Sorry, we couldn't find any article matching ''
Pelupa Saat Hamil, Anda Terkena Momnesia
Ditulis oleh: Ficky Yusrini
Suka berasa lemot nggak sih saat hamil? Tenaaaaang, karena Anda tidak sendiri. Lemot ini ternyata ada istilahnya. Disebut juga “Pregnancy Brain” atau "Momnesia", memang nyata terjadi pada wanita hamil.
Dulu, baru menikah dan langsung hamil, membuat hidup saya tak menyenangkan. Bukan apa-apa, sebab saya bersuamikan pria yang perfeksionis. Segala sesuatu harus dipersiapkan dengan benar, meletakkan barang-barang harus rapi dan pada tempatnya. Sementara, saya orang yang cenderung ceroboh, spontan, dan sembarangan.
Masa kehamilan membuat sifat pelupa saya makin parah. Saya gampang blank. Sudah jalan keluar rumah, tahunya nggak bawa dompet. Terpaksa balik lagi. Setiap kali butuh kunci atau kacamata, selalu heboh nyari dulu, entah taruh di mana. Berapa kali ketinggalan handphone setiap pergi ke kantor. Pas lagi buru-buru mau melakukan sesuatu, lalu, er,….barusan saya mau ngapain ya.
Bisa dibayangkan, suami akan ngoceh panjang….dari a sampai z, setiap kali saya menanyakan di mana saya menaruh barang-barang saya. Duh…! Saya lega, rupanya saya tidak sendirian dalam hal ini. ‘Lemot’ (lemah otak) saat hamil rupanya juga banyak dialami para bumil. Seperti beberapa curhatan teman yang sedang hamil ini:
“Kenapa ya, sejak hamil jadi merasa bodoh banget. Mau ambil apa, terus lupa. Masak pun jadi sering gosong.”
“Pernah lupa lagi jemur sepatu. Terus hujan, dan saya masih santai-santai nonton serial.”
“Kalau saya, pas lagi ngobrol, suka lupa istilah-istilah. Ada-ada saja, deh!”
Nah, kan, senasib. Saya jadi punya alasan ngeles ke suami. Lemot ini ternyata ada istilahnya. Disebut juga “Pregnancy Brain” atau "Momnesia", memang nyata terjadi pada wanita hamil. Gejalanya, gampang lupa dan hilang fokus (saya banget…dulu).
Apa itu Momnesia?
Istilah momnesia sendiri dicetuskan oleh dokter anak dan penulis buku asal California, Dr. Tanya Altmann. Momnesia mengacu pada berkurangnya ingatan yang dihadapi para bumil di minggu ke-26 masa kehamilan sampai 6-12 bulan pertama setelah masa kelahiran.
Pendapat tersebut diperkuat oleh neuropsychiatrist Dr. Louann Brizendine, penulis buku The Female Brain. Dalam bukunya, Dr. Brizendine membahas dampak perubahan biologis dan hormonal yang dialami karena efek naluri keibuan. Menurut Brizendine, terjadi dorongan besar dalam hormon oksitosin dan perubahan hormon lainnya berkontribusi pada pergeseran prioritas seorang ibu. "Bagian otak yang bertanggung jawab untuk fokus dan konsentrasi disibukkan dengan naluri untuk melindungi dan melacak bayi baru lahir selama enam bulan pertama." Kondisi ini keparahannya berbeda-beda pada tiap ibu.
Sains di balik Momnesia
Menurut Pilyoung Kim, peneliti di bidang neurosains dan Psikologi Perkembangan dari Universitas Denver, Amerika Serikat, seperti yang dirilis dari artikel The Atlantic, memperkuat fakta adanya kelupaan kronis yang dialami para ibu baru. Daerah otak yang mengendalikan empati, kegelisahan, dan interaksi sosial menjadi sibuk, membantu bonding antara ibu baru dengan bayinya. Wajar jika lalu muncul rasa cemas dan khawatir akan setiap hal kecil yang mungkin salah. Seperangkat neuron yang dikenal sebagai amygdala, bertugas membantu memproses ingatan dan mendorong reaksi emosional seperti ketakutan, kecemasan, dan agresi. Setelah seorang ibu melahirkan, aktivitas di amygdala tumbuh dan membuatnya sangat peka terhadap kebutuhan bayinya. Semua tindakan otak ini kemudian menyingkirkan hal-hal lainnya.
Apakah ‘lemot’ saya membaik?
Menurut beberapa ahli neurosains, "Perubahan otak terbesar terjadi pada kelahiran anak pertama. Belum jelas apakah otak seorang ibu akan kembali ke keadaan semula seperti sebelum melahirkan. Ditambah lagi, ibu baru umumnya menumpuk utang tidur sampai 700 jam di tahun pertama setelah melahirkan. Hal ini menyebabkan otak tidak lagi menjadi optimal memikirkan hal lain selain untuk merawat bayinya."
Yang jelas, jam tidur sangat berpengaruh dalam mempengaruhi kerja otak. Makanya, disarankan, bumil membutuhkan waktu tidur malam setidaknya 8 jam. Terutama pada trimester pertama kehamilan.
Dalam kasus saya, setelah hormon kehamilan berlalu, ditambah ‘gemblengan’ dari suami yang perfeksionis, daya ingat saya meningkat, bahkan jauh lebih baik dari sebelum masa kehamilan. Terutama dalam hal….keteraturan.
Share Article
COMMENTS