Sudah tahu mau menghabiskan liburan akhir tahun ke mana saja bersama keluarga? Satu hal yang nggak boleh dilupakan soal bagaimana menjaga kesehatan si kecil. Nggak mau dong, di tengah liburan tahu-tahu jatuh sakit?
Kebayang nggak, sih, kalau lagi asik-asiknya liburan tahu-tahu anak jatuh sakit? Saya pernah merasakannya dan tahu persis bagaimana rasanya. Beberapa tahun yang lalu, ketika sedang liburan keluarga ke Bali, nggak lama setelah mendarat di bandara tahu-tahu anak saya demam. Kebayang, dong, paniknya seperti apa?
Bayangan bisa menghabiskan liburan asik pun jadi buyar seketika. Tergantikan dengan beragam kekhawatiran yang menggelayut di pikiran. “Kalau demamnya nggak turun-turun gimana, nih? Bagaimana kalau akhirnya malah berujung dan mengharuskan anak saya masuk rumah sakit? Bagaimana dengan rencana mengunjungi berbagai destinasi menarik di Bali? Batal? Aaaaccck!”
Di lubuk hati yang paling dalam, jelas saya nggak rela kalau kekhawatiran saya itu benar-benar jadi kenyataan. Sepanjang waktu saya pun terus berdoa yang mencari cara bagaimana agar anak saya bisa tetap nyaman dan tentu saja kembali pulih. Beruntung, kekhawatiran saya tidak sampai terjadi. Kami pun akhirnya bisa menikmati liburan secara maksimal dan happy!
Berbekal pengalaman ini, setiap menyambut liburan, baik liburan saat kenaikan kelas, atau liburan akhir tahun seperti sekarang, saya pun akhirnya punya cara tersendiri. Usaha yang bisa saya lakukan untuk memastikan liburan keluarga tetap berjalan sesuai dengan rencana.
1. Atur ekspektasi yang bikin semua anggota keluarga bahagia
Setuju nggak, sih, kalau saya bilang sebagai orangtua kita sering punya ekspektasi yang terlalu berlebih? Hal ini pun berlaku saat merencanakan liburan. Uhm, atau ini hanya saya saja yang merasakan? Ketika liburan bersama keluarga, khususnya bersama anak-anak, rasanya akan sulit untuk mengatur itinerary yang padat.
Seharian, mau mengunjungi lokasi A, lokasi B,lokasi C dengan jadwal yang cukup ketat. Percayalah, ketika liburan bersama keluarga khususnya bersama anak-anak, kondisi ini tidak bisa diberlakukan lagi. Adalah hal penting untuk menurunkan ekspektasi yang berlebihan seperti ini. Justru hal yang paling penting adalah membuat rencana yang disesuaikan dengan jadwal anak. Kapan jadwal anak tidur siang, kapan jadwal anak punya mood yang baik. Jadi jangan sampai lupa untuk membuat itinerary yang ramah anak.
2. Pastikan nutrisi keluarga tetap terjaga
Biasanya, nih, saat liburan keluarga urusan jadwal makan sering kali molor alias nggak tepat waktu. Entah tertunda karena sedang asik menikmati destinasi keluarga, entah sedang dalam perjalanan, atau karena memang nggak ketemu restoran yang menyajikan makanan. Menurut saya, sih, kondisi ini cukup berbahaya, ya. Apalagi buat si kecil. Jangan sampai, deh, gara-gara telat makan akhirnya bikin anak masuk angin. Atau malah memancing kuman atau bakteri lain masuk ke dalam tubuh lebih mudah? Untuk mengakalinya, setiap kali liburan saya nggak pernah lupa untuk membawa camilan yang menyehatkan dan bisa mengganjal perut untuk beberapa saat.
Contohnya, membawa roti atau buah-buahan seperti apel dan pisang. Selain itu, andalan saya lainnya yang selalu saya sediakan di tas adalah DANCOW FORTIGRO UHT. Dengan DANCOW FORTIGRO UHT ini si kecil bisa mendapatkan tambahan kalsium dan Vitamin A & E, ditambah juga dengan kolin yang berperan penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Dari segi kemasan, Dancow FORTIGRO UHT dengan ukuran UHT 110ml pun sangat travel friendly. Rasanya pun jadi banyak disukali oleh anak-anak, yaitu rasa strawberry dan coklat. Tinggal disesuaikan saja dengan selera si Kecil.
3. Penuhi kebutuhan istirahat
Masa lagi liburan tidur terus? Cuma leyeh leyeh di kasur hotel saja? Jangan, dong! Manfaatkan waktu liburan sebaik-baiknya. Sounds so familiar, right? Zaman belum menikah, saat liburan sendiri bersama temen-teman, saya memang punya mindset seperti ini. Tapi sekarang, ketika punya anak yang usianya masih di bawah 12 tahun? Sudah pasti nggak bisa seperti ini. Saya juga harus harus memastikan agar kebutuhan istirahat anak tercukupi. Setahu saja, National Sleep Foundation (NSF) Amerika merekomnedasikan agar anak usia sekolah, umur 6 sampai 13 tahun setidaknya memerlukan waktu tidur selama 9-11 jam. Seperti yang kita ketahui, kecukupan tidur ini punya banyak manfaat, salah satunya menjaga imunitas tubuh lebih kuat. Menurut Jodi Mindell, Direktur Sleep Center dari Children's Hospital of Philadelphia, anak yang memiliki kecukupan tidur bisa terhindar dari flu.