banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Apakah Ada Sebuah Pernikahan yang Sempurna?

author

dewdew20 Feb 2018

Apakah Ada Sebuah Pernikahan yang Sempurna?

Kalau sampai ada, tolong saya dikasih tipsnya. Tapi kalau nggak ada, beberapa tips di bawah ini mungkin bisa membantu….. bukan untuk menjadi sempurna, but at least membuat kita tidak merasa ingin menyerah.

“A perfect marriage isn’t ever actually perfect. It is just one where both people never give up.

Saya akan selalu setuju sama pernyataan di atas. Yang kompakan sama saya, yuk, angkat telunjuknya tinggi-tinggi. Jadi ingat kata ibu saya, jangan pernah berharap pasanganmu tidak akan pernah mengecewakanmu. Pasti akan ada saat-saat itu, entah itu hal kecil hingga hal prinsipil. Karenanya yang disiapkan adalah hati dan bagaimana kita menyikapinya. Dipikir-pikir ada benarnya juga. Karena memang manusia nggak ada yang sempurna, kan? Kesempurnaan cuma milik Tuhan (ya tapi jangan juga alasan sebagai manusia biasa dijadikan pembenaran buat selingkuh. Ehem…agak melenceng ;)).

Nah, karena (kalau menurut saya nggak ada yang namanya pernikahan yang sempurna) hal-hal di bawah ini mungkin bisa membantu memberi warna pada pernikahan. Sehingga antara suami dan istri makin solid dalam mempertahankan perkawinan hingga ke akhir hayat.

Apakah Ada Sebuah Pernikahan yang Sempurna? - Mommies Daily

Bersentuhan

Kalau jaman pacaran, pas kelingking sama kelingking ketemu aja kayak ada listrik menyengat hingga menghangatkan hati, bagaimana setelah menikah 5 tahun misalnya? Masihkah ada sengatan listrik itu. Kayaknya nggak bakal ada, kalau sentuhan aja malas. Bersentuhan menurut pakar hubungan suami istri, adalah penting dipupuk. Kecup barang sedikit, colek barang sedetik, gandengan tangan pas jalan nganter ke pintu pagar, hingga dekap mesra ketika dibonceng naik motor secara rutin, sudah lebih dari cukup.

Menggodanya

Ngeluh kalau suami nggak romantis? Duh, jaman pacaran ke mana aja? Kalau memang dari pacaran doi nggak romantis, lalu kenapa berharap ketika menikah tiba-tiba jadi suka kasih mawar? Nah, kalau ingin romantis, kenapa nggak kita aja yang menggodanya. Ada kalanya pasangan juga ingin, tapi nggak tahu gimana mulainya. Bu, yang namanya udah menikah, bebas-bebas aja lagi mau menggoda kayak gimana, juga. Nggak perlu malu, udah resmi, ini. Hahaha…

Jangan pelit memuji

Cari paling nggak 3 hal kecil untuk dipuji dari pasangan. Kalau suami nggak pernah memuji, kita aja terus lakukan. Kalau sudah berkali-kali, dia bisa aja jadi terpancing dan ikut memuji kita. Oya, tapi intinya lakukan dengan ikhlas, ya. Jangan memuji karena ingin dipuji, soalnya kalau ternyata nggak kesampaian malah jadi sakit hati sendiri.

Semua orang pernah salah

Ada kalanya suami lupa jemput si kecil les. Ada saatnya istri capek dan malas masak saking lelahnya. Ada waktunya suami nggak ingat harus memperbaiki keran air yang rusak saking seringnya lembur. Well, sepanjang itu nggak dilakukan sepanjang waktu, kesalahan-kesalahan kecil harusnya nggak perlu diungkit-ungkit dan dibesar-besarkan.

Walau memaafkan itu sulit, tapi…

Kudu dan wajib dilakukan kalau ingin mempertahankan pernikahan. Iya, mungkin ada hal prinsipil yang dilanggar pasangan dan membuat kita kecewa berat. Nggak nyangka kalau dia tega melakukan hal tersebut. Tapi, agama mana pun selalu menunjukkan bahwa yang namanya memaafkan itu adalah hal yang wajib dilakukan kalau ingin menemukan kedamaian hati. Kalau sudah sulit, dan nggak ada niatan untuk memaafkan, mending diakhiri saja daripada saling menyakiti. Tapi ingat, yang namanya proses memaafkan itu butuh waktu. Jangan terburu nafsu ambil keputusan, supaya nggak menyesal di kemudian hari.

Bantuan dari pihak luar

Segala cara sudah dicoba, semua tips sudah dilakukan, tapi tetap saja pernikahan terasa hambar dan makin nyata kekurangan-kekurangan si pasangan. Ada baiknya mencari bantuan pihak luar seperti psikolog, ahli agama, atau orang yang netral. Yang netral maksudnya adalah bukan dari pihak keluarga, karena keluarga biasanya akan lebih subjektif dalam menilai.

Ingat sekali lagi ya, jangan pernah berharap kesempurnaan dari sesama manusia, karena kita sendiri juga pasti nggak mampu kan kalau dituntut sempurna.

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan