Sorry, we couldn't find any article matching ''
Alasan Saya Tak Ragu Mengenalkan Musik kepada si Kecil Sedari Dini
Bukan ambisius supaya si kecil mahir memainkan satu alat musik. Tapi karena mengenalkan musik sedari dini kepada anak, punya banyak manfaat, menstimulasi kecerdasannya di beberapa aspek.
Suatu hari, group What’s app sekolah anak saya ramai dengan pembicaraan orangtua murid tentang ekskul drum band. Saya salah satu yang semangat, mengikutsertakan Jordy anak sulung saya. Alasan utamanya, saya sudah melihat kecenderungan si kecil, yang suka banget memukul sesuatu, seolah-olah sedang main drum. Hentakan stick drum, saya pikir cocok dengan karakter Jordy yang aktif. Selain itu, pas saya tanya ke Jordy, sambal menunjukkan kegiatan drum band seperti apa lewat video, dia mengangguk setuju untuk ikutan ekskul.
Jauh sebelum Jordy sekolah playgroup, dia sudah menunjukkan ketertarikan dengan musik. Walau pengucapannya belum 100% benar, dia sudah bisa nyanyi lagu-lagu anak kecil pada umumnya. “Balonku”,” Bintang Kecil”, “Pelangi” dan lain-lain. Nggak percuma, waktu dia masih bayi, rahang saya sampai pegal, bolak balik nyanyi buat Jordy, ahahahaha.
Pertimbangan selanjutnya, ia butuh penyaluran energi. Mengingat anak lanang saya ini, aktifnya luar biasa. Lumayan lah, ya tambah setengah jam di sekolah, jadi ada kegiatan yang terukur manfaatnya. Di luar tiga alasan utama saya di atas. Ada beberapa manfaat yang sudah saya rasakan beberapa tahun mengenalkan musik kepada Jordy dari usia dini.
1. Membentuk karakter anak
Orangtua mana yang tak ingin anaknya punya karakter yang kuat. Dalam kasus anak saya. Jordy perlahan paham, hari Rabu dia sudah tahu, akan berangkat lebih pagi ke sekolah, untuk latihan drum band. Ada jiwa disiplin yang ikut tertanam lewat bermusik. Sekaligus tanggung jawab dengan komitmen yang Jordy pilih di awal. Tak hanya itu, saat saya melihat video yang dikirim gurunya. Yang saya amati, Jordy belajar sabar bagaimana memegang stick drum yang benar, dipandu oleh gurunya. Sederhana, tapi efektif melatih kesabaran dan ketekunan si kecil.
2. Memperkaya perbendaharaan kata
Suatu malam menjelang tidur, saya dan pasangan, menahan tawa. Jordy, nanyi “Abang Tukang Bakso” nyaris nggak berhenti-berhenti. Semangat banget dia, hahaha. Ketika saya amati, banyak perbendaharaan suku kata baru, yang mampu di ingat dengan baik. Bisa bayangkan kan, kalau ada dua lagu baru yang dia bisa hapalkan, berarti ada belasan hingga puluhan suku kata baru.
3. Melatih sistem motorik
Irama yang dihasilkan musik tertentu, akan menstimulasi anak untuk bergerak mengikuti irama yang sedang ia dengarkan. Saya pernah mendapat laporan dari orang rumah, Jordy bergoyang perlahan mengikuti irama lagu, di satu mall. Saat diajak pergi sama nenek kakeknya. Oh iya, saya juga pernah mencoba, menciptakan lagu karangan saya sendiri untuk ritual menggosok gigi. Ini membantu banget, lho mommies melatih kontrol gerakan tangan dan jari-jarinya. Jordy gosok gigi sambil mendengarkan saya nyanyi yang suaranya *eheeem, mudah-mudahan nggak bikin telinga Jordy sakit, ya :p. Kegiatan utama gosok giginya dapat, tapiiii, di sisi lain, dia tetap bergoyang menikmati alunan lagu karangan bundanya.
Ke depannya, saya dan suami sudah punya rencana. Nggak sebatas ekskul di sekolah saja. Kami akan mengikut sertakan dia untuk les musik ke tempat yang profesional. Artinya, tenaga pengajar dan kredibilitasnya memang sudah teruji. Hasil pengulikan dari beberapa sumber informasi (termasuk tanya, ke sesama ibu), prioritas utama kamu jatuh pada Sekolah Musik Yamaha.
Pas banget! Untuk anak seusia Jordy, ada kurikulum TIMELY EDUCATION. Sebuah metode kursus musik yang disesuaikan dengan usia anak. Music Fantasy (usia 2 tahun), Music Wonderland (usia 3 tahun), Junior Music Course (usia 4 dan 5 tahun) dan Junior Step Fundamental Couse (usia 6-8 tahun).
Saya makin tertarik begitu tahu ada metode Listening-Singing-Playing-Reading-Creating di usia 4 dan 5 tahun. Alasan Sekolah Musik Yamaha membuat program ini, di periode ini adalah masanya kemampuan pendengarkan anak sedang berkembang sangat pesat. Yamaha menyadari, tidak terlalu baik, jika di usia ini, dipaksakan harus membaca. Melalui telinga, dirasa sangat tepat untuk menyampaikan pelajaran musik.
Bonus manfaat lainnya, Sekolah Musik Yamaha menerapkan Group Lesson. Menggunakan alat musik keyboard electone. Khusus untuk anak usia dini, alat musik ini cocok banget, karena punya tuts yang lembut. Warna dan suara yang dihasilkan juga sangat menarik, mengusir kebosanan anak usia dini.
Aaah, jadi nggak sabar daftar di Sekolah Musik Yamaha, soalnya metode yang diterapkan sejalan dengan nilai-nilai saya sebagai orangtua. Supaya manfaat baik mengenalkan musik sedari dini, ngena banget ke Jordy. Ada yang sependapat dengan saya?
Share Article
COMMENTS