Jenahara Nasution (32), punya kegiatan seabrek sebagai desainer baju muslimah, tapi ia tetap mengutamakan keluarga di atas segalanya. Gimana ya, supaya karier dan keluarga tetap berjalan harmoni?
Saat saya temui di peluncurun SUQMA, muslim market yang menggandeng dirinya sebagai Creative Director SUQMA, Jenahara Nasution, tampak semangat menceritakan perkembangan fashion muslim industri dari perspektinya. Ia mengatakan, Indonesia bisa menjadi kiblat industri muslim dunia di 2020 mendatang, asalkan seluruh elemen bergerak bersama, untuk memajukan industri pakaian muslim Indonesia.
Ia juga berbagi cerita, bagaimana peran suaminya, Ari Galih Gumilang (35), yang begitu besar mendukung perkembangan kariernya. Yang notabene, berbeda ranah pekerjaan, sebagai Chef.
Ibu dari Rosmery, Chia dan Oliver ini meski punya aktivitas yang padat setiap harinya. Selalu berusaha membagi waktu dengan baik, dengan strategi skala prioritas. Salah satu prinsip pola asuh yang ia terapkan, “Jadi orangtua nggak selalu benar.”
Yuk, simak obrolan saya dengan Jenahara, seputar karier, keluarga dan peran womenpreneur di tengah industri fashion industri, khususnya baju muslim.
Menurut kamu, bagaimana peran womenpreneur memajukan fashion muslim industri?
Besar banget, karena yang lebih mengerti perempuan itu sendiri yaaa, perempuannya. Jadi menurut saya perempuan2 inilah yang saya bilang punya peran besar dalam memahami karakter setiap perempuan kebutuhan mereka dan apa yang mereka mau. Itu bisa terlihat dari cara mereka mendesign, dan styling.
Kompetitor terbesar menurut kamu, dari negara mana?
Di setiap negara punya style dan market yang beda-beda. Contohnya, Uni Emirates, dengan model abadaynya, Kuala Lumpur dengan baju kurungnya. Jadi kalaupun mau penetrasi keluar, harus menyesuaikan dengan market yang ada di negara tertentu.
Indonesia, digadang-gadang menjadi pusat busana muslim dunia tahun 2020, optimiskah?
Yang jelas masih banyak PR. Kalau kita mau menjadikan Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia, ini bukan tanggung jawabnya desainer saja atau wartawan yang harus menyiarkan berita, atau pemerintah saja. Tapi ini membutuhkan semua pihak. Kita harus jadikan itu sebagai tujuan kita. Kalau ktia sama-sama mendukung, terutama local marketnya sudah antusias untuk menggunakan produk local, ya saya yakin ini bisa menjadi sesuatu yang besar.
Gimana nih, kiat Jenahara supaya bisa bekerja dengan efisien kerja dan tetap fokus. Di tengah kesibukan yang juga padat?
Harus tahu dulu prioritas kita apa, jadi kita bisa menyesuaikan segalanya dari awal hari. Biasanya saya punya agenda, hari inimau ngapaim saja. Jadi saya saya akan membuat prioritas dulu. Misalnya akhir pekan, prioritas saya sama anak-anak. Berarti saya nggak akan memasukkan to do list harian seputar pekerjaan.
Saya cuma pakai notes untuk di HP. Dan Google calender, karena enak ada jam-jamnya. Jadi bisa atur strategi, misalnya ada meeting yang bisa satu lokasi dengan kegiatan selanjutnya, supaya efisien juga.
Sudah jelang akhir tahun, sudah ada rencana liburan yang spesifik?
Pinginnya ke Magelang sama keluarga. Mau eksplore ke daerah gunung yang berbeda, karena biasanya ke pantai. Indonesia banyak banget tempat yang bagus banget untuk dieksplore.
Waktunya liburan bisa less makeup. Kalau liburan soalnya aku agak males, kalau dikenalin sama orang. Supaya bisa lebih bebas. Bukannya sok artis juga, ya, hahaha. Soalnya itu terjadi sama saya, kalau sudah dandan dikit, orang jadi kenal saya. Ya mendingan, saya less make up kan? Dan agak lusuh dikit juga ya? Hahaha.
Image: IG @jenaharanasution
Peran keluarga terutama suami, dalam mengembangkan karier? Karena kalian berbeda ranah pekerjaan?
Perannnya dia paling besar menurut saya. Saya bisa wara wiri kemana-mana, bisa partneran sama berbagai pihak, memang karena suami saya mendukung 100% pekerjaan saya. Apalagi sebagai perempuan muslim sudah menikah, apa-apanya harus lewat izin suami. Yang penting buat suami, saya tetap ada waktu untuk dihabiskan sama anak-anak, misalnya liburan.
Goals Jenahara sebagai ibu sudah tercapai belum?
Saya bahasnya dari angle alau kita sebagai anak, ya. Kan pinginnya ibu kita selalu ada, dalam keadaan apapun. Kadang saya suka ngerasa, saya nggak selalu ada untuk mereka. Tapi saya selalu berusaha untuk punya quality time sama mereka, dan saat itu terjadi saya mengeluarkan semua kemampuan terbaik saya untuk mereka. Mereka ngerti, kalau ibu sibuk dan nggak bisa selalu di rumah sama mereka. Apa yang saya kerjakan, saya obrolin sama mereka. Saya menanggap anak-anak saya sebagai teman. Supaya anak-anak bisa cerita apapun. Bahkan saat saya melakukan kesalahan, saya bisa minta maaf sama mereka. Karena jadi orangtua, ya, nggak selalu benar.
Bagaimana kiat kamu jaga kesehatan?
Kebetulan sekarang saya lagi rajin olahraga dan menerapkan diet tertentu, yaitu gluten free. Saya punya penyakit maag akut, karena saya suka telat makan. Dan ternyata metode diet ini, cocok untuk saya. Merasanya badan jauh lebih enak. Sama konsumsi vitamin, mulai dari fish oil, vitamin C, propolis dan sebagainya. Workoutnya fitness, Zumba, pilates, pound fit dan sebagainya. Pokoknya saya harus olahraga 3 kali dalam seminggu.
Ada yang punya pendapat yang sama mengenai industri busana muslim di Indonesia dengan Jenahara?