Sorry, we couldn't find any article matching ''
Jangan Katakan 4 Hal Ini Kepada Mereka yang Mencoba Bayi Tabung
Pasangan yang melakukan bayi tabung, pasti mempunyai alasan yang kuat, sampai tindakan ini diambil. Jadi nggak usah menambahkan beban dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan nggak penting seperti di bawah ini.
Suatu hari saya pernah mendapatkan curhatan pilu dari seorang teman. Tentang bagaimana ia harus mengelus dada berulang kali, atas komentar “rahang-rahang enteng”, mengenai kehidupan pernikahannya yang belum dikaruniai anak. Berjuang hampir 9 tahun, pada akhirnya mereka memutuskan berusaha dengan proses bayi tabung.
Baca juga: Para Suami, Jangan Hanya Salahkan Istri Jika Belum Memiliki Anak
Kali kedua mereka menjalani proses ini. Dan ternyata ujian menerima ocehan nyinyir dari lingkungan sekitarnya belum juga reda. Ditambah harus melalukan serangkaian persiapan fisik dan psikis yang nggak mudah juga, kan? Belum lagi soal biaya, yang bisa buat bayar uang muka rumah atau malah bisa terbeli sebuah mobil. Saya berbicara soal dana ratusan juta, lalu harus ditambah pertanyaan-pertanyaan silly, yang sebaiknya dipendam! Supaya yang sedang berusaha mendapatkan keturunan dari bayi tabung merasa didukung, bukan malah tersudut!
Baca juga: 10 Cara Kelola Stres untuk ‘Memudahkan’ Program Hamil
Dari hasil obrolan kami, saya berhasil mengumpulkan pertanyaan konyol apa saja, yang sempat diterima teman saya. Daaaaan, tolong, jangan ulangi kebodohan segelintir orang-orang di luar sana, ya, mommies.
1. Memang, masalahnya apa, sih?
Ini ibarat mengorek luka lama yang sebentar lagi diharapkan untuk sembuh. Logikanya, kalau pasangan sudah ambil keputusan untuk bayi tabung, atau cara lainnya, kemungkinan besar ada masalah untuk punya keturunan dengan cara alami, mommies setuju? Jika ada orang yang melontarkan pertanyaan ini, saya pikir bukan cara yang bijak untuk menunjukkan mommies sedang mendukung mereka.
2. Kenapa nggak coba alternatif dulu?
Coba ulang 3 – 5 kali model pertanyaan yang akan mommies lontarkan. Lalu tanyakan lagi ke diri mommies sendiri. “Penting nggak, nih, saya tanyakan ke dia? Bisa menguatkan niat, atau malah menjatuhkan semangatnya?”. Persoalan reproduksi atau masalah kesehatan lainnya, bukan sesuatu yang simsalabim, bisa diselesaikan dengan metode alternatif. Selain tidak berdasarkan ilmu pengetahuan yang valid. Pengobatan alternatif biasanya diambil, karena prinsip “katanya”, bukan based evidence yang bisa dipertanggungjawabkan. Cukup bertolakan belakang, kan, dengan cara ilmu kedokteran yang sedang ditempuh si pasangan?
3. Menceritakan kegagalan seseorang yang dia kenal, menjalankan program bayi tabung
Alihkan ke cerita yang auranya lebih positif. Misalnya cerita, tentang keberhasilan program bayi tabung dari artikel yang pernah dibaca. Dan malah, ada kemungkinan bisa kembar laki-laki dan perempuan. Bakar semangatnya, tapi tetap kasih penerawangan yang logis. Karena dari hasil pengamatan saya, di momen ini, pasangan juga harus siap gagal.
4. Memberikan referensi RS dan dokter tanpa diminta
Setelah tahu tempat melakukan bayi tabung di RS mana dan dengan dokter siapa. Eh kok malah kasih referensi RS dan dokter lain? Percaya deh, mommies. Dari apa yang saksikan sendiri. Teman saya ini, sudah “kenyang” mencoba konsultasi dengan sekian dokter di beberapa rumah sakit. Bahkan tak jarang, menurut teman saya, ada yang sudah mencoba di RS dan dokter di beberapa negara. Kecuali, yang bersangkutan meminta referensi, silakan mommies jawab sesuai kapasitas yang ada. Tapi jangan mengada-ngada, ya. Kalau nggak tahu, yang bilang nggak tahu, atau bantu tanyakan ke lingkaran pertemanan, di sekitar kita.
Baca juga: 10 Dokter Kandungan Favorit Para Mommies
Ada yang mau menambahkan sesuai dengan pengalaman pribadi, silakan, kami tunggu :)
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS