Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ini Dia 5 Tanda Bahwa Kita Orangtua yang Terlalu Protektif
Ditulis oleh: Febri Silaen
“Overprotective parents raise the best liars.” Pernah baca quote ini? Mommies setuju nggak?
Protektif alias melindungi anak itu memang baik, karena itu artinya kita sebagai orangtua mencintai anak kita. Tapi, seringkali kita menjadi nggak sadar tatkala protektif meningkat menjadi terlalu protektif alias over protective. Alasanya? Karena ingin melindungi anak agar anak terhindar dari hal-hal buruk.
Yang jadi pertanyaan, di balik sikap terlalu protektif itu, apa iya kita memang akan memberikan yang terbaik untuk anak kita? Karena seperti kita tahu, segala sesuatu yang berlebihan itu nggak ada yang bagus hasilnya.
Orangtua yang terlalu protektif dikatakan telah menghancurkan masa depan anak-anak. Loh, kok begitu? Ya, para pakar parenting mengungkap, anak-anak dengan orangtua yang terlalu protektif akan sulit untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Mereka menjadi pribadi yang sulit mengambil keputusan, tidak memiliki rasa percaya diri, mudah menyerah dan malas untuk berkompetisi. Selain itu yang cukup mengerikan adalah anak yang mendapatkan pengawasan dan perlindungan terlalu berlebihan malah rentan menjadi korban perudungan (bullying)
Para pelaku bullying senang menindas anak yang tidak memiliki kepercayaan diri dan pertahanan diri yang kuat. Jadi sebelum terlambat, ada baiknya kalau kita menyelidiki diri sendiri, apakah kita masuk dalam kelompok orangtua yang terlalu protektif?
Cara mengenali mudah saja, 5 tanda di bawah ini akan membantu kita untuk mengetahuinya.
1. Ingin anak selalu dalam pantauan
Terlalu kepo dan sangat ingin tahu. Seperti itulah orangtua yang terlalu protektif. Ia ingin anaknya selalu dalam pengawasan. Bahkan paling ekstrem adalah selalu mengikuti ke mana pun anak pergi atau bertanya kabar setiap menit. Selalu merasa cemas atau kuatir ketika anak tidak berada bersama kita. Tentu, bertanggung jawab terhadap anak itu baik. Namun, kalau kita bersikeras untuk mengetahui setiap detailnya setiap hari, maka itu bisa menjadi masalah.
2. Tidak menghormati privasi anak
Jangan, karena berstatus sebagai orangtua maka Anda berhak membaca buku harian (eh buku harian udah jadul ya? :D), atau ngoprek handphone-nya deh atau memaksa anak untuk membuka pintu kamar di saat mereka ingin tidak mau diganggu. Coba ingat-ingat waktu kita masih menjadi seorang anak. Kita juga nggak mau kan ketika orangtua terlalu kepo sama kegiatan kita? Jadi marilah kita belajar menghormati privasi anak kita.
3. Siap membantu anak kapan saja
Alasannya tidak ingin melihat anak stres bahkan mengalami depresi sehingga kita berusaha sekuat tenaga untuk membantu. Bahkan untuk situasi dan kondisi yang sebenarnya anak tidak boleh dibantu. Misal, mengantarkan tugas sekolah anak yang ketinggalan! Atau ketika mengerjakan proyek sekolah, malah kita yang menyelesaikan tugas tersebut. Ini membuat anak gagal bersikap mandiri dan selalu mengandalkan orangtua. Coba deh, sekali-sekali punya rasa tega ke anak dan biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri, jika memang tidak membahayakan dirinya.
4. Menuntut kesempurnaan anak
Ketika kita terus menerus merasa cemas kalau anak mengalami kegagalan, kita nggak bisa melihat anak gagal, itu salah satu tanda kita terlalu protektif. Ingat, kita semua harus menghadapi kegagalan pada beberapa hal dalam hidup. Biarkan anak menghadapi kegagalan dan belajar bertanggung jawab sehingga mereka bisa mengatasinya di masa depan.
5. Tidak percaya pada anak
Semua keputusan ada di tangan kita. Anak-anak tidak memiliki kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri. Bahkan untuk memilih pakaian yang akan mereka kenakan. Ironis bukan? Kita seperti tidak mempercayai keputusan anak ketika anak mengutarkan pendapat atau memutuskan satu hal, kita lebih banyak menampiknya dan menganggap hal tersebut kurang tepat. Dampak buruknya, anak akan menjadi pribadi yang selalu berburuk sangka dan kurang percaya diri.
Jadi, apakah lima tanda di atas ada pada diri kita sebagai orangtua?
Semua orangtua pasti pernah menjadi sosok yang terlalu protektif pada anak, tapi tidak ada kata terlambat untuk mengubah dan menjadi orangtua yang protektif saja.
Share Article
COMMENTS