Saya suka berpikir kalau kedua anak saya mempunyai jiwa entrepreneur, kayaknya bakal seru deh. Mereka jadi pintar berinovasi dan menghasilkan uang, hehehe.
Khayalan saya tentang mempunyai anak-anak berjiwa entrepreneur ini berawal dari kekhawatiran saya akan masa depan mereka. Nggak kebayang aja gimana nanti tantangan yang mereka hadapi di dunia kerja di saat sekarang aja persaingan sudah riweh luar biasa. Jadilah saya bermimpi dan sedikit berharap kalau anak-anak kelak menjadi orang-orang yang nggak hanya bisa bekerja menghasilkan uang namun juga menciptakan lapangan pekerjaan (amiiiiiin).
Nah, gimana nih cara melatih mereka agar mereka punya jiwa entrepreneurship? Ternyata, menurut psikolog Rosdiana Setyaningrum, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai orangtua. Seperti di antaranya:
a. Ajarkan anak bahwa semua barang memiliki harga.
Seringkali anak susah diajak menghargai barang karena mereka nggak ngerti nilai dari barang tersebut atau darimana uang yang digunakan untuk membeli barang tersebut. Saat si kecil diajak mengetahui bahwa ada harga dari semua barang yang mereka miliki, mereka akan lebih menghargai barang-barang itu.
b. Ajarkan bahwa anak perlu usaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Jadikan diri kita sebagai contoh, misalnya, mamah harus bekerja untuk bisa membeli mainan atau buku-buku yang mereka suka. Karena itu, didik si kecil untuk memahami proses mendapatkan uang dengan cara melakukan pekerjaan dan belajar menabung.
c. Berikan pemahaman akan kebutuhan
Ajarkan anak untuk memahami arti prioritas dan kegunaan sebuah barang. Agar dia belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Hal ini akan mempermudah si kecil untuk memahami kata “tidak” ketika kita mengatakannya.
d. Ajak untuk berbagi
Ketika selama ini si kecil selalu berada dalam posisi menerima, terkadang mereka lupa bahwa ada orang lain yang juga membutuhkan. Berikan kesempatan agar anak dapat belajar berbagi dengan mereka yang kurang beruntung.
e. Lakukan simulasi atau praktik
Coba deh ajak si kecil menjual barang-barang yang tidak terpakai lagi. Ini bisa menjadi l atihan yang baik bagi si kecil untuk memahami nilai barang, uang, dan usaha. Mereka juga dapat belajar untuk merawat barang agar tetap berharga bagi orang lain.
Kebetulan, di akhir bulan lalu, Carousell bekerja sama dengan Mommies Daily menyelenggarakan Carousell Kidpreneurs, sebuah bazaar untuk anak-anak yang bertujuan untuk mengembangkan karakter entrepreneurship si kecil.
Pada bazaar ini, orangtua dan anak-anak bekerja sama untuk menjual barang tidak terpakai mereka. Semacam wadah bagi orangtua untuk mengajarkan nilai sebuah barang pada anak. Jadi, ada 10 pasang orangtua dan anak yang membuka booth preloved berisi mainan, buku cerita dan pakaian untuk dijual kembali.
Tentu saja Carousell Indonesia tidak sembarangan membuat acara ini. Menurut Associate Country Manager Carousell Indonesia, Olivia Lautner, survey yang mereka lakukan pada bulan September mengungkapkan bahwa 70% orangtua Indonesia berpikir bisa mendapatkan penghasilan tambahan sebesar hingga Rp 3.000.000,- dengan menjual barang anak yang tidak lagi terpakai.
Dari kegiatan ini, bisa dibilang bahwa enterpreneurship untuk anak bukan sekadar mengenai kemampuan menjual barang atau membangun bisnis, tapi juga kecerdasan emosional, seperti rasa percaya diri, keterampilan bersosialisasi, rasa tanggung jawab, dan keinginan untuk selalu berkembang.
Jadilah Pasar preloved di Carousell Kidpreneurs ini menjadi wadah untuk mengembangkan jiwa enterpreneurship anak. Menjual barang-barang tidak terpakai merupakan latihan yang bagus untuk mempertajam pemahaman mereka mengenai sebuah usaha dan nilai uang. Pastikan juga bahwa uang yang diperoleh harus digunakan untuk sesuatu yang bermakna. Hal ini yang membuat seseorang menjadi entrepreneur yang sukses, tidak hanya berhasil dalam mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi juga memecahkan masalah yang berarti."
Untuk mommies yang juga berencana untuk menjual barang-barang preloved si kecil bisa coba di Carousell!
Carousell memudahkan setiap orang untuk membeli dan menjual barang preloved berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Menurut survei Carousell yang berjudul “Preloved Trend 2017 di Indonesia” pada bulan September lalu, hampir setengah dari orang tua Indonesia melihat pasar preloved sebagai alternatif cerdas untuk berbelanja. Tiga barang yang paling mereka cari pada pasar preloved adalah pakaian anak, stroller, dan mainan.
Jadi, mommies bisa mengajak si kecil nih mulai belajar dagang melaui Carousell.