banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

5 Ketakutan Para Ayah Baru

author

fiaindriokusumo27 Nov 2017

5 Ketakutan Para Ayah Baru

Di balik tampang sangar dan badan besar nan gagah, para ayah baru ternyata menyimpa ketakutan-ketakutan ketika menjadi ayah untuk pertama kalinya.

Kadang-kadang ya, saya suka kasihan sama para ayah di Indonesia :D. Kayaknya, apresiasi terhadap mereka untuk posisi sebagai orangtua lumayan kebanting dibanding apresiasi untuk para mommies, hehehe. Akhir-akhir ini aja udah lumayan kedengeran, terutama saat hari ayah, ketika kicauan di social media lumayan heboh dengan hashtag #HariAyah. Sebelum-sebelum ini? Sunyi sepi nggak ada gaungnya :p.

Padahal, para Ayah ini juga layak banget kok diberikan penghargaan. Selain bekerja mencari nafkah untuk keluarga, semakin banyak ayah-ayah keceh yang hands on dalam urusan anak. Nggak sedikit saya lihat para ayah ganteng dengan dandanan keren menggendong bayi mungil di mall, atau menggantikan diapers si kecil tanpa sungkan.

Di sisi lain, saat ketakutan-ketakutan ibu baru seringkali dibahas, dicari solusinya dan mendapat support dari banyak komunitas, para ayah baru lumayan adem ayem. Well, faktanya kalau disuruh ngomong blak-blakan, para ayah juga punya ketakutan-ketakutan di saat pertama kali menjadi ayah dan mereka nggak tahu harus bagaimana. Apa aja yang sering membuat mereka ‘gemeteran’ sebagai ayah baru?

5 Ketakutan Para Ayah Baru - Mommies Daily

1. Takut jatuh saat menggendong si kecil

“Saya takuuut banget ketika istri meminta saya menggendong si kecil, karena saya lihat tubuhnya mungil dan rapuh. Saya takut dia jatuh dari pegangan. Butuh 2 minggu buat saya untuk berani menggendong si kecil.” Indra, 29 tahun.

2. Takut menyakitinya ketika tidur

“Istri saya kekeuh ingin si kecil tidur bersama-sama kami di satu tempat tidur. Padahal saya sudah membujuk rayu agar si kecil tetap tidur di bed-nya sendiri. Alhasil, saya mencoba tidur sejauh mungkin dari si kecil karena takut tanpa sadar meniban, menyikut atau menendangnya. Duh jadi nggak nyaman tidurnya.” Argan, 31 tahun

3. Takut muntah kalau membersihkan pup si kecil

“Saya takut banget muntah ketika membersihkan pup si kecil dan ini membuat si kecil merasa saya nggak sayang sama dia. Hahahaha, berlebihan ya kesannya, tapi serius deh saya takut banget sampai itu terjadi.” Wisnu, 30 tahun

4. Saya takut bayi saya meninggal

“Mendengar berita tentang berbagai macam penyakit saat ini membuat saya selalu khawatir begitu anak saya sakit. Mau itu sekadar batuk pilek, pikiran saya sudah ke mana-mana. Habisnya, sekarang penyakit ajaib-ajaib. Mau nggak baca berita nanti malah kudet, begitu baca malah super parno *__*.” Yohanes, 33 tahun

5. Apakah anak saya bahagia?

“Semakin banyak dapat link-link berita dari istri tentang psikologis anak, saya malah semakin khawatir apakah anak saya adalah bayi yang bahagia atau tidak. Habisnya, ada kan ibu-ibu psikolog yang hobinya nakut-nakutin. Walaupun sekarang anak saya baru berusia 1 tahun, tapi saya sudah bingung bagaimana harus bersikap kalau kelak dia melakukan kesalahan. Marah-marah katanya nggak boleh, tapi kalau terlalu baik nanti anak jadi ‘lemah’. Aku kudu piye?? “ Yogi, 27 tahun

Dan, sebagian besar dari para ayah merasa gengsi kalau harus mengakui ketakutan-ketakutan yang dia miliki. Alasannya? Laki-laki kan harus setrrrrooooooong dong. Makanya, sebagai pasangan, kita juga harus paham kalau laki-laki yang kita nikahi ini, laki-laki yang menjadi ayah dari anak kita, juga manusia biasa yang bisa takut, merasa lemah dan butuh teman curhat ;).

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan