Sorry, we couldn't find any article matching ''
Deasy Noviyanti, “If you want to start, to do sport or hit to the gym. Start NOW!.”
Deasy Noviyanti, sadar quote favorit dia atas harusnya dilakukan bertahun-tahun silam. Tapi, tidak ada kata telat kan, untuk memulai sesuatu yang baik? “Jangan ada kata nanti”, kata Deasy. Apa yang membuat dia termotivasi rajin olahraga, sampai akhirnya menjadi trainer pound fit?
Yang saya senang dari ngobrol sama mommies yang sudah rajin olahraga, jadi menularkan energi baik dan saling menguatkan. Soalnya buat seorang ibu dengan seabreg kegiatan, menyelipkan rutinias olahraga bukanlah perkara mudah. Sesi wawancara dengan Deasy Noviyanti (39), ibu dari Jazmeen (10) dan Galadriel (6), membuat saya makin sadar, olahraga punya manfaat bukan hanya dari segi kesehatan. Tapi juga dampak baik ke pola asuh anak. Salah satunya, nggak gampang marah-marah! :D
Image: SIKU studio Dharmawangsa
Silakan simak hasil obrolan MD dengan perempuan penyuka warna hitam dan penggemar cokelat ini. Bagaimana proses ia tersadar, menjalankan olahraga rutin, bahkan berujung menjadi pengajar pound fit bersertifikat.
Apa pencetus kamu menjadi fit mom dan rajin berolahraga?
Kalau rencana mau olahraga itu, sudah ada dari 2012. Tapi baru sebatas wacana. Sementara itu, dari dulu suami saya sudah rutin olahraga. Mulai dari nge-gym, pilates, dan renang . Saya waktu itu baru sebatas ikut-ikutan saja. Nah, pada akhirnya. Saya melihat ini sebenarnya, entah pujian atau cobaan. Orang-orang di sekeliling saya selalu bilang. “Anak dua, tapi badannya langsing. Nggak perlu repot diet dan segala macam.” Hanya saja menurut saya waktu itu, saya memang sempat mengatur pola makan untuk alasan kesehatan bayi, dan hal itu saya teruskan . Sehingga mungkin, hal itu yang menyebabkan badan saya, segini-gini saja. Tapi semakin kesini, makin banyak orang yang bicara seperti itu.
Jadi saya pikir, gue nggak olahraga saja bersyukur punya bentuk badan seperti ini. Dan orang-orang di sekeliling saya, juga mengamini hal itu. Tanggung! Lebih baik saya beneran olahraga. Nah, tujuannya bukan hanya langsing, tapi juga sehat. Hanya saja pemikiran itu, tidak seiring sejalan dengan pemilihan jenis olahraganya apa. Berenang hanya sesekali, sepeda nggak kuat, lari males. Sampai akhirnya melihat pound fit.
Yang membuat saya tertarik menggeluti pound fit, pada saat melihat videonya, itu lagu-lagunya yang saya tahu. Ada lagu rock, dan late 90. Olahraga ini menurut saya keren, bukan yang cewek banget, terus juga bukannya yang combat banget, dan pakai medianya si stick itu. Penasaran, langsung saya cari tahu lebih dalam. Pas saya lihat di Instagram, lihat-lihat pelatihnya ada teman saya juga. Saya tanya deh, olahraga dimana, kapan dan mau gabung. Nah, dari situ, pound fit itu yang paling cocok dengan saya. Sangat visual , auditori, dan kinestetik. Semua rangsangannya dapat. Dari yang awalnya latihan seminggu sekali, dua kali. Dan hampir semua instruktur saya ikuti.
Sampai sekarang frekuensi olahraga mbak, seminggu berapa kali?
Sekarang saya itu ngajar, seminggu bisa 10 kelas, itu karena ada permintaan dan menggantikan teman. Tapi itu nggak selalu. Kalau jadwal rutin saya, hanya 6-7 kelas.
Nah, mbak, bisa sampai instruktur, bagaimana ceritanya?
Jadi sebenarnya karena, kalau melihat postur aku tahunya langsing dan kurus. Cuma saya merasa, harusnya saya bisa lebih fit kelihatannya . Bukan hanya langsing. Dan soal postur idealnya bisa lebih benar. Dan terbukti, pas rajin pound fit, suami saya bilang, postur saya jadi lebih tegak, bahu nggak turun, nggak bungkuk. Terus saya juga nggak gampang capek. Pada akhirnya mau jadi instruktur, ya sekalian ya. Kalau saya hanya olahraga saja, pasti ketemu malas. Cuma kalau saya punya sertifikasi mengajar, saya punya tanggung jawab banyak. Ya, ke ijazah yang saya punya, ke guru trainer kita, terus ke peserta yang ikut kelas kita juga. Jadi saya pikir, saya harus punya sesuatu yang membuat saya bertanggung jawab.
Manfaat olahraga lainnya apa mbak? Selain postur tubuh yang membaik? Mungkin ada dari segi kecantikan atau dampak ke anak-anak?
Image: koleksi pribadi Deasy Novianti
Kalau dulu orang-orang sering bilang, olahraga bikin kulit glowing. Saya masih mikir, kalau artis-artis iyalah, kan perawatannya juga kencang. Dan ternyata ini juga terbukti di saya, saya tidak menjalani olahraga lain, hanya pound saja. Tapi otot bisa kebentuk. Terus kulit aku lebih segar. Dan saya tidak perawatan dokter, ternyata apa yang dibilang orang-orang saya alami sendiri.
Selain itu, stamina pas main sama anak, dan mood jauh lebih baik. Jadi dua anak saya, punya karakter yang berbeda. Yang pertama, model yang apa-apa harus pada tempatnya, kaku. Sayanya juga ikutan harus rapih. Kalau nggak nanti takut diprotes. Anak saya yang kedua, lebih kinestetik, manjat dan guling-gulingan. Nah, dengan saya olahraga, tenaga dan energi saya lebih baik, sebelumnya mudah capek. Nge-MC berdiri 3-4 jam sampai rumah sudah capek mau main sama anak. Nah, kalau sekarang masih ada energi pas nyampe rumah, untuk melakukan beberapa kegiatan.
Dan pelan-pelan anak mulai mengerti profesi ibunya sekarang yang juga ngajar. Mereka sering melihat saya latihan sebelum ngajar. Either mereka ikut menirukan gerakan saya di belakang, dan sudah nggak cranky. Di momen ini saya sempat kagum, artinya kalau saya bukan trainer yang sudah bersertifikasi, mungkin saya nggak bisa membawa mentalku seperti ini ke mereka.
Selain olahraga ada nggak pola hidup sehat lainnya yang kamu berlakukan?
Justru awalnya saya lebih mudah mengatur pola makan, karena dulu pas saat anak pertama saya lahir. Saya mau menyusui eksklusif, ternyata dia alergi cokelat, kacang, telur, seafood dan susu beserta produk turunannya. Alhasil kuncinya saya harus mengatur jenis makanan yang saya konsumsi.
Nah, jadi pola makan saya itu sudan terbentuk semenjak lahir anak pertama itu. Tinggal diteruskan saja. Dan untuk anak kedua, akhirnya saya sudah mempersiapkan diri untuk kehamilan sehat. Dan memang terbukti, anak pertama lahir Caesar, lebih rentan kena risiko alergi, dan anak kedua saya ini, normal. Jadinya saya bisa makan dengan bebas. Tapi ini justru membuat saya berpikir. Kalau saya makan bebas, dan akhirnya tubuh ini nggak sehat lagi. Nah, akhirnya saya memperdalam lagi, bukan hanya jenis makanan, tapi bagaimana memproses makanannya itu. Saya belajar dengan nutrisionist Wied Harry Apriadji.
Hal itu terbawa sampai sekarang. Yang saya atur bukan porsinya. Yang pertama jenis makanannya, kedua proses memasaknya.
Ada nggak sih, mbak hal yang membuat kamu malas olahraga?
Mulainya sebenarnya. Kadang, misalnya nggak ada jadwal ngajar. Itu suka malas. Yang paling bikin malas sebetulnya, enaknya leyeh-leyeh sama anak di rumah, ya. Apalagi pas cuacanya mendukung. Triknya, saya harus pasang target. Jadi minggu ini misalnya, saya ngajar. Kalau klien baru, lebih banyak penjelasan. Tantangan justru ada mengajar klien-klien lama, ya. Jangan sampai saya menggunakan lagu yang sama berulang kali. Harus cari lagi dan gerakan lainnya.
Untuk favorit gear untuk olahraga ada nggak, mbak?
Saya itu lebih suka, hanya pakai sport bra pas ngajar. Soalnya kalau pakai kaos, keringat kita suka lengket di badan. Andalan berikutnya, yang agak aneh menurut saya, adalah karet! Hahaha. Saya biasanya kuncir poni rambut ke atas pas ngajar, karena meski rambut saya pendek, kalau rambut sudah kuyup, tetap saja bagian poni suka ganggu. Jadi bentuk kuncirannya seperti air mancur, hahaha. Kalau dilihat, jadi seperti memperburuk penampilan. Tapi itu membuat gerakan saya lebih leluasa, dan nyaman ngajarnya. Nggak sedikit-sedikit benerin poni.
Tempat favorit olahraga dimana saja, dan alasannya?
Saya biasa olahraga di SIKU Dharmawangsa. Karena di sana, ada café-nya, jadi bisa on stop solution. Dan yang penting tempat mandinya bagus. Di sana disediakan handuk juga. SIKU studionya memang nggak besar, tapi fasilitasnya nyaman.
Image: SIKU studio Dharmawangsa
Ada quote favorit kah, berhubungan dengan olahraga?
Lebih ke nasihat untuk diri sendiri kayaknya, ya. Yang sebenarnya harus aku ubah semenjak bertahun-tahun lalu. “If you want start , to do sport or hit to the gym. Start NOW.” Nggak ada tuh istilah, “Nanti deh habis lahiran anak pertama,” “Habis tahun ajaran baru,” dan nanti-nanti lainnya. Artinya kalau sudah punya niat langsung saja lakukan. Yang penting mulai dulu.
Buat mommies-mommies di luar sana. Apa nih, motivasi yang bisa kamu share ke pembaca MD. Supaya “nanti-nanti deh” itu berubah jadi semangat mulai olahraga?
Yang saya rasakan dan nyata. Kalau kita rutin olahraga, energi kita ke anak itu jelas berbeda. Seperti punya booster mood kita juga beda. Dan nggak jadi orang yang emosional.
Ayooo, siapa di antara mommies yang masih menunda niat baik olahraga? Yuk, ah, kata Mbak Deasy, kita mulai saja dulu. Dan dia sudah membuktikan, nggak cuma dari segi fisik saja jadi tambah sehat dan kulit wajah jadi glowing. Suasana hati pas hands on sama anak, juga lebih stabil. Ibu yang bahagia, anak juga ikutan bahagia, kan?
Share Article
COMMENTS