Goldstein dari Pusat Pengobatan dan Operasi Transgender di Mount Sinai Center, New York. Dan ya, ternyata transgender bisa menyusui juga!

Caranya dengan induksi laktasi, cara yang sama dengan ibu yang ingin menyusui bayi adopsinya. Tim dokter memberikan 10 miligram domperidone (obat mual yang dikenal untuk meningkatkan produksi ASI), yang harus dikonsumsi tiga kali sehari.Ia juga diminta tim dokter memompa payudaranya setiap 5 menit, 3 kali sehari.

Sebetulnya penggunaan domperidone dilarang di US karena berpotensi membuat pasien aritmia jantung, henti jantung sampai kematian mendadak. Pada kasus ini, pasien mendapatkan obat domperidone dari Kanada. Karena itulah, Reisman dan Goldstein akan melakukan penelitian lebih lanjut. Apakah metode terapi hormon untuk menghasilkan ASI ini, bisa dilakukan tanpa menggunakan domperidone, yang didapat dari Kanada.

Selama tiga bulan setengah ia menjalani berbagai macam proses perawatan hormon, akhirnya ia bisa menyusui. Hasil produksi ASI-nya banyak lho, mommies! Sekitar 230-an ml setiap harinya. Dan makin deras setelah satu bulan kemudian, perempuan transgender ini pun menyusui langsung anaknya. Dikonfirmasi pula oleh dokter anak, ASI yang diproduksi berhasil membuat si bayi berkembang dengan baik.

Kalau pendapat saya, terlepas dari segala pro kontra di luar sana. Usaha ini patut dihargai karena dia memperjuangkan hak si bayi untuk mendapatkan ASI. Bagaimana menurut mommies?