Ini Alasan Berhenti Bilang, “You Are So Smart” Pada Anak

Self

Mommies Daily・16 Mar 2018

detail-thumb

Ditulis oleh: Febri Silaen

Sampaikan pujian dengan fokus pada usaha dan perilaku anak. Bukan sekadar ucapan simpel “You Are So Smart”.

“Kamu, pintar banget sih, nak.”

“Ya, ampun kamu cerdas sekali sih, sayang.”

“Kamu sangat pandai, kamu bikin mama bangga deh.”

“You Are So Smart, girl.”

Hayu ngaku siapa yang sering mengucapkan kalimat di atas? Saya sih pasti angkat tangan dan mengaku kalau sering memakai kalimat tersebut untuk anak di rumah. Karena buat saya pujian itu penting untuk didengar di dalam keluarga. Dan sejak kecil anak perempuan saya yang saat ini duduk di kelas 3 SD sepertinya tidak pernah habis mendapatkan pujian. Bisa dibilang saya dan suami adalah orangtua yang boros pujian.

Misalnya saat dia berhasil menghabiskan makanannya. Atau bisa menyebutkan angka dan huruf dengan jelas ketika usia balita. Bahkan sampai hari ini pun saya masih mudah secara spontan bilang, “Nak, kamu pintar sekali.”

Kalau boleh jujur, seringkali saya menyampaikan pujian atas keberhasilan anak mengerjakan sesuatu itu karena saya pernah mendapatkan nasihat parenting yang mengatakan kalau anak kerap mendapatkan pujian itu bisa berdampak positif pada si anak. Lagipula pujian adalah bentuk apresiasi kita terhadap usaha anak. Jadi saya sering memuji anak meski kadang kala tujuannya hanya untuk menyenangkan hatinya.

Tapi ternyata yang saya lakukan itu keliru. Sebab, menurut para pakar psikologi terlalu sering memuji anak dengan mengatakan kepada anak-anak bahwa mereka cerdas, secara tidak sengaja kita mengirim pesan bahwa mereka hanya cerdas saat mereka mendapatkan nilai, mencapai tujuan, atau mendapatkan hasil yang ideal. Dan ini adalah tekanan bagi anak-anak.

Periset Gail Heyman menyebutkan bahwa anak-anak yang sering  menerima pujian atas kecerdasan mereka, cenderung memiliki sifat mudah menyerah pada kesulitan.

Bahkan berdasarkan hasil penelitian, anak yang dihujani pujian cenderung mudah menyontek. Ahli psikologi dari Universitas Stanford, Carol Dweck juga mengatakan hal senada. memuji kecerdasan anak memiliki lebih banyak efek negatif. Salah satunya anak takut kehilangan "status" anak pintar.

Ketika orangtua atau guru menyebut seorang anak pintar, tingkat kecerdasan mereka cenderung akan stagnan. Saat mengalami kegagalan mereka juga mudah akan lebih mudah merasa kecewa. akibatnya mereka tak mau menghadapi tantangan atau takut jika tak lagi dianggap pintar.

Duh, kok saya jadi takut ya melontarkan pujian dengan kata “pintar atau cerdas”. Tapi nggak mungkin juga saya pelit memuji anak.

Ini Alasan Berhenti Bilang, “You Are So Smart” Pada Anak - Mommies Daily

Baca juga:

Sering Memuji Anak Apakah Salah?

Bukan hal yang mudah nih untuk menghentikan memberikan pujian kepada anak. Apalagi kalau melihat wajah anak terlihat senang saat mendapatkan apresiasi dari orangtua. Rasanya ingin memberikan pujian itu lagi dan lagi.

Untungnya saran dari Dweck cukup melegakan saya. Daripada sering menyebutkan kata umum seperti yang selalu saya pakai, lebih baik memberi pujian pada perilaku spesifik anak.

Misalnya saya bisa mengatakan seperti ini “Ibu senang melihat kamu belajar dengan semangat dan sungguh-sunguh.”

Saya juga harus belajar jujur pada anak. Jangan bilang, Good Job, kalau kenyataan tidak demikian. Ini saya akui sih, sering kali saya sebagai orangtua kuatir kalau anak kecewa kalau tidak dipuji. Padahal, anak-anak juga harus bisa menerima kritik bukan?

Lalu, bagaimana cara kita memberikan apresiasi terhadap keberhasilan anak? Sepertinya kita bisa mulai latihan mengganti kata “cerdas, pintar, pandai dan jenius “ dengan kalimat di bawah ini.

“Ibu suka dengan apa yang kamu kerjakan.”

“Kamu tidak mudah menyerah, ibu suka itu.”

“Ibu bangga dengan nilai yang sudah kamu peroleh.”

“Kamu sudah belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang baik.”

“Ibu tahu kamu bisa dipercaya. Karena kamu sudah merapikan tempat tidur mu.”

“Sungguh menggembirakan, kamu sudah bisa makan sendiri.”

Dan tentu masih banyak lagi loh kalimat yang bisa digunakan. Jadi selamat mencoba ya, moms. Dan ingat sampaikan pujian fokus pada usaha dan perilaku anak. Bukan sekadar ucapan simpel “You Are So Smart”.