Merawat Luka Pasca Sunat

Health & Nutrition

Mommies Daily・28 Mar 2018

detail-thumb

Ditulis oleh: Lariza Puteri

Tahukah Mommies, bahwa semakin lembap kulit, maka luka sunat akan lebih cepat sembuh? Berikut penjelasan dari dr. Antonius Agung Purnama.

Hati ibu akan mrintilin ketika anak selesai sunat. Setuju, nggak? Rasanya anak-anak jadi besar secara tiba-tiba. Tapi itulah yang terjadi, kita tidak bisa melewatkan proses pertumbuhan anak. Apalagi bila tiba-tiba anak berkata,”Ibu, aku mau sunat.” Satu sisi hati merasa bangga, namun satu sisi lainnya merasa anak kita sudah bukan bayi lagi.

Proses sunat mungkin tak terlalu rumit. Begitu keberanian anak muncul, maka kita tinggal menemaninya ke dokter dan proses sunat pun berlangsung. Nah, permasalahannya adalah ketika proses sunat tersebut selesai, maka perawatan luka sunat menjadi tanggung jawab kita, sebagai orangtua.

Menurut dr. Antonius Agung Purnama, dokter spesialis bedah dari Siloam Hospital Kebon Jeruk, menjaga kebersihan adalah hal yang paling penting untuk merawat luka sunat. Bila kurang bersih, risiko infeksi dari luka sunat bisa saja muncul dan membahayakan penis anak.

“Setelah lepas perban, selalu bersihkan penis dengan air hangat. Pastikan jangan sampai ada sisa kotoran yang menempel setiap selesai buang air,” pesan dr. Antonius.

Bukan cuma penis, area sekitar penis juga harus selalu dibersihkan supaya tidak ada kuman yang menempel di penis. Selain menjaga kebersihannya, luka sunat juga harus selalu lembap untuk mempercepat proses penyembuhan.

Merawat Luka Pasca Sunat - Mommies Daily

Dokter Antonius menyarankan untuk menggunakan salep antibiotik (dengan resep dokter) atau petroleum jelly. Iya, petroleum jelly yang biasa kita pakai untuk melembapkan kulit. Ternyata semakin lembap kulit, maka luka sunat akan lebih cepat sembuh. Sebaliknya, bila kulitnya kering, maka luka sunat akan makin lama sembuh.

Hal lain yang baru saya ketahui setelah ngobrol dengan dr. Antonius, ternyata semakin kecil usia anak saat disunat, maka luka akan semakin cepat sembuh. Jadi, tak perlu lagi menunggu si kecil berkata, “Ma, aku mau sunat,” atau menunggu liburan sekolah saat ia menginjak kelas 4 atau 5 SD. Menurut dr. Antonius, bila disunat saat bayi, maka luka sunat akan sembuh dalam waktu 3-5 hari. Sementara, saat anak disunat saat mereka sudah berusia SD, luka bisa sembuh setelah 7-10 hari.

Sejak bayi berusia 2 hari, ia sudah bisa disunat. “Bayi usia tersebut belum banyak bergerak, faktor pertumbuhan dan pembuluh darahnya juga masih bagus. Hal inilah yang berpengaruh besar untuk kesembuhan luka sunat,” jelas dr. Antonius.

Sementara untuk makanan, dr. Antonius tidak pernah melarang makanan tertentu. Hanya saja ia menyarankan anak-anak yang disunat untuk lebih banyak mengonsumsi protein agar luka sunat bisa cepat sembuh. Bila luka sunat sudah sembuh, anak sudah bisa langsung beraktivitas seperti biasa. Bahkan, mereka juga bisa mengikuti olahraga setelah 2 minggu.

Semua tips perawatan sunat di atas, berlaku untuk semua metode sunat. Sesungguhnya apapun metode sunatnya, prinsip perawatannya tetap sama dan semuanya sama baiknya. Dokter Antonius juga menegaskan bahwa tak ada satu metode sunat tertentu yang lebih baik daripada metode sunat lainnya. Jadi disesuaikan saja dengan kenyamanan mommies dan anak.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam hal persunatan adalah pemilihan tempat sunat. Pilihkan tempat sunat yang kredibel, jelas dan pasti keamanannya. Jangan pernah, deh, tergiur dengan harga murah, salah-salah malah bisa berbahaya buat anak. Apalagi hal ini menyangkut alat kelamin anak yang penting bagi kehidupannya kelak.