Selalu ada konflik di dalam batin seorang ibu bekerja. Kali ini saya mau meneriakkan konflik batin yang kerap saya rasakan sebagai seorang ibu bekerja.
Parenting ……
Apa pun status kita, bagaimanapun cara kita melakukannya, ‘sedalam’ apa pun kita belajar dari banyak sumber, mau baru punya anak satu atau sudah punya anak sekian, yang namanya parenting selalu menantang. Selalu ada drama plus rasa deg-degan yang nggak kelar-kelar. Selalu ada ucapan-ucapan berikut ke diri kita sendiri sebagai orang tua:
“Ternyata punya anak ini rasanya begini ya ….”
“Seandainya gue tahu cara ngadepinnya…”
“ Seandainya gue bisa lebih sabar sedikit…”
Dan sederet seandainya-seandainya lagi…..
Dan sebagai seorang ibu bekerja, biasanya rintihan batinnya (duileeeeeeeh) lebih banyak, ahahahaha.
Nope, nope, tulisan ini niatnya bukan untuk curhat nggak jelas atau menciptakan haru biru nggak penting. Namun lebih kepada mau ngasih tahu aja faktanya, bahwa di balik wajah-wajah percaya diri kami sebagai ibu bekerja, di balik berbagai macam time management yang kami ciptakan, di balik imaji-imaji kami tentang menyeimbangkan hidup antara pekerjaan dan keluarga, masih ada kok sekelumit situasi-situasi yang menunjukkan bahwa menjadi ibu bekerja itu memang tidak mudah dan tidak selalu menyenangkan. Apalagi ketika mengalami sepuluh situasi berikut ini:
1. Ketika mendengar komentar-komentar nggak enak. Galau antara ingin membalas dengan kalimat yang juga nggak enak, tapi malas ribut, tapi nggak rela juga kalau diam aja, ahahaha.
2. Ketika melihat ibu-ibu lain bisa rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat, sedangkan kami nggak bisa hidup tanpa kafein dan nggak punya waktu untuk berolahraga.
3. Ketika ‘terpaksa’ melihat ibu-ibu instagram yang tetap bisa masak dan tampil cantik, sedangkan kami ingat untuk membuat menu mingguan aja udah syukur dan rutin mengaplikasikan sunscreen aja udah puji Tuhan.
4. Ketika sudah bekerja, merasa punya uang sendiri, sebenarnya ingiiin banget “menghambur-hamburkan” uang buat keperluan anak, namun harus menahan diri karena ada tuntutan mengajarkan anak tentang pentingany menghargai uang :D.
5. Ketika anak sakit dan kami nggak bisa menemaninya di rumah. Nampak serius di kantor padahal otak lagi kemana-mana mikirin anak.
6. Ketika kami nggak bisa setiap saat mengantar jemput anak dari sekolah. Padahal melihat wajah mereka yang sumringah dijemput kami itu… priceless.
7. Ketika kami nggak bisa hadir untuk menonton performa anak dan harus cukup puas melihat foto-foto atau video yang dibagikan di WA group oleh orangtua murid lain yang hadir.
8. Ketika mendengar anak bertanya “Kenapa mama harus kerja sedangkan mamanya temanku nggak perlu kerja?” Eng ing eng …
9. Ketika orang di rumah lebih dulu tahu tentang tumbuh kembang anak dibanding kami ibunya sendiri. Kadang ada rasa jealous, tapi kan harus senyum dan bilang nggak kenapa-kenapa, kok :p.
10. Ketika berangkat ke kantor namun anak masih tidur dan pulang ke rumah ternyata anak sudah tidur. Kalau sudah begini rasa-rasanya pingin komplein sama jalan tol yang macetnya nggak beda dengan jalanan biasa yang bebas biaya.
Tetapiiiiii, di luar 10 hal itu, apakah masih ada situasi yang kerap membuat kita konflik batin? BANYAK! Tapi positive side sebagai ibu bekerja JUGA NGGAK KALAH BANYAK, KOK! After all, mommies, we are pretty much super heroes.