Toxic Coworker dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan Kita dengan Keluarga

#MommiesWorkingIt

fiaindriokusumo・11 Dec 2017

detail-thumb

Ternyata teman kerja yang nyebelin, deadline kerjaan dan load kerjaan yang membuat stress bisa banget mempengaruhi hubungan kita dengan si kecil, lho!

Pernah memiliki cita-cita mulia untuk memisahkan urusan pekerjaan dan rumah tangga? Saya pernah.

“Oke, apa yang terjadi di kantor nggak boleh saya bawa ke dalam rumah. Harus dibuang jauh-jauh sebelum mobil saya masuk garasi rumah.”

Ideal? Ya pasti ideal.

Bisa dilaksanakan? Nggak selalu, ahahahaha. Apalagi kalau deadline kerjaan lagi menggila, seperti beberapa bulan lalu waktu kantor saya lagi menyiapkan event skala besar. Boro-boro memisahkan urusan pekerjaan dengan urusan keluarga, lha saya aja sampai pernah mimpi tentang event tersebut, kok! Asli, sampai kebawa mimpi.

Hari gini, memang kayaknya impossible ya benar-benar memisahkan urusan pekerjaan dengan urusan keluarga. Masalahnya tinggal sejauh mana kita mau membiarkan keruwetan pekerjaan mempengaruhi kita di rumah? Karena ternyata, ini sangat berpengaruh terhadap hubungan kita dengan pasangan atau anak-anak!

Ya gimana nggak berpengaruh?

Kalau mood udah nggak enak dari tempat kerja, ditambah jalanan macet, sampai rumah sudah pasti mood juga berantakan. Diajak ngomong suami jawabannya ketus, anak minta temenin bawaannya emosi, pinginnya mandi, leyeh-leyeh terus tidur. Iya nggak? Nggak ya? Hehehehe, kalau saya soalnya begitu kalau lagi enek sama urusan kantor, apalagi kalu ngadepin rekan kerja yang ajaib *__*.

Scary, right? Saya yakin 100 persen, nggak ada di antara kita sebagai working mommies yang berniat bersikap buruk ke keluarga hanya gara-gara kerjaan lagi nggak bersahabat. Jadi, jadi, jadi…… kita harus gimana dong?

Toxic Coworker dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan Kita dengan Keluarga - Mommies Daily

1. Bicara dengan teman dekat yang ada di kantor

Pasti punya kan rekan kerja sekaligus teman dekat di kantor? Nah, jadikan dia tempat curhat tidak berbayar (daripada pergi ke psikolog kan :D), keluarkan aja semua unek-unek kita tentang si boss yang rese, teman kerja yang nggak kompeten, klien yang nyebelin dsb-nya. Karena bagaimanapun, memang it’s important to keep your professional life out of your personal life and vice versa (walaupun syuliiiiiit). Tapi daripada hubungan kita dengan anggota keluarga jadi rusak?

2. Take a break

Apaaaa, unpaid leave??? Bukaaaaaan, bukan itu yang saya maksud. Tapi kalau saya lagi suntuk parah di kantor, saya biasanya berhenti sebentar mikir untuk urusan kerjaan. Berdiri dari kursi kerja saya, telepon teman untuk bergossip :p, main basket di halaman belakang kantor saya (sombong…), beli camilan di alfamart yang lokasinya bececeran di mana-mana, dengerin musik pakai headset, atau pindah kerja dari luar (hmm walaupun point ini mungkin susah dilakukan oleh pekerja kantoran di bank atau PNS kali ya??).

3. Bertamu ke mall

Lagi stress-stress-nya di kantor dan takut sampai rumah masih kebawa emosi? Mending melipir bentar ke mall sama teman-teman atau sendirian, bebas-bebas aja sih. Somehow muter-muter mall, lihat barang-barang keceh di etalase (walaupun nggak beli), dan duduk sambil ngomentarin orang-orang yang lewat (lho, kok jahat? :D) bisa jadi stress release mujarab. Sampai rumah udah sisa ketawa-ketawanya aja.

Semogaaa saja, setelah melakukan 3 hal ini kita semakin mudah ya melepaskan urusan kantor saat berada di rumah. Kalau masih sulit juga? Mari banyak-banyak berdoa supaya keluarga kita diberi kekuatan dan kesabaran tanpa batas menghadapi kita yang suka berubah ke mode menyebalkan!