banner-detik
PARENTING & KIDS

Dirty Little Secret of Parenting Versi Saya

author

?author?05 Jan 2018

Dirty Little Secret of Parenting Versi Saya

OK! Kalau sekarang saya menulis rahasia ini, namanya sudah bukan rahasia ya :D Anggap saja ini bagian dari curahan hati sesama ibu.

Gyanda, Video Producer di Female Daily Network pernah melontarkan pertanyaan yang bikin saya agak terhenyak. “Kak, waktu Jordy lahir, kakak langsung jatuh cinta nggak sih sama dia?” Secara naluri sih, pasti sayang ya. Tapiii, untuk bilang jatuh cinta yang sampe gimana banget, JUJUR, nih, ya…saya belum segitu cintanya sama Jordy.

Dirty Little Secret of Parenting Versi Saya - Mommies Daily

Sebelum keburu dicap sebagai ibu yang nggak sayang anak. Saya punya alasan logisnya. Proses kelahiran Jordy cukup drama. Di awal tim dokter optimis saya akan melahirkan normal. Sampai pada injury time, baru diketahui Jordy terlilit tali pusat (tak hanya di lehar, tapi juga sampai ke kaki). Percuma saya mengejan sekuat tenaga, dia akan nge-bounch. Ditambah, saya sudah terlanjur diinduksi, luar biasa nikmat rasa sakitnya.

Recovery kelahiran caesar, juga tak sesingkat lahiran normal. Harus bergerak perlahan, duduk, berjalan dan seterusnya. Jadi bisa dibayangkan, kan, ya? Fokus masih ada di titik ini. Berinteraksi dengan Jordy sebatas menyusui dan menemani dia tidur. Sebulan penuh, saya belum diizinkan memandikan Jordy, karena alasan luka jahit saya belum sembuh sempurna. Sekarang saat usianya 3 tahunan? Jangan tanya deh, saat anak lanang ini sudah beranjak besar dan mampu komunikasi dua arah. Saya JATUH CINTA BANGET!

Baca juga: Saya Memang Bukan Ibu yang Sempurna, Terus Kenapa?

Tapi tetap saja, saya bukan ibu yang sempurna. Ada hal-hal yang selama ini tak sering saya ungkapkan. Bukannya sok introvert, sih, tapi nggak mau nambah drama hidup saja, hahaha. Di antara 6 dirty little secret of parenting yang saya utarakan, mana yang juga mommies alami?

1. Kehilangan separuh dari diri saya

Nggak kehilangan jati diri juga sih :p. Ini tuh, poinnya lebih kepada, sebagian passion saya harus saya kubur sementara. Kenapa saya bilang “sementara”? karena suatu hari, harus dibangkitkan. Untuk mempertahankan energi positif saya sebagai ibu. Contohnya, awal November 2017 lalu, saya memberanikan diri me time mengeksplore pedalaman Kalimantan Selatan. Sambil motret, hobi saya sejak SMA.

2. (Pernah) terbesit hal-hal aneh tentang anak

Ada masanya si kecil tantrum, menangis tanpa alasan yang jelas. Terbesiiittt, pingin kabur aja gitu dari rumah. Nyalon dan grocery shopping :D. Pernah juga, waktu Jordy masih bayi banget. Dan minta nenen, setiap sejam sekali. Saya kayaknya mau-mau pura tidur saja, luar biasa letih! Belum lagi masih recovery dari sayatan luka operasi caesar.

3. Merasa gagal menyusui

Hiks, ini salah satu penyesalan terbesar saya. Jordy hanya bisa mencicip ASI selama setahun. Karena satu dan banyak hal menyita pikiran. Saya jadi stress, dan berakibat ASI jadi mampet. Andai bisa mengulang waktu, saya akan mengambil langkah relaktasi.

4. Tidak mampu menyelesaikan semua hal sampai tuntas

Mainan Jordy belum tersimpan dengan proper. Buka ceritanya ada yang hilang. Koleksi mobil-mobilannya masih tercecer. Celana bahan suami ada yang hilang dan belum ketemu sampai sekarang. Dan masih banyak hal, yang tidak bisa saya tuntaskan dengan baik, layaknya pekerjaan kantor. Ini jadi PR besar saya!

5. Maaf, ya, suami. Kadang saya benci sama kamu!

Benci sama suami kalau dia sedang melanggar kesepakatan seputar pekerjaan rumah. Benci kalau pak suami nggak hands on ngurus anak. Benci pas suami duluan berangkat kantor, tanpa ikut memastikan kebutuhan si kecil sudah disiapkan. Benci sama suami, terus-terus main HP, padahal saya lagi pingin ngobrol serius.

6. Me time is heaven!

“Aku mau belanja bulanan, tapi kamu nanti drop aku aja di supermarket, “A”. Pulangnya aku sendiri!.” Begitulah kalimat di akhir bulan yang sering saya lontarkan ke suami. Ritual ini, jadi ajang me time yang berharga sekali buat saya. Dan kesempatan lainnya, yang memungkinkan saya keluar rumah seorang diri. Tentu dong, dengan alasan dan tujuan yang jelas. Karena kemanapun saya pergi, predikat sebagai ibu nggak akan pernah lepas. Buktinya? Pulang dari makan siang ke mall tempo hari, tetap saja yang dibeli spidol warna buat Jordy, ahahahaha.

Baca juga: Letter to Dearest New Moms

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan