Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kapan Pakai Pengasuh, Kapan Nitip Anak ke Daycare?
Semoga bisa menjawab kegalauan mommies, yang sedang ada di persimpangan jalan. Pakai pengasuh, atau nitip anak ke daycare.
Perkara anak dititip kemana, untuk ibu bekerja, jadi tantangan tersendiri. Karena objek yang dijaga manusia yang sedang tumbuh berkembang. Sebagai orangtua, pinginnya semua berjalan mulus, dong ya. Dalam perjalanannya, kadang kita ada di poin harus menurunkan ekspektasi.
Seperti yang sekarang sedang saya lakukan. Untuk sementara waktu ini, saya terpaksa harus menitipkan anak saya ke orangtua. Karena pengasuh anak saya ingkar janji tak balik dari kampungnya. Sambil saya sedang mencari daycare. Solusi paling akhir, yang anggap paling logis untuk kondisi saya sekarang.
Dalam kurun waktu empat tahun, sudah mencicipi menitipkan anak ke pengasuh dan kini kemungkinan besar beralih ke daycare, saya punya beberapa kesimpulan – kapan momen anak dititipkan ke pengasuh atau daycare.
Titip ke pengasuh
1.Sebaiknya ketika di rumah, ada orang lain yang bisa diandalkan untuk mengawasi pengasuh dan si kecil. Bukannya apa-apa, ya, mommies. Sebaik-baiknya pengasuh, dia tetap saja orang lain di rumah kita. Dan ini juga berguna untuk menjadi saksi, kalau terjadi apa-apa.
Selain orang rumah, tetangga juga bisa lho diandalkan untuk menjadi “mata-mata”. Karena logikanya, mereka orang yang paling dekat dengan tempat tinggal kita, kan? Jika sangat terpaksa, pakai pengasuh tapi tidak ada orang rumah. Pastikan memasang CCTV.
2. Ketika, tidak ada daycare yang mumpuni di dekat rumah atau kantor. Mulai dari kualitas kurikulumnya, pengasuh, kualitas bangunan, jam jemput yang nggak working mom friendly, dan lain-lain. Pengasuh masih menjadi solusi yang masuk akal.
3.Siap dengan kemungkinan drama kehidupan pengasuh/ART. Walau sudah ada kesepakatan di awal mengenai aturan main kerja sama. Di tengah jalan, ada saja deh drama hidup yang dipersembahkan oleh ART ini. Alasan pulang sesering mungkin, bolak balik mengingatkan standar pekerjaan, dan lain-lain. Jika mommies punya pengasuh atau ART yang adem ayem, itu salah satu anugerah terbesar, lho *maaf lebay.
Titip ke daycare
1.Ketika pakai pengasuh malah menimbulkan banyak masalah baru *__*. Saya sudah ada di titik terendah, lelah dengan drama ART. Dag dig dug, setiap tahun menanti kabar pengasuh anak saya balik atau tidak. Dan yang terakhir, issue seputar ketidakcocokkan pengasuh Jordy dengan orang rumah. Sudahlah, saya pikir, akan lebih nyaman untuk semua pihak. Kalau saya memilih jalan menitipkan Jordy ke daycare.
Baca juga: Kiat Memilih Childcare dari Sesama Mommies
2.Menemukan fakta, lingkungan rumah tak lagi sehat untuk tumbuh kembang anak. Dalam kasus saya, Jordy sering terpapar kata-kata kasar dari teman mainnya. Ada yang seusia, ada yang jauh di atas Jordy. Saya kan tidak bisa mengendalikan 100% hal tersebut ya. Cara terbaik, Jordy yang kasih pengertian. Kata-kata kasar itu apa saja, dan kenapa tidak boleh diucapkan.
3.Saat sudah melakukan perhitungan yang matang. Saya sampai bela-belain ikutan pindah rumah, lho. Supaya, jarak rumah – daycare – kantor dan sebaliknya nggak terlalu jauh. Karena semua itu erat kaitannya dengan pengeluaran taksi online, ibu-ibu, hahaha. Jangan lupa hitung biaya daycare, masuk nggak ke budget keuangan keluarga mommies. Karena hal ini akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Baca juga: Agar Anak Tak Tertular Bad Habits dari Daycare
4.Restu anak. Kalau orangtua sudah yakin, tapi si anak nggak diajak komunikasi, ya sama saja bohong. Dari sekarang saya sudah sering bilang ke Jordy, ada tempat yang namanya daycare. Ceritakan dulu di sana dia bisa ngapain, banyak teman, ada macam-macam fasilitas bermain yang bisa dia pakai dan seterusnya. Jelaskan juga, kebiasaan apa saja, yang nggak bisa dia lakukan di daycare. Misalnya, soal screen time, nggak bisa sesering di rumah. Bahkan ada daycare yang tidak mengizinkan screen time.
Silakan ya, kalau ada yang mau menambahkan :)
Share Article
COMMENTS