Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ingin si Kecil Mencintai Musik? Coba 5 Hal Ini, Deh!
Sebagai orangtua dari generasi yang nempeeeel banget sama gadget, tantangan saya nggak cuma bagaimana membuat mereka mencintai buku, namun juga musik!
Saya ingat banget, saat duduk di kelas 2 SD, saya diminta les private piano sama mama. Sayangnya 4 tahun les, yang nyantol sedikit banget karena saya nggak suka sama gurunya. Namanya pak Anton, galaknya luar biasaaaaaaa! Padahal, di luar jam les, saya senang banget ngulik tangga nada dan memainkan lagu-lagu yang saya suka. But anyway, untungnya kegalakan si bapak itu nggak mempengaruhi kecintaan saya pada musik.
Saya tumbuh menjadi pribadi yang sukaaa banget sama musik. Karena untuk saya pribadi, musik itu banyak banget manfaatnya. Mulai dari mengasah emosi, kreativitas, kemampuan berpikir hingga menjadi alat untuk saya belajar bahasa asing. No wonder, begitu hamil saya berharap anak-anak saya juga tumbuh menjadi pribadi yang menyukai musik. Dan usaha itu dimulai sejak saya hamil: memutar lagu-lagu klasik untuk si janin :D (siapa yang melakukan hal yang sama seperti saya? Ayo ngacung!!)
Sayangnya, seperti yang sudah saya bilang di atas, hari gini cukup susah mengajak anak untuk mencintai musik. Mereka terlalu fokus dengan gadget untuk bermain game atau berselancar di social media. Makanya, usaha saya nggak cukup sekadar memutar lagu klasik di saat mereka masih di dalam perut atau saat bayi. Usaha saya masih berlanjut hingga sekarang, hehehe. Dan, saya pun mencoba melakukan beberapa hal ini:
1. Buat mereka familiar dengan musik
Selain saat berkendara, anak-anak saya sering terpapar oleh musik ketika kami sekeluarga sedang berkumpul di rumah. Biasanya, ketika sedang ngobrol santai tanpa ada gadget atau televisi, obrolan kami diiriingi dengan musik. Begitu juga saat mau tidur, saya sering memutar lagu-lagu klasik.
2. Identikkan musik dengan suasana atau hal yang menyenangkan
Namanya juga anak-anak, mereka lebih cepat belajar jika dikombinasikan dengan kegiatan bermain. Jadi, kalau anak Anda masih usia balita, nggak ada salahnya ajak mereka dance atau bermain dengan diiringi musik.
3. Jangan batasi hanya dengan satu jenis musik
Okelah, saya suka banget lagu-lagu Top 40, tapi bukan berarti anak-anak hanya mendengarkan lagu-lagu yang ada di deretan Top 40 aja kok. Semua genre musik saya putar, bahkan hingga ke heavy metal. Dari sini, anak akan memahami lebih banyak jenis musik dan bisa memilih mana yang mereka suka.
4. Ikut sertakan mereka di les musik
Somehow saya merasa, setelah mengikuti kelas musik, anak-anak saya menjadi lebih percaya diri dan lebih bisa mengendalikan emosi, sih. Saat akan memasukkan mereka ke tempat les musik, saya melibatkan mereka terlebih dulu. Mau alat musik apa yang mereka mainkan, mau di mana les-nya, kenapa mereka perlu belajar musik, dan seterusnya. Setidaknya, melibatkan mereka di awal tidak membuat mereka merasa dipaksa dan ini memudahkan proses belajar ke depannya.
Salah satu concern utama saya adalah saya harus memilih sekolah musik yang tepat. Kalau nggak tepat dan nggak cocok buat anak-anak, yang ada di tengah jalan mereka berhenti belajar. Saya yang rugi (hohoho, mama pelit). Dan setelah mencari tahu plus bertanya ke sesama ibu-ibu, pilihan saya jatuh ke Sekolah Musik Yamaha. Kenapa?
a. Sekolah Musik Yamaha adalah sekolah musik pertama yang menyediakan pendidikan musik sejak dini dengan kurikulum TIMELY EDUCATION. Yaitu sebuah metode yang pengajarannya sesuai dengan tingkatan usia anak, khususnya bagi anak usia dini: 2-6 tahun (cucok nih untuk mommies yang anaknya masih di kisaran usia ini).
b. Format belajarnya Berkelompok yang diterapkan berdasarkan ciri mental anak usia dini. Karena memang usia ini anak-anak lagi senang-senangnya bertemu banyak teman, bersosialisasi serta belajar bermain musik secara ensemble. Suasana belajar yang menyenangkan seperti ini memang nggak bisa saya temui saat dulu saya les private.
c. Murid-murid di sini nggak sekadar diajarkan bermain musik, tapi juga dibimbing untuk mampu menciptakan melodi hingga mengomposisi lagu.
Di Sekolah Musik Yamaha, kelas-kelasnya terbagi sebagai berikut: Music Fantasy (usia 2 tahun), Music Wonderland (3 tahun), Junior Music Course (4-5 tahun) dan Junior Step Fundamental Course (6 – 8 tahun).
Kalau Mommies berminat mendaftarkan si kecil, bisa langsung klik link di sini.
5. Ajak mereka nonton konser musik
Melihat suasana konser yang akbar, melihat antusias para penonton, melihat aksi dari musisi yang bermain, siapa tahu ini membuat si kecil terpesona dan terpacu untuk mengasah kemampuan bermusiknya! Mulai dulu aja dari konsei-konser musik kecil baru merambah ke konser musik besar.
Nah, itu kira-kira yang saya lakukan untuk membuat anak-anak saya mencintai musik seperti mamanya. Gimana dengan mommies?
Share Article
COMMENTS