banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Ibu Bekerja di Level Manager, Serumit Apa Sih?

author

fiaindriokusumo05 Feb 2018

Ibu Bekerja di Level Manager, Serumit Apa Sih?

Di rumah sebentar lagi memiliki banyak tanggung jawab karena akan menjadi ibu, eh…. di kantor tanggung jawabnya juga nggak kalah banyak. Bagaimana agar semua berjalan lumayan lancar?

Saya memakai kata lumayan karena saya sadar banget nggak mungkin kehidupan seorang ibu baru itu bisa lancar selancar-lancarnya (yeaaah, you wish!). Apalagi kalau kita bicara para ibu bekerja yang sudah menempati posisi manager ke atas. Sudah pasti beban pikirannya juga jauh lebih banyak.

Di satu sisi harus memastikan tanggung jawab di kantor bisa selesai dengan baik dan sesuai ekpekstasi perusahaan, namun di sisi berbeda juga harus memikirkan bagaimana kehidupan setelah memiliki bayi. Bagaimana mengatur produksi ASI, menciptakan bonding dengan si kecil, mencari baby sitter dan support sistem yang layak.

I know I’m not alone in facing this challenge.

Maybe you’re expecting a baby and planning for maternity leave.

You worked hard, made plans, saw opportunities and made it happen.

Inilah kehidupan seorang pemimpin di kantor sekaligus calon ibu baru yang sedang bersiap-siap cuti melahirkan.

Ada 3 fase yang akan dialami oleh ibu bekerja yang akan cuti melahirkan: Saat mengumumkan mengenai kehamilan ke rekan-rekan kerja, saat cuti melahirkan dan saat akan kembali dari cuti melahirkan.

tumblr_inline_o4hl6nbWBH1u014du_1280.png.cf

1. Mengumumkan mengenai berita kehamilan

Ada dua hal yang wajib diperhatikan: Siapa dan Kapan! Saran dari seorang CEO di Pacesetter, setelah mengumumkannya ke anggota keluarga (of course), maka pihak berikut yang wajib kita beritahukan adalah atasan dan orang yang akan mengambil alih pekerjaan kita di saat kita cuti. This must be a face-to-face conversation. Barulah anggota tim lain dan rekan-rekan kerja lain.

Jelaskan mengenai kapan kira-kira kita akan cuti, tanggung jawab kita dan siapa yang akan mengambil alih sementara dan berikan detail mengenai lingkup pekerjaan kita sebagai manager.

Bagaimana dengan para klien? Begitu semua sudah pasti, baru informasikan juga ke mereka tentang kehamilan kita, kapan kita akan cuti dan siapa yang menggantikan kita untuk sementara.

2. Buat perencanaan

Mulailah dengan merencanakan apa yang perlu dilakukan oleh pengganti kita selama masa kita cuti melahirkan. Timeline, list pekerjaan, dan ekspektasi dari perusaan serta target yang harus dipenuhi. Buat bersama agar ketika kita kembali ke kantor kita masih bisa mengikuti flow-nya.

3. Delegate, delegate, delegate

Manager yang baik harusnnya berhasil mengasah kemampuan anak buahnya untuk memiliki kualitas yang baik juga. Jadi, ini saatnya percaya kepada mereka dan mendelegasikan tugas-tugas ke mereka. The right man on the right place. Ketahui dengan baik siapa yang paling pantas memegang pekerjaan yang mana. Misalnya, saya tahu kalau si A itu pintar untuk networking, sedangkan si B pintar untuk time management, dan si C sangat kreatif. Berikan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.

4. Tetap berkomunikasi

Walaupun hitungannya cuti, tetap aja saat kita berada di level manager, kita nggak bisa sepenuhnya cuti. Tetap ada hari-hari di mana kita harus involved. Jadi, setting aja waktu untuk berkomunikasi, bisa lewat Whatsapp Group, Video Call dan lainnya. Atau kita bisa mengatakan untuk selalu dicc dalam setiap email dan kita akan mengecek email seminggu sekali.

5. Saat kembali bekerja

Akhirnya, masa cuti melahirkan selesai dan kini saatnya kembali ke belantara kehidupan nyata. Returning to our job. Lakukan pemanasan sekitar dua minggu sebelum kita kembali ke kantor. Cek lagi pekerjaan-pekerjaan yang sedang berjalan. Baca ulang email-email yang berkaitan dengan pekerjaan selama kita cuti. Tunjukkan bahwa setelah kembali ke kantor kita tetap memahami apa yang sedang terjadi di kantor.

Well, suka atau tidak, sebagai seorang atasan atau pimpinan, kita memang harus mampu memberikan contoh. Bahwa meskipun kita kurang tidur di rumah, meskipun ASI kita sedang seret, meskipun pinggang kita mau patah karena si bayi hanya mau digendong oleh kita, kita tetap bertanggung jawab penuh pada pekerjaan. Itulah kenapa ada title Manager, CEO, Director etc di diri kita!

So take a deep breath and enjoy every minute.

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan